Empat Belas

12.6K 387 52
                                    

Republish

mmm... entah knpa kalo ngetik mlm2, pikiranku suka error! U know what, I cant stop my imagine, Wkwkwkkk... #peace.

Bwt yg di bawah umur, mahap hari ini mungkin vulgar lagi,, #plakkk hihihii.. *ngikikDevil
bwt yg nunggu Steve silahkan dibacalah, mhap uploadnya lama yoo.. O:)

When Feeling Coming Closer



 "Jaga diri baik-baik ya sayang. Jangan lupa telat makan, terus jangan nakal juga. Untung sekarang anak Mama sudah tunangan sama Stephen, Mama jadi lega dan enggak khawatir lagi meninggalkan kamu di sini tanpa Jordan, Mom sama Pap." Kata Mama lega sambil menghapus air mata yang mengalir, saat di depan gate pintu masuk chek bandara.

Miki memutar kedua bola matanya. Di jari manisnya kini memang tidak kosong lagi, karena cincin pertunangan Steve sudah melingkar dengan erat di jari manisnya, sekarang Miki resmi sebagai tunangannya Steve. "Yah, Mom... Kan masih tunangan belom nikahan juga. Jadi boleh nakal sebelum married kali." Celetuk Miki asal, yang langsung disambut pelototan mata dari Stephen yang berdiri di sampingnya. Ups! Hihihi... Miki terkikik.

Kepala Steve menoleh menatap Senna, Mama Miki. "Mom Senna dan Papi, lebih baik pulangnya ditunda saja dulu. Karena mending lebih baik besok langsung ke KUA aja. Lebih cepat lebih bagus, bukan. Jadi Mimi enggak bakalan bisa nakal lagi. Nakalnya bisa sama Steve aja." ucap Steve dengan wajah serius tapi menggoda ke arah Miki.

Yang langsung disambut anggukan Pap sama Mom. "Hmm... boleh juga tuh, gimana Pap?" toleh Mami.

Papi mengangkat kedua alisnya, "Bisa juga..." jawab Papi, ngangguk-ngangguk setuju.

Kali ini giliran mata Miki yang melebar membulat. "Hell Noooo...." Jeritnya langsung kaget. "Jangan bercanda ya!?"

Steve menoleh, mengerutkan kening menatapnya. "Why not? I thought you like the way I kissed you, baby." Seringai Steve.

Slerppp. Seluruh wajah Miki langsung memerah mendengar pernyataan arogan Stephen di hadapan Papa, Mama dan Juga Jordan dan mungkin juga yang terdengar di sekitar mereka.

Jordan memutar kedua bola matanya. "Dear pasangan mesum. Lebih baik, jangan kalian pamerkan kemesraan kalian itu dihadapan orang kali. Dasar!" dengus Jordan sambil memanggul tas ranselnya menggeleng.

Steve tertawa. "You're jealous, dude." Kekehnya renyah.

Jordan memutar kedua bola matanya kembali. "Me? Jealous with both of you? Hah! Jangan bercanda.." dengus Jordan geli geleng-geleng kepala. Buat apa dirinya cemburu dengan dua pasangan, yang satunya posesif berlebih dan yang satu ogah-ogahan tapi akhirnya menyukai juga segala tindak tanduk Steve. Pasangan abnormal! Ia harus mencari kekasih yang normal, kalau tidak pasti menjadi seabnormal seperti Miki dan Steve. Jordan menggeleng.

"Yah, pokoknya, bro. Jagain baik-baik adik gue selama gue pergi. Enggak boleh lecet, cet. Dan harus utuh tuh! Sempurna seperti sedia kala saat gue tinggalin!"

Dukkk!!

"Aow!!!" jerit Jordan nyaring memegang kakinya yang sakit, saat Miki sukses menginjak kakinya dengan sepatu high heelsnya. "Miki!!!" lotot Jordan dan melotot pada Steve juga yang ikut tertawa dengan menutup mulutnya.

"Apa?! Lo kira gue barang!!" marah Miki.

Jordan masih meringis merasakan denyut pada kakinya, gara-gara tendangan keras Miki. "Yah.. siapa tahu kan saat gue balik lho udah bunting dan gue jadi unlce termuda dan tertampan di seluruh dun..." Jordan cepat mengangkat kakinya dan menjauh dari adiknya saat Miki mengangkat dan bersiap-siap ingin menendang kaki sebelahnya lagi. "Yah... Pokoknya Steve, lo kudu, wajib, belum boleh perawanin adik gue sampe kalian nikah! Titik! Gue enggak mau jadi paman muda ya!" lanjut Jordan dari jauh dan segera masuk ke dalam ruang check in kabur dari Miki yang sudah berteriak kesal setengah mati pada dirinya.

Always My Devil ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang