Always My Devil Man

Enam

Republish

Come back-nya si 'Devil Man'

Ada apaan sih? Dari tadi Miki merasa ada sesuatu yang aneh dan firasatnya juga mengatakan kalau sesuatu yang buruk bakalan terjadi sebentar lagi. selama ini Miki selalu mengandal firasatnya. Firasatnya kali ini tidak mungkin salah. Gelagat Abangnya juga semakin aneh. Tapi Miki tidak tahu apa yang sedang terjadi?

"Jordan! Kamu belum bilang sama adik kamu ya?" tanya Mama dengan marah dan penuh selidik.

"Kan biar surprise, Mom." Bela Jordan.

Mama menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak Laki sulung satu-satunya, "Jordan, Jordan.. Kamu kan udah Momy bilangin buat kasih tahu lebih dulu sama Adik kamu. Kamu ini gimana sih Jordan. Jangan bilang kalau kamu sengaja..." omel Mamanya panjang lebar.

Papanya menggeleng-geleng kepala melihat Jordan. Anak laki-laki tertuanya yang sebantar lagi beranjak dewasa dan sudah mau Kuliah, tapi sifat usilnya masih saja tidak hilang-hilang.

Miki beringsut memeluk lengan Papinya. Mendongakkan kepala menatap wajah Papi yang masih tetap sama tidak berubah, tetap ganteng dan penuh wibawa. Persis Jordan kalau sudah berumur 40 tahunan nanti, Jordan masa depan. Untung saja sifat Papanya enggak usil kayak Jordan. Ieh! Amit-amit dah. Gak kebayang diumur Papanya yang empat puluh usilnya kaya Jordan. Ieeeehh... buang jauh-jauhhh... Usir Miki pada bayangannya.

"Ada apaan sih, Pi?" tanya Miki manja. Maklum udah lama gak ketemu sama Papanya. Jadi, biar bermanja-manja dulu puas-puas.

Belum Papanya mau menjawab sudah ada suara yang menyahut dari belakang mereka semua yang baru keluar dari pintu gate penumpang yang terakhir.

"Wah.. wah... Ternyata si Mimi belum berubah juga ya? Masih tetap pendek dan mini, cengeng plus manja..." kekehnya dengan suara bas yang seksi.

Raut wajah Miki yang tadinya tersenyum langsung masam, mendengar nada yang yang menghina padanya.

Waaah! Siapa tuh? Kurang ajar banget jadi orang! Bilang gue Mini, pendek, cengeng, sama manja pula! Siapa sih nih orang! Belum pernah dipites nih!!!

Mereka semua berbalik ke arah suara yang baru saja datang. Senyum Jordan langsung mengembang begitu melihat orang yang ditunggu akhirnya datang. Matanya segera beralih pada Miki siap menanti reaksi adeknya itu.

Mama mendesah lega. "Itu dia... Tante kira kamu menghilang kemana sayang..."

Cowok itu tersenyum ramah. "Gak kemana-mana kok, Tan. Tadi lagi nunggu koper aja sekalian. Soalnya Oom dan Tanten tadi langsung menuju pintu keluar. Makanya agak lamaan nunggu koper." Jawabnya fasih dengan bahasa Indonesia tapi masih ada aksen Inggrisnya.

Wajah Mama langsung memerah. "Aduh, maaf, ya. Tante sama Oom sudah kangen berat sama anak-anak jadi enggak sadar langsung menuju pintu keluar. Tante jadi ngerepotin kamu, nih." Sahut Mama jadi tidak enak dan malu. Dalam hati Jordan ngedumil. Momy malu-maluin.

Cowok itu terkekeh "Enggak, apa-apa kok, Tan. Kan sekalian." Jawabnya ringan.

Miki menatap dari balik lengan Papanya. Ia menatap cowok tinggi berkulit putih yang hampir sama dengan tingginya Jordan, 187 senti. Cowok itu sedikit lebih kurus dari badan Jordan yang tinggi dan berisi, proposional. Dan suara bassnya tadi seksi banget. Diantara semua orang hanya satu orang yang sering memanggilnya dengan nama Mimi, tapi itu dulu waktu mereka masih tinggal di London sekeluarga dan sudah lama banget, gak mungkin orang itu kan?!

Kening Miki berkerut. Siapa? Sepertinya ia familiar dengan wajah tampan itu dan warna matanya yang sebiru lautan... biru es. Tapi dimana..? Lalu ketika seringaian itu muncul. Seringaian khas yang tidak pernah Miki lupakan seumur hidupnya yang membuat awal mimpi buruknya. Kini Miki kenal siapa cowok yang sekarang berdiri di hadapannya ini. Wajahnya langsung memucat. Dan tubuhnya langsung kaku dilengan Papanya, tanpa sadar memegang erat lengan Papanya. Dan tidak memperhatikan Papanya yang mengaduh kesakitan karena eratnya genggaman Miki.