Republish
This Story I dedicate for @wwidiastuti34 yang sudah dgn setia menunggu Steve, walo updatenya bertaun-taun baru muncul, hihiii #plakkk *gmpar Author, @Widi <- manggil sok akrab-hope you like this part. ^^ :*
and I present for @Ciciyou & @Tiwi and for all readers yang sudah baca cerita ini. So thank you so much...
Baby I miss U (Back hug)
"Ya. Jordan. She's fine. Uncle Tony mengatakan Mimi baik-baik saja. Tidak. Tidak ada yang fatal. Mimi hanya trauma dikepala dan terkena gegar otak. So far... she's well. Ya. Dan tolong katakan pada Papi dan Momy, mereka berdua tidak perlu datang kemari. Buat lo juga. Lo selesaikan saja kuliah lo di sana, cukup gue yang menjaganya di sini."
Mematikan telpon sambungan dari Jakarta-London, untuk pertama kalinya dalam hidupku, akhirnya aku bisa bernapas dengan lega. God... Memejamkan mata sebentar sebelum membuka kembali aku memandang Mimi yang masih menutup matanya dengan selang infus oksigen yang menutupi permukaan hidung dan mulutnya untuk membantu pernapasannya. Tidak ada yang berubah. Mimiku masih terlihat seperti orang tertidur. Uncle Tony sudah mengatakan berulang kali Mimi akan siuman, kalau beruntung hari ini atau 3 hari ke depan. Itu! Seperti 3 tahun bagiku.
Tell me... How's your feeling? To see your baby get crush front of you? Crush? Pain? Even dead! Oh yah. That's my feeling. Aku merasa seperti orang mati. Hatiku ikut merasakan mati. Tidak adil. Tidak adil kalau sampai hanya aku yang hidup. No! I won't let it go. Aku hanya bisa bersumpah siapa yang sudah menyakiti babyku mendapatkan balasannya. That's my promise!
Tangan yang sedari tidak pernah aku lepaskan genggamannya barang sedetikpun. Tidak. Aku tidak akan pernah meninggalkannya di sini seorang diri sampai siuman, aku merasakan gerakan samar dalam genggamanku. Baby!!!
Menunduk aku mendekatkan tubuhku ke arah Mimi. God please help my baby for wake up now....
Seperti sebuah keajaiban, doaku terjawab. Aku melihat bulu kelopak lentik Mimiku tergetar sebelum terbuka. Oh thanks God. Betapa lega dan gembiranya, melihat babyku membuka matanya.
"Baby...." Desahku penuh kelegaan membelai pipi Mimi.
Mengerjapkan matanya, Mimi mengalihkan pandangannya ke arahku lalu mata gelap itu menatapku kabur tapi perlahan mulai pokus.
"How's your feeling, baby?" tanyaku lagi menatapnya tanpa lepas sedetikpun.
Meringis. Mimi mengarahkan pandangannya ke arah lain. Mengenali tempat di mana dirinya berada. "Hurt..." jawabnya dengan suara serak kembali menatapku. Keningnya berkerut.
"Do you need something, baby? Let me put in for you.".
Mimi menggelengkan kepalanya. Menatapku. Keningnya berkerut semakin dalam menatapku. "Do I know you...?" tanyanya dengan tatapan mata bingung dan meringis memegang kepalanya.
Membeku.
Itu respon pertamaku mendengar pertanyaan Mimi. Doesn't she know me? Apa dia melupakanku? Sesuatu pasti salah pada sekrup dikepalanya. Bagaimana bisa Mimi melupakan orang yang dicintainya?
Detik berikutnya aku mendengar suara gelak tawa serak keluar dari mulut Mimi. Aku menatapnya masih dengan wajah membeku.
"I'm kidding, Steve. How's it? Apa aku sudah terlihat seperti aktor hebat?" tanya Mimi membuatku masih menatapnya mematung. Bercanda dia bilang? Bercanda! That's not funny at all. She's making me wanna die!
KAMU SEDANG MEMBACA
Always My Devil Man
RomanceWelcome to Devil Man First Series. My first stories Enjoy, stories Steve & Miki crta anak q yg 1 sygi mereka ya 🤗😄❤ WARN!!!⛔⚠️🚫 #absurd #stories #romance #adult Karena bagian cerita yg aku private dah berubah j...