Prologue : Time Machine

3.6K 35 1
                                    

What should I do?

What should I live?

I don't know because I'm alive forever

After being the experiment subject

~*~

27 Juli 2005, Brickstone

"Persiapannya sudah selesai, prof"

"Oh ya?" terdengar suara serak dan berat "Bawa 'dia' kemari"

Asisten professor yang berdiri disana pun membungkuk kemudian keluar dari ruangan. Terlihat laboratorium yang cukup modern itu sangat ramai. Bukan hanya professor dan asistennya saja, juga para petinggi Negara berada di sana, menyaksikan hasil akhir eksperimen sang professor selama 15 tahun lebih itu.

Hanya beberapa saat, seorang gadis bersurai merah masuk ke dalam ruangan bersama asisten professor yang keluar tadi. "Memanggilku, pa?" ucapnya dingin. Iris birunya menatap tajam sang professor, jelas-jelas menunjukkan kebencian.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan, bukan?" Tanya sang professor lalu berpindah ke depan layar. Gadis itu menghela napas pelan lalu segera berbaring diatas tempat tidur. Asisten professor yang berada disana pun segera memasang berbagai macam kabel ke tubuh sang gadis, juga mengikat gadis itu ke tempat tidur.

"Ini yang terakhir" gumam gadis itu lalu memejamkan mata.

"Semuanya sudah selesai, prof"

Sang professor mengangguk lalu membalikkan badan. Terlihat sederet petinggi Negara yang menyaksikan dari atas. Ia membungkuk , memberi hormat, kemudian berbalik ke layarnya lagi. "Mulai" ucapnya memberikan kode.

Terdengar suara mesin yang diaktifkan disana.

"Program started"

Gadis bersurai merah yang awalnya tidur dengan tenang menunjukkan raut wajah kesakitan.

"20% completed"

Gadis itu mengepalkan kedua telapak tangannya, menahan rasa sakit sengatan listrik yang diterimanya. Sedangkan professor itu tersenyum puas, gila.

"40% completed"

Kali ini gadis itu menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menjerit. Terlihat perubahan pada rambutnya yang semula berwarna merah pun memudar perlahan, mengubahnya menjadi merah muda.

"50% completed"

"Ya, benar begitu..." Gumam professor gila itu, senang dengan hasilnya sejauh ini. Gadis itu mulai mengeram kesakitan. Ia membuka matanya dan menatap lurus kearah lampu.

Setengah jam pun berlalu.

"70% completed"

Masih terdengar suara mesin yang memberitahukan perkembangan eksperiment ini. Salah satu petinggi Negara yang berseragam tentara diatas sana terlihat tersenyum puas. Ia terlihat berbisik dengan yang duduk disebelahnya. "Ini akan jadi sangat mahal" bisiknya.

"75% comple-"

Tiba-tiba terdengar suara sirine memenuhi ruangan dan juga lampu ruangan tersebut berubah menjadi merah. Asisten-asisten professor yang berada disana mulai panik.

"Cek disebelah sana!"

"Perbaiki programnya!"

"Kita tidak boleh gagal kali ini!"

Terdengar suara jeritan dan keadaan pun menjadi heboh. Tentara yang awalnya menonton dengan senang dan tenang pun langsung berdiri dan berjalan kearah kaca untuk melihat lebih dekat.

"A-akh!" jerit gadis itu. Warna rambutnya hampir seluruhnya berubah, menyisakan sedikit gradasi merah pada ujungnya.

"80% completed"

BLAM!

Terdengar suara ledakan cukup kuat dari sebelah barat dan semuanya pun berubah gelap.

A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang