Part 5 : Kelvin Calgaround

497 5 0
                                    


Have you ever felt excited to see someone future?

It must be nice right?

But...

Do you know how hard to see peope dying?

~*~

"Kau yakin mau masuk ke public school sekarang?"

Aku menoleh ke gadis itu "Aku harus belajar untuk bersosialisasi kan?"

Gadis itu, Cassie, hanya mengangguk dan tidak mau melepaskan genggaman tangannya padaku.

Cassie adalah tetanggaku dan juga sahabatku sejak kecil. Kami berdua selalu bersama dan dia yang selalu menemaniku dirumah. Aku yang biasanya homeschooling kali ini memilih untuk masuk sekolah publik, aku tidak boleh sembunyi terus, kan?

Aku masuk ke dalam kelasku. Baru saja satu langkah, aku langsung membeku dan keringat dingin. Semua penglihatan masa depan siswa yang ada dikelasku langsung terlihat. Aku bisa melihat dengan jelas bagaimana mereka akan meninggal.

"Kel..." aku merasa tanganku diremas kuat. Aku menoleh lalu tersenyum padanya "Tidak apa-ap-"

BRUK!

"Ouch..." aku mengelus kepalaku yang terantuk pintu karena sebelumnya ada yang mendorongku dengan kuat. Satu-satunya yang dapat kulihat sebelum jatuh adalah tirai rambut hitam.

"Kel!" Cassie langsung membantuku berdiri.

"Tidak apa-apa Cas..." aku tersenyum lalu melepaskan genggamannya "Sana masuk ke kelasmu" aku mengacak rambutnya sebelum masuk kekelasku sendiri, meninggalkan Cassie yang berjalan ke kelasnya. Aku menuju ke bangku paling belakang dan duduk disana.

Tidak lama setelah bel masuk berbunyi, seorang guru masuk dengan seorang gadis mengikuti dari belakang. Yang bisa kulihat dari gadis itu hanya rambutnya yang panjang menutupi wajahnya. Ia berjalan ke arahku lalu berhenti tepat dihadapanku.

Menyadari sesuatu, aku langsung berdiri "Ah, maaf" ucapku, menurut tebakanku, ini tempat duduknya dan benar saja setelah aku berdiri dan sedikit melangkah menjauh, ia yang duduk disana. Aku berusaha mencari tempat kosong di daerah belakang tetapi tidak ada. Aku menghela napas lalu berjalan ke depan, kearah sang guru. "Maaf, saya murid baru disini" ucapku sopan saat berada dihadapan Mr.Richter. "Namaku Kelvin Calgaround."

"Anak...Gilbert Calgaround?" Tanya Mr.Richter dengan nada terkejut. Aku hanya megangguk. "Yang disana, pindah kedepan!" aku melihat Mr.Richter menunjuk anak laki-laki yang duduk disamping gadis berambut tirai. Setelah anak laki-laki itu pindah, aku pun duduk disana, disebelah gadis itu.

Selama pelajaran, aku terus-menerus menoleh ke sebelah, penasaran. Tidak seperti biasanya, aku tidak bisa melihat bagaimana dia akan meninggal, aku hanya bisa melihat masa depannya tetapi tidak bisa melihatnya meninggal. Ini aneh, membuatku benar-benar penasaran.

~*~

Saat pulang sekolah, aku berhenti di perpustakaan umum dengan sebuah alasan konyol. Aku memilih acak sebuah buku lalu duduk menghadap ke jendela, menunggu seseorang. Didalam penglihtanku, aku bisa melihat gadis berambut tirai itu melewati perpustakaan ini saat pulang dan benar saja, baru saja dipikirkan, gadis itu berjalan melewati perpustakaan sambil menunduk. Tanpa sadar, bibirku terangkat membentuk senyuman.

~*~

"Bintang apa itu?" gumamku. Saat berada di rumah, aku lebih suka menghabiskan waktuku di perpustakaan pribadi yang memiliki atap transparan yang terbuat dari kaca tebal. Aku sengaja meminta ruangannya dibuat seperti ini agar bisa melihat bintang saat malam.

Saat merasa cukup, aku berpindah dari tempat dudukku dan menuju ke piano yang terletak di sudut ruangan. Tanganku menari-nari diatasnya. "I never say goodbye, someone tell me why~" mulutku bergerak, membunyikan nada-nada. Aku menutup mataku untuk menikmatinya. Bayangan gadis berambut tirai itu muncul di kepalaku, melihatnya disiksa oleh keluarganya, membuatku cukup geram.

"That you're not alone, I'm here with you..."

Bayangan gadis itu perlahan berubah menjadi masa depan tiap orang yang sekelas denganku, melihat bagaimana mereka meninggal beberapa saat sebelum semuanya menggelap dan aku jatuh dari kursi.

Cassie datang tepat saat aku pingsan. Ia yang panik langsung memberikan pertolongan pertama yang biasa ia lakukan saat aku pingsan, membuatku cepat tersadar. Aku membuka mataku dan menatap wajahnya "Maaf, Cass" ucapku meminta maaf karena mengkhawatirkannya.

~*~

Keesokan paginya, aku menemui ayahku untuk memberitahukan kalau aku tidak sanggup untuk melanjutkan sekolahku di sekolah umum. Ayahku, Earl Calgaround, hanya tersenyum dan memberitahu kalau hal ini akan terjadi.

"Kamu bisa kembali ke homeschooling hari ini tetapi Cassie tidak bisa menemanimu" ucap Earl Calgaround yang hanya kutanggapi dengan anggukan dan senyuman kecil "Tetapi aku sudah mempersiapkan seorang lainnya untuk menemanimu, dia akan datang satu jam lagi."

Aku tersenyum lebar, aku tahu kalau ayahku tidak mungkin membiarkanku sendirian. He is the best father.

~*~

Aku mengetuk pintu ruang guru tiga kali sebelum melangkah masuk untuk menemui wali kelasku. Ia memberitahu kalau aku akan pindah sekolah mendadak, aku hanya menghela napas kecil.

Setelah dari ruang guru, aku diantar oleh mobil sekolah ke tempat yang tidak aku tahu. Selama perjalanan aku hanya melamun menatap keluar jendela. Setelah perjalanan yang cukup lama, mobil mulai memasuki halaman rumah yang cukup luas. Aku tahu dimana ini,kediaman Calgaround, nenekku pernah membawaku kesini dulu.

Aku turun dari mobil sambil membawa barang-barangku. Baru saja berjalan beberapa langkah, terlihat 2 orang maid yang datang untuk mengangkat barang-barangku, kubiarkan saja.

"Hai, Fiorella Malvacea" terdengar suara berat laki-laki memanggil namaku. Aku mengangkat kepalaku, melihat siapa yang memanggilku dari tirai rambut ini. Orang yang sangat kukenal berdiri didepanku, Gilbert Calgaround dan Alicia Calgaround. Aku hanya membungkuk kecil.

Aku bisa melihat sang Earl tersenyum kearahku. "Bagaimana kabarmu? Baik? Sudah lama tidak bertemu, kamu sudah sebesar ini rupanya." Aku hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Dan oh ya, bagaimana kabar ayahmu dan juga Fiorel?"

Mendengar nama Fiorel, tubuhku langsung menegang.

"Bukankah tidak sopan untuk menanyakan hal itu?" terdengar suara yang berasal dari arah tangga. Aku mengangkat kepalaku dan menoleh kea rah datangnya suara. Ya, itu dia, Kelvin Calgaround yang berjalan menuruni tangga dengan setelan Knight. Harus kuakui, dia memang terlihat menarik dalam setelan itu, sangat tampan malah.

"Selamat datang" ucapnya sopan lalu menarik tanganku dan mencium telapak tanganku. Secara refleks kutarik tanganku kembali, membuatnya terkekeh kecil. Setelahnya, Earl Calgaround memberitahu kalau aku akan homeschooling disini, bersama putra tunggalnya.

Mendengar hal itu, aku hanya bisa berdiri mebeku sambil menatap mereka dengan tatapan yang tidak bisa mereka lihat dan tidak bisa kuartikan sendiri.

~*~

Continued...

Maaf ya updatenya telat, semalam beneran lupa update huhu.

A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang