Part 1

16.2K 488 16
                                    

"Ren, lo jadi ikut ke perpus nggak?" tanya Olla

"Nggak deh La, gue lagi bingung mikirin cafe gue nih. Banyak yang harus dibenahi biar makin maju" kata Rena

"Lo tu kebiasan deh, kalau lagi urusin cafe terus aja nggak ada berhentinya. Tapi kalau udah ngomongin cinta aja langsung ngambek." jelas Olla sambil beranjak pergi meninggalkan sahabatnya

"Biarin, kan kalau ngurusin cafe dapet duit, tapi kalau ngomongin cinta dapet apa coba?" gerutu Rena sambil membereskan buku dan langsung beranjak ke cafenya

Gabriella Renata Kusuma cewek berusia 23 tahun, mahasiswa jurusan psikologi semester akhir. Banyak orangnya bilang kalau dia cantik tapi dia nggak terlalu menampilkannya. Walau masih muda ia sudah punya cafe yang ia bangun sendiri dari uang tabungannya. Banyak yang bilang suka sama dia tapi dia menolaknya karena kejadian di masa lalu yang membuatnya trauma

Sesampainya di cafe ia disambut oleh para pegawai.

"Siang mbak Rena" sapanya

"Siang juga Bara, oh ya tau Silvi dimana nggak, kalau ketemu tolong bilang ke dia aku tunggu di ruanganku, makasih ya" kata Rena beranjak menuju ruangannya yang di desain khusus, pada bagian samping dekat dengan taman cafe di bagian luar. Ia membuka gorden dan jendela kemudian langsung duduk pada sofa yang di susun menghadap langsung ke taman

"Aaaahhh, sejuknya.. Dengerin lagu enak nih" katanya sambil mengeluarkan iponenya memencet beberapa tombol dan suara lagupun mulai mengalun, ia mengikuti setiap liriknya dengan lancar sampai suara ketukan pintu pun terdengar

"Masuk" kata Rena mengalihkan pandangannya ke sumber suara

"Kenapa cari saya mbak?" tanya Silvi

"Duduk dulu Sil, udah santai aja nggak papa kan umur kita nggak jauh berbeda." jawab Rena sambil menunjuk sofa yang berada di kanan Rena

"Iya mbak" kata Silvi menurut

"Gimana pemasukan cafe selama sebulan ini, ada peningkatan nggak atau malah mngelami penurunan?" tanya Rena sambil mengeluarkan buku sketsanya

"Sama seperti bulan lalu mbak, tapi mengalami sedikit penurunan. Ini coba di cek dulu deh" kata Silvi menyodorkan buku pemasukan cafe

"Kamu punya ide nggak buat ningkatin pemasukan cafe Sil?" tanya Rena

"Menurut aku,  gimana kalau kita merubah sedikit penataan ruang mbak soalnya banyak pengunjung yang mulai bosan dengan tatanan ruang yang seperti itu, di buat baru gitu?"

"Boleh juga ide kamu, aku tadi juga berfikir seperti itu bahkan aku juga udah nyiapin konsepnya. Oh ya, buat menunya ada inovasi baru nggak?"

"Jadi kita sempet mikir kalau bakal ada menu mengikuti hal yang sedang trend. Mungkin bakal di masukin ke menu minggu depan mbak"

"Oke, mungkin untuk beberapa hari ini aku masih ada ujian jadi aku percayain cafe ini sama kamu. Dan mungkin setelah itu bakal aku renovasi ulang buat ruangannya." kata Rena

"Oke mbak. Mbak Rena mau coba menu barunya? Gimana kalau aku bawain menunya kesini?" tawar Silvi

"Nggak usah Sil, bungkusin aja soalnya ini aku mau balik ke apartemen banyak tugas sama mau nyelesain skripsi" kata Rena

"Oke mbak, segera  disiapkan. Permisi" pamit Silvi meninggalkan ruangan Rena

Bagi Rena, Silvi seperti adiknya dan sahabatnya selain Olla dan Berta, dulu ia tidak sengaja bertemu Silvi di jalan. Saat itu ia melihat Silvi yang menjual bunga di pinggir jalan dan ia menghentikan mobilnya untuk membeli bunga. Tapi ia merasa kasihan dan memutuskan untuk mengajak Silvi membantunya mengurus cafe ketika dia sedang kuliah. Meskipun masih 20 tahun, ia sangat giat dalam bekerja, Silvi anak yatim piatu sempet tidak di perbolehkan oleh orang tuanya namun Rena tetap mempekerjakaan dan mencarikan tempat tinggal untuk Silvi.

Second Chances (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang