The First Kiss?! #1

902 68 10
                                    

"Kamu sendiri yang dulu main nyosor kan?"

.
.
.

Sinar mentari tampak sangat terik hari ini. Membuat kulit putih susu gadis remaja berumur 19 tahun tersebut terasa terbakar. Sembari menghalau sinar mentari yang sangat panas, tangan kanannya terangkat melindungi dirinya walau barang setengah. Kim Hyerim. Nama gadis yang tengah menggerutu tersebut. Ayoklah bagaimana dirinya tidak kesal setengah mati bila Sang Suami yang umurnya berjarak 7 tahun diatasnya, terlambat menjemputnya. Sudah hampir 2 jam lebih Hyerim menanti dengan manis di depan Seoul National Unniversity. Ditemani oleh sang mentari panas dan asap kendaraan yang melaju.

"Hyerim-ah,"

Oh datang juga, gumam Hyerim dalam hati masih dengan lipatan bibirnya yang mengerucut. Luhan, si suami ternyebalkan sejagat raya-menurut Hyerim, tengah tersenyum dan menghampirinya kemudian merangkul gadis bermarga Kim tersebut.

"Apa sudah menunggu lama?" tanya Luhan.

Pertanyaan bodoh macam apa itu? Rutuk Hyerim dalam hati. Tanpa mempedulikan Luhan, Hyerim langsung melangkah masuk ke mobil bermerk renault berwarna biru milik Luhan. Sudah diduga oleh Luhan bahwa Hyerim pasti ngambek tak kala dirinya menjemput istri yang lebih bisa disebut adiknya itu lantaran sifat bocah Hyerim. Hyerim masih puasa bicara meskipun renault biru milik Luhan sudah melaju dipermukaan jalan raya Seoul.

"Hyerim sayangg~," Luhan memanggil dengan suara aegyonya setelah menepikan mobilnya dan kedua suami-istri tersebut turun di depan rumah minimalis keduanya.

Hyerim merasa tambah jengkel mendengarnya, langsung saja kedua alat berjalannya itu menuntunnya masuk ke rumah yang ruang utamanya dipenuhi foto-foto masa kecil Luhan dan Hyerim sampai saat ini.

Merasa dikacangi, Luhan menyamakan langkahnya dengan Hyerim yang masih setia menekuk wajah manisnya tanpa berpaling menatap Luhan. Luhan pun tersenyum simpul dan mencium pipi Hyerim secepat kilat, yang dicium langsung membeku dan menatap horror Sang Suami yang tengah tersenyum konyol.

"YAK! AHJUSSI! APA YANG KAU LAKUKAN HUH?!" semprot Hyerim tambah jengkel.

Yang disemprot malahan tersenyum makin lebar, "Abis kamu ngambeknya belum selesai-selesai daritadi," ucap Luhan sambil mengedikkan bahu acuh, "Dan jangan panggil aku ahjussi, bocah." seru Luhan yang lalu menyentil dahi Hyerim.

"Kau kan memang ahjussi," gerutu Hyerim sambil memandang Luhan mengejek. "Dan dosa apa aku dicium ahjussi-ahjussi cantik sepertimu."

Luhan membelalakan matanya mendengar penuturan Hyerim yang tengah tertawa sinis. Sekarang beralihlah Luhan yang ngambek karena istrinya tersebut. Lelaki berdarah China tersebut memalingkan wajahnya dan saat itu pula mata Luhan bertemu dengan figura yang berisi foto dirinya saat berumur 14 tahun yang pipinya tengah dicium bocah cilik perempuan berumur 7 tahun. Yup, bocah perempuan itu adalah Hyerim. Luhan menarik ujung bibirnya membentuk sebuah smirk dan lalu menatap jahil Hyerim yang tengah menatapnya juga.

"Apakah kamu ingat ciuman pertama kita?" tanya Luhan membuat dahi Hyerim berkerut.

"Ciuman pertama? Saat pernikahan kita 1 tahun lalu?" bingung Hyerim. Luhan menggeleng masih disertai senyum miringnya dan tambah membuat Hyerim bingung.

"Dua belas tahun yang lalu lah ciuman pertama kita terjadi," ucap Luhan sambil mendekati Hyerim yang reflek mencodongkan tubuh ke belakang. "Saat itu ada bocah 7 tahun yang main menciumku," Luhan tampak tersenyum puas kala melihat Hyerim menelan salivanya gugup. "Menciumku tepat dibibir." dan Luhan pun mengelus bibir Hyerim.

Series - Diary of Childhood Memories [Luhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang