Sick #8

370 31 9
                                    

Hari ini Luhan tidak bekerja sama sekali. Ya Luhan libur, lebih tepatnya meliburkan diri. Bila saja acara tidak bekerja ini diisi dengan liburannya bersama istrinya, mungkin akan lebih menyenangkan. Akan tetapi, bermimpilah tentang sebuah liburan yang menyenangkan itu lantaran Luhan sekarang sedang dihadapi oleh situasi Hyerim─istrinya, yang sakit. Dan sungguh, Hyerim yang sedang sakit itu layaknya wanita PMS. Oh mungkin harus diingatkan kembali bahwa Luhan memiliki istri yang sangat kelewat seperti bocah karena rentan usia keduanya yang sampai tujuh tahun.

“Luhan!” mata Luhan langsung terpejam sebentar karena frustasi saat pekikan Hyerim terdengar. “LUHAN!” kali ini bukan sekedar pekikan namun teriakan.

Dengan langkah beratnya, Luhan menuju kamarnya bersama istri yang memiliki jarak umur tujuh tahun dengannya. Ketika pintu kamar terbuka, terlihat Hyerim sedang duduk di ranjang sambil menyeder di headboard dengan tangan dilipat didepan dada serta bibir dimajukan. Perlahan Luhan mendekatinya.

“Ada apa sayang?” tanya lelaki berusia dua puluh enam tahun tersebut sambil menampilkan senyumannya. Tapi raut cemberut Hyerim masih terlihat.

“Aku lapar.” Hyerim menjawab dengan nada ketus. Lalu dirinya menatap Luhan. “Buatkan aku makanan, cepat!” seru Hyerim membuat Luhan terlonjak.

Gadis ini apa sedang menjadikan Luhan seorang pembantu? Walau dalam hati Luhan menggerutu sebal tapi dirinya tetap menyiapkan makanan untuk istrinya yang sedang demam tinggi itu namun masih terlihat galak. Watak asli memang tidak bisa luntur. Beberapa menit setelahnya, Luhan kembali dengan nampan berisi semangkuk bubur lalu dirinya mendudukan diri di sisi samping ranjang.

Dengan seuntas senyumnya, Luhan mulai mengaduk buburnya kemudian menyendokannya kedepan mulut Hyerim. “Aaa… buka mulutmu,” titah Luhan tapi yang dilakukan Hyerim malah mengunci rapat mulutnya sambil menatap tak suka bubur yang ada disendok yang Luhan sodorkan.

Hyerim menatap Luhan dengan kesal lagi lalu berucap tegas. “Aku tidak suka bubur!” Luhan menghela napasnya lalu mulai menarik kembali sendok berisi bubur itu, kemudian Hyerim merengek. “Walau aku sakit, aku ingin makan sosis goreng, uhuk.” dan rengekannya diakhiri oleh sebuah batukan lalu gadis itu pun batuk beberapa kali membuat Luhan jadi khawatir.

Kan lihat, kondisimu memprihatinkan sekali. Jadi makan bubur saja ya?” bujuk Luhan tapi bujukannya malah direspon wajah memelas Hyerim. “Ayolah, bubur adalah makanan yang sehat.” Luhan kembali membujuk.

“Tidak mau! Kalau sehat, kamu saja yang makan!” lagi-lagi Hyerim berseru dengan penolakannya. “Aku ingin sosis goreng, tidak mau tahu!” kukuhnya.

Pada akhirnya Luhan lah yang mengalah kemudian memakan habis buburnya. Hyerim tersenyum-senyum tidak jelas dibalik wajah pucatnya itu. Setelah bubur tersebut habis, Luhan kembali ke dapur dan selang beberapa sekon kembali lagi dengan sosis goreng sesuai permintaan istrinya. Hyerim tampak sumringah sekali akan hal tersebut. Luhan hanya mendengus melihatnya lalu mulai menyuapkan sosis tersebut.

“Buku mulutmu,” dengan senang tiasa Hyerim membuka mulutnya dan mulai mengunyah sosis tersebut. Namun raut wajah Hyerim malah berubah tak nyaman dengan dahi berkerut membuat Luhan bertanya-tanya dalam hati.

“Kenapa sosisnya rasanya tidak enak?!” Hyerim kembali menyemprot Luhan yang langsung lemas seketika dengan wajah lesu.

“Itu karena kamu sedang sakit makanya sosisnya rasanya jadi aneh dilidahmu.” Luhan menjawab dalam hati.

“Pasti kamu memasaknya tidak benar!” tuduh Hyerim dengan wajah memberengut kesal. Luhan hanya diam menerima amukan istrinya lagi. “Ini, kamu makan saja, makan. Rasanya aneh.” Hyerim pun mengambil satu sosis lalu membuka mulut Luhan paksa kemudian menjejalkan sosis tersebut kedalam mulut suaminya.

Series - Diary of Childhood Memories [Luhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang