Traumatic of Lift #2

519 52 5
                                    

"Intinya aku tidak mau naik lift lagi!"

.
.
.

Hyerim berguling-guling ria di atas ranjang empuk kamar pribadinya dan Luhan. Liburan musim panas sudah dimulai membuat gadis 19 tahun tersebut bosan setengah mati di rumah. Sang Suami, Luhan, sedang berkerja saat ini. Jarum jam berdetak menunjukan waktu 12 siang. Hyerim kembali memainkan ponsel bercasing bunga-bunganya.

'Everyday you in my heart~'

Nada dering ponselnya terdengar, 'Luhan ahjussi jelek ♥'. Kening Hyerim berkerut, ada apa gerangan si suami yang 7 tahun lebih tua darinya menelponnya siang bolong seperti ini? Karena ponselnya terus berdering, Hyerim mengangkat sambungan tersebut.

"Ada apa ahjussi?" sapa Hyerim setelah sambungan terangkat.

Di sebrang sana Luhan mendengus mendengarnya, "Bocah! Kamu pasti bosan kan? Aku sudah dijalan menuju rumah, aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Siap-siap sekarang!"

'Tut!'

Sambungan terputus, Hyerim menatap layar ponselnya dengan kedua alis terangkat. Sekon berikutnya, Hyerim langsung panik bukan main. Luhan sedang dijalan menjemputnya?! OH MY GOD! Hyerim bahkan baru bangun setengah jam lalu-akibat tidur kembali setelah mengantar Luhan berkerja. Dirinya bahkan belum mandi, rambut panjang hitamnya kusut belum disisir sama sekali, wajahnya pun belum dibasuh. Lansung saja Hyerim loncat turun dari kasur-membuat kasur tersebut goyang hampir terjungkir.

Dengan kekuatan ekstra, Hyerim berlari masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya kencang. Membasuh muka, menyisir dan mengikat rambut, menggosok gigi, dan mandi secepatnya.

**

Luhan menggeret kakinya masuk ke dalam rumahnya, membuka jas dan tali dasinya. Rumah minimalisnya terasa sunyi, membuat dahi Luhan berkerut bingung. Di mana gerangan istri kekanak-kanakannya itu?

"Hyerim-ah," panggil Luhan menggema tak ada respon. Langkah kaki Luhan terburu-terburu menuju kamarnya. "Hyerim, kamu di ma...-" Luhan membuka pintu kamarnya dan seketika menganga lebar.

"Aku di sini," ucap Hyerim yang tengah mengerjap-ngerjap centil kearah Luhan.

Luhan masih membuka mulutnya lebar, seakan rahangnya bisa copot detik itu juga. Apa benar yang berdiri di hadapannya adalah Kim Hyerim, istri yang 7 tahun lebih muda darinya? Luhan sangat tahu bahwa Hyerim sangat modis, mengingat koleksi fashion Hyerim terdiri dari barang bermerk, seperti zara, manggo, minimal, dan lainnya. Tapi kenapa penampilan Hyerim jadi begini?

Rambut panjang hitam itu sudah berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, ditambah rambut Hyerim diikat semua ke atas menampilkan leher putihnya. Baju dress tanpa lengan berwarna merah terang yang sangat pas dan sangat tipis melekat ditubuh langsing Hyerim. Make up yang teroles diwajah Hyerim sangat tebal ditambah lipstick merah menyalanya. Dress yang panjangnya 5 cm diatas lutut membuat setengah paha mulus Hyerim terlihat. Kaki jenjangnya dipakaikan high heels berwarna emas.

"Oi! Kamu seperti melihat hantu!" seru Hyerim dengan mata menyipit. "Tutup mulutmu! Nanti ada lalat masuk!" Luhan segera menutup mulutnya dan berdehem.

"Kamu ingin fashion show? Kenapa tampilanmu jadi begini? Ingin menggodaku hah dengan dress tipis dan pendek itu?!"

Hyerim nyengir dan menghampiri Luhan lalu bergelayut manja dilengan kanan Luhan. "Aku ingin belanja hari ini, jadi jalan-jalan ke mall, ya, ya, ya." Hyerim mengerjap-ngerjapkan matanya dan Luhan menatapnya datar.

Series - Diary of Childhood Memories [Luhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang