Rose in Valantine Day #3

419 45 0
                                    

 “Oppa, kenapa setiap 14 febuari para lelaki ingin memberikan bunga mawar untuk pacarnya? Memangnya pacarnya meninggal?”

.

.

.

.

Sinar mentari mulai terlihat diufuk timur, perlahan kegelapan di bumi tergantikan oleh keterangan dari sang surya. Tapi sepertinya walau si mentari pagi sudah mengusik tidurnya, gadis remaja 19 tahun tersebut tidak mau bangun juga. Alasannya dirinya tidak mau bangun pagi adalah; sekarang hari minggu dan tidak ada kuliah sama sekali. Luhan yang sudah bangun atau lebih tepatnya belum tidur karena perkerjaan kantornya, hanya geleng-geleng kepala melihat aksi kebo istrinya.

Dengan jahilnya, Luhan mencubit hidung Hyerim gemas agar si istri terusik dan bangun. Yang terjadi malahan Hyerim menepis tangannya dengan mata tetap terpejam. Tapi kejahilan seorang Luhan belum sampai disitu saja, lelaki 26 tahun itu menarik bantal yang dipakai Hyerim tidur. Hal itu masih gagal, karena Hyerim masih belum mau bangun dan malah menarik selimut sampai menutupi seluruh badannya. Luhan menghela napas dan menarik selimut tersebut dengan kuat bahkan sangat kuat. Sampai...

BUK!”

Hyerim terjatuh dari kasur dan hal tersebut membuatnya terbangun dari alam mimpinya sambil mengelus keningya yang berciuman dengan lantai kamarnya. Luhan hanya tertawa kecil tanpa suara. Hyerim menatapnya beringas dengan bibir dimajukan kedepan.

“Hua! Ahjussi! Aku masih ngantuk tahu!” seru Hyerim dengan nada penuh kejengkelan.

Luhan hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. “Kamu ini harus bangun! Tidak bagus bila perempuan bangun siang!” Hyerim tampak tidak peduli dan main melongos ke kamar mandi. Luhan lagi-lagi geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya itu.

Beberapa detik berikutnya, Hyerim keluar kamar mandi setelah menggosok gigi dan membasuh muka. Gadis itu melirik kalender yang terpajang manis disudut kamarnya dan Luhan. Hari ini tanggal 14 febuari. Ya ampun! Berarti hari ini adalah hari valantine atau bisa ditafsirkan sebagai hari kasih sayang. Hyerim langsung tersenyum lebar dan menatap punggung Luhan yang sedang duduk di meja kerjanya dan sibuk dengan laptopnya.

Dengan langkah mengendap-ngendap, Hyerim menghampiri Luhan dan memeluk leher lelaki tersebut. Kemudian disusul dagu Hyerim yang ditaruh di atas bahu Luhan. “Ada apa bocah? Apa kamu kerasukan sesuatu?” tanya Luhan tanpa mengalihkan indra penglihatannya dari laptop.

Hyerim hanya nyengir kuda mendengarnya dan lalu berkata sesuatu ditelinga Luhan. “Hari ini hari valantine tahu.”

Luhan mengangkat satu alisnya, kemudian bertanya. “Lalu?”

“Kamu tidak mau memberiku bunga apa? Bunga mawar misalnya?” Hyerim menatap Luhan yang juga menatapnya, sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dengan tampang memelas pada Luhan.

“Tidak mau!” ucap Luhan yang lalu berdiri meninggalkan Hyerim yang membuka mulutnya lebar-lebar. Apa? Suaminya tidak mau memberinya bunga di hari romantis di bulan febuari ini?

“Lu! Kamu benar-benar suami menyebalkannnn!” teriak Hyerim pada Luhan yang sudah masuk ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.

“Intinya aku tidak akan memberikanmu bunga, memangnya kamu meninggal?” jawab Luhan sambil berteriak. Hyerim malah bengong tak mengerti maksud suami yang 7 tahun lebih tua darinya.

“APA?! TAPI ITU ROMANTIS TAHU! YAK LUHANN!! BERIKAN AKU BUNGA, BUNGA MAWAR! HEY!! JANGMINEUN JUSEYOOO (Bunga mawar, please),” teriak Hyerim tapi terpendam oleh shower yang dinyalahkan Luhan.

Series - Diary of Childhood Memories [Luhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang