Pagi ini Shikamaru bangun lebih cepat dari biasanya, tanpa bantuan jam weker maupun omelan menggelegar dari ibunya yang dapat merusak gendang telinga sampai berdarah-darah.
Semua orang tentunya tahu sifat Shikamaru yang luar biasa malasnya itu. Bahkan kalau disandingkan dengan binatang kungkang, Shikamaru selevel lebih unggul.
Tapi kali ini tidak.
Bagaikan doa ibunya dari beratus tahun didengar, petir menyambar entah darimana hingga dirinya sangat bersemangat di pagi hari ini.
Bagaimana tidak? Wanita yang telah mencuri hatinya akan datang pagi hari ini.
Sabaku no Temari.
Kakak tertua Kazekage dari desa tetangga, Sunagakure.
Shikamaru yang terkenal malasnya itu tentu juga malas jika berurusan soal cinta ataupun wanita.
Merepotkan, sepotong kata itulah yang selalu dikatakannya.
Tapi kali ini berbeda, wanita yang satu ini membuat Shikamaru merasakan sesuatu yang unik di hatinya cuma karena mereka bertatapan mata.
Shikamaru memang tidak tau dan memang tidak mau berurusan dengan yang namanya cinta dan wanita, tapi kali ini, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyatakan cintanya yang telah ia pendam selama kurang lebih dua tahun itu.
Mengingat bagaimana sifat ganas dan pemarah Temari, Shikamaru sudah menyiapkan mental jika Temari akan menolaknya kemudian menerbangkannya ke langit ke tujuh.
Oke, itu tidak mungkin.
Tapi siapa tahu saja...
"Shikamaru?"
Yoshino, ibu Shikamaru berdiri disamping meja makan sambil menatapnya dengan pandangan heran, bingung, dan tidak percaya.
"Apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Shikamaru balik bertanya. Yoshino menggelengkan kepalanya.
"Ibu hanya sedikit terkejut saja. Biasanya kau tidak bangun sepagi ini. Bahkan ayahmu saja belum bangun, lho. Ada angin apa kau bangun sepagi ini?" tanya Yoshino lagi. Shikamaru mengangkat bahu kemudian duduk di kursi makan sambil bertopang dagu. Menunggu ibunya selesai meletakkan piring-piring di meja makan.
"Seperti biasa. Tugas dari Hokage yang sangat merepotkan," jawab Shikamaru santai. Yoshino mengangkat sebelah alisnya, masih memandang putra semata wayangnya dengan pandangan heran.
"Duh, kamu ini aneh sekali. Biasanya juga kalau ada misi, kau tidak bangun sepagi ini. Pasti ada sesuatu—Ah, Ibu tau... Pasti kau mau berkencan dengan seorang wanita ya?" goda Yoshino. Shikamaru menatap ibunya sinis. Wajahnya masih datar seperti biasanya.
"Ibu tau, kan, aku tidak mau berurusan dengan hal-hal seperti itu. Terlalu merepotkan," bantah Shikamaru dengan nada ketus. Yoshino menyeringai jahil.
"Kamu itu sudah delapan belas tahun. Sudah bukan anak kecil lagi. Jadi pasti cepat atau lambat, kau akan menemukan cinta sejatimu. Ngomong-ngomong, jika kau tidak cepat ambil tindakan, yang bagus untukmu akan direbut, lho..." goda Yoshino.
Shikamaru membuang wajahnya kesal. Wajahnya sudah memerah walaupun Yoshino tidak bisa melihatnya.
Tapi ternyata perkataan asal ibunya itu diam-diam berlayar di kepala jenius bocah nanas itu.
'Benar juga ya. Temari itu, kan, cantik, hebat, ditambah lagi, ia kakaknya Gaara. Pasti di Suna banyak laki-laki yang mendambakannya. Mungkin lebih tampan dariku atau lebih berwibawa dariku, atau bahkan lebih condong ke tipe lelakinya Temari, ya? Hah, merepotkan sekali. Hari ini aku harus mencoba memberitahunya,' batin Shikamaru sedikit pasrah. Yoshino sadar bahwa putranya sedang melamunkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
May I Have Your Sister?
Fanfiction[COMPLETE] Tidak semudah itu jika kamu menyukai kakak dari Kazekage Sunagakure. Apalagi mengajaknya berkencan. Tentu saja kau mencari mati. "Kami akan memberikanmu tantangan, baru kau boleh kencan dengan kakak kami, Nara-san." Aduh, Shikamar...