Chapter 1 - In The Beginning [Revised]

1.2K 33 17
                                    

Ruang latihan tiba-tiba dipenuhi aura yang sangat dahsyat, tatkala dua orang Swordsman-in-Training terkuat di akademi saling berhadapan dan mengangkat pedang latihan mereka. Melihat hal itu, siswa lain tanpa diberi aba-aba meninggalkan latihan mereka dan berkumpul seolah membentuk arena pertarungan.

Adalah dua insan yang haus akan pertarungan. Anak laki-laki itu, Isaac Vincrad, menyempurnakan kuda-kuda bertarungnya dengan menghentakkan kedua kakinya ke lantai seolah menancapkan batangan baja. Sambil mengenggam erat pedang kayunya, mata biru laut pemuda itu menatap tajam pada lawan bertarung dihadapannya.

Di hadapannya, berdiri dengan percaya diri seorang gadis berkuncir yang terkenal dengan julukan Goddess of Flash. Seorang gadis seumuran Isaac bernama Reina Reingard, merupakan penguasa teknik pedang super cepat dengan kemampuan setara ksatria kelas tiga. Tercatat hampir tidak memiliki angka kekalahan setiap bertarungan dengan laki-laki itu.

Dibandingkan Isaac yang memfokuskan diri pada kekuatan, Reina lebih fokus dalam kelincahan dan kecepatan. Kuda-kudanya terlihat lebih sederhana dibanding Isaac dan tidak menegangkan otot manapun. Seperti yang diharapkan dari seorang 'Dewi Kecepatan'.

Terlihat sekilas Reina tersenyum sambil berkedip pada Isaac dari tempatnya berdiri. Keduanya sepakat untuk memulai pertarungan. Sorak-sorai penonton kemudian memenuhi ruangan latihan, seakan pertarungan ini adalah momen paling ditunggu-tunggu untuk mengatasi kebosanan mereka.

Isaac memulai pertarungan dengan berlari membawa pedang kayu yang siap dia ayunkan di tangan kanannya. Gadis itu menyambut baik serangan Isaac, dia menangkis gerakan pedang Isaac kemudian ikut menyerang sengit, dengan indah gadis itu mengayun-ayunkan pedang latihan layaknya kondaktur profesional pada sebuah kelompok orkestra di malam pesta mewah para bangsawan.

Isaac sedikit tersudutkan karena kecepatan dari serangan Reina. Meskipun begitu, Isaac masih optimis dapat memenangkan pertarungan ini, "bersiaplah Reina! Ini akan menjadi kekalahan keduamu!"

"Heh? Bukankah pertarungan ini akan menjadi kekalahanmu yang ke seratus?" kata Reina mencoba memprovokasi Isaac.

"Berisik! Aku pasti tidak akan kalah kali ini!"

Isaac mundur beberapa langkah kemudian berlari sekuat tenaga dengan pedang terhunus, sehingga tampak rambut kecoklatannya berantakan dikibarkan angin.

Sementara itu, Reina telah bersiap-siap dengan kuda-kuda terkuatnya, meyakini serangan Isaac kali ini akan benar-benar kuat. Dia memiliki dua pilihan, antara mengelak dan menerima. Namun Reina sudah mengenal Isaac sejak lama, mengelak hanya akan membuat peluang serangan mengenai dirinya akan semakin besar.

Reina menutup matanya dan mencoba lebih fokus dari sebelumnya. Setelah mengambil nafas panjang, dia mengangkat pedang kayunya hingga ke atas kepala untuk mempersiapkan serangannya pula. Atmosfer keriuhan di sekitar mendadak hening dan waktu seakan berhenti sesaat.

"GYAAAAAAH!!!"

Berlawanan dengan Isaac yang berteriak memecah keheningan ruangan latihan. Reina dengan konsentrasi penuh tetap diam dan hanya fokus pada persiapan serangannya

Isaac berhenti menghempaskan lantai dengan kuda-kuda yang menopang kakinya saat jarak mereka tinggal satu langkah. Pedang kayu di genggaman tangan Isaac diayunkan ke atas berharap lebih cepat dari serangan Reina. Tanpa dia sadari, Isaac mengeluarkan senyum kepuasan, matanya terlihat berapi-api seakan telah mengetahui siapa pemenang pertarungan kali ini.

Dalam waktu sepersekian detik diikuti oleh ayunan menukik pedang kayu Reina, waktu seakan benar-benar berhenti.

Beberapa saat kemudian terdengarlah suara hantaman yang lumayan keras. Semua orang memaku pandangannya pada satu titik, tampak sebagian menampilkan wajah kaget tidak percaya dan sebagian lagi gembira karena menang taruhan.

T R A P P E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang