Senja telah tiba, ditandai dengan langit yang mulai memerah, angin sore yang mulai berhembus, dan kawanan burung yang berterbangan kembali ke sarang mereka. Begitu juga dengan manusia, hampir seluruh orang di desa ini kembali ke rumah mereka masing-masing pertanda kegiatan untuk hari ini telah selesai mereka lakukan.
Penduduk desa yang umumnya berprofesi sebagai petani pulang ke rumah mereka dengan membawa peralatan bertani, dan tidak sedikit istri mereka membantu membawa sekeranjang hasil panen musim ini untuk dapat dimakan di rumah. Ahli herbal desa juga tampak baru pulang dari pekerjaannya mengobati penduduk desa yang terluka pasca penyerangan beberapa hari lalu.
Mereka yang berternak, berladang, anak-anak yang bermain, semuanya terekam jelas di benak Isaac sejak dia duduk di anak tangga beranda rumah dan mengamati hiruk pikuk desa ini. Persis seperti yang ada di dalam ingatannya saat dia berada di dunia asalnya, tidak ada yang berbeda. Hanya saja, ada dua kegiatan yang tidak muncul hari ini, yaitu kegiatan anak-anak yang belajar di rumah kepala desa, dan... permainan suling Alice yang sangat merdu, tentu saja karena ini bukan dunianya.
"Mereka mengatakan bahwa serigala itu memberontak dan membunuh para anggota bandit, karena mencoba menyelamatkan Alice."
Suara seorang gadis terdengar dari bawah beranda rumah, itu suara yang sangat dikenalnya. Kali ini dia tidak memakai pakaian serba hijaunya, tapi gaun one piece yang khas dan biasanya dipakai oleh seseorang yang sangat dikenal Isaac. Itu adalah jenis pakaian yang disukai oleh Alice, bahkan oleh Alice di dunia ini. Sepertinya Serena baru saja pulang dari acara melayat di rumah Alice, dan mendapatkan perhatian ibu-ibu di sana.
"Begitu," ucap Isaac dengan datar sambil tersenyum, dilihatnya Serena yang memakai pakaian Alice itu, "kau tampak cocok dengan gaun itu," sambil tersenyum Isaac mengatakannya.
"Ah, ini. Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengingatkanmu kembali. Tapi, terima kasih." ucap Serena yang langsung melihat penampilannya, dan membalas dengan malu-malu.
"Tidak apa. Haha. Aku harus menempuh jalan ini jika masih ingin menyelamatkan dunia. Aku harus... menempuh... nya," dengan terisak lelaki itu mengucapkannya, air matanya kembali mengalir dan dia berusaha untuk menyeka itu. Sepertinya benar Serena secara tidak sengaja telah mengingatkan Isaac kembali dengan pakaian Alice yang dipakainya.
"Kau cengeng juga ya?" Serena mengucapkannya sambil tersenyum, dia berdiri dengan menumpu tangannya pada pinggangnya.
"Maaf saja."
"Dia gadis yang baik, dan dari keluarga baik-baik. Yakin saja kalau tidak terjadi apa-apa pada Alice yang kau kenal di dunia kita, oh ya...," dia mengeruk tas sandangnya dan mengeluarkan sesuatu yang sangat dikenal Isaac, "Ibu Alice menyuruhku untuk memberikan ini padamu."
"Itu? Seruling milik Alice?" ucap Isaac sambil meraih seruling itu dari tangan Serena.
Ternyata Alice di dunia ini juga punya kebiasaan bermain seruling, pikir Isaac. Saat memikirkan itu, terasa ada sedikit kehangatan dalam hatinya, belenggu kerinduannya seakan sudah lepas hanya dengan melihat seruling itu. Dia berharap dapat segera menyelamatkan dunia dan kembali ke dunianya, mendengar permainan seruling Alice.
"Terima kasih, atas segalanya," Isaac berucap pada Serena.
Mendengar ucapan itu, Serena terkejut dan menjadi salah tingkah, "Ap-apa-apaan itu!? Tiba-tiba?"
"Lagipula apa yang terjadi padamu akhir-akhir ini? Tingkahmu manis sekali kau tahu? Bisa-bisa aku jatuh cinta padamu."
"Ap-apa yang kau katakan, dasar Anjing Kampung!?"
Setelah terdiam sesaat, wajah Serena kemudian memerah karena menyadari ucapan Isaac, bahkan lebih merah dari yang biasa. Dia mulai berteriak seperti dirinya yang biasa. "Dia kembali ke dirinya yang biasa," ucap Isaac dengan nada hampir berbisik. Lelaki itu kemudian tertawa sejadi-jadinya, karena berhasil menggoda Serena.

KAMU SEDANG MEMBACA
T R A P P E D
FantasyMenyelamatkan dunia dari ancaman pasukan pemberontak. Isaac Vincrad dan rekan-rekannya dipaksa untuk 'terperangkap' di dunia lain; sebuah garis dunia yang disebut-sebut bukan satu jalur dengan dunia mereka. Dimensi Paralel. Berawal dari menemuk...