Chapter 6 - Terror of Wolves

143 8 0
                                    

"Bukankah lebih baik kita lari saja?" ucap Serena gelisah.

"Dan membiarkan kawanan serigala ini masuk ke desa atau kotamu?" balas Isaac

Hingga ketika mereka berdua telah gelisah dan kehilangan kartu, satu ekor serigala besar di depan Serena melompat dengan cepat ke arah Serena sambil menggeram kelaparan.

"Awas!" ucap Isaac sambil mendorong Serena ke samping, kemudian lelaki itu terjatuh ke belakang karena tidak bisa menahan terjangan serigala besar itu.

"Isaac!"

"Tidak apa! Aku bisa menahannya. Tolong ulur waktu dengan kekuatanmu sementara aku memikirkan sesuatu," ucap Isaac sambil mencoba melepaskan cengkraman serigala buas itu.

Sementara itu, Serena melawan serigala yang satunya, tubuh gadis itu kembali diselimuti cahaya berwarna hijau seperti warna pakaiannya, kemudian mengangkat batu-batu kerikil di sekitarnya dengan kekuatan itu dan melepaskannya dengan kecepatan tinggi pada serigala di depannya.

Setelah menerima serangan itu yang sebagian besar mengenai kepala, hilanglah cahaya merah pada mata serigala di depannya dan menyebabkan serigala itu lari tunggang langgang ke dalam kegelapan hutan.

Belum sempat Serena menghela nafas, muncul lagi gelombang kedua serangan serigala, kali ini berjumlah lima ekor dan muncul dengan berlari dari dalam pepohonan, kelima serigala itu dengan cepat melompat ke arah Serena, "awas Serena!" terdengar teriakan dari Isaac yang masih sibuk dengan serigala lain.

"Aku tahu itu!"

Meskipun begitu, kelima serigala itu tidak sempat menyentuh Serena, mereka terhenti di udara dan diselimuti oleh cahaya-cahaya hijau dari kekuatan Serena, kemudian dia lemparkan ke depan sehingga menghempas ke tanah. Tidak sama dengan serigala sebelumnya, tidak ada tanda-tanda cahaya merah di mata serigala-serigala itu menghilang, kelima serigala itu kembali bangkit dan mengaum memanggil kawanan di belakangnya. Kali ini, muncul belasan ekor serigala sehingga totalnya bisa jadi dua puluhan lebih, dan dia tersadar tidak ada lagi cahaya merah menunggu di dalam kegelapan hutan itu.

Sementara itu, di sisi lain Isaac masih melawan satu serigala yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangan membunuhnya dari Isaac, lelaki itu dengan kesusahan menghindar ke kiri dan ke kanan ketika serigala itu sudah berada di udara untuk menerjang.

"Ah, sial! Aku kehilangan pedang kayuku."

Ucap Isaac saat memeriksa sesuatu di pinggangnya, pedang kayu yang dia gunakan untuk bertarung di ruang latihan tadi pagi tidak ada dalam posisinya sekarang. Mungkin saja menghilang saat dia hanyut tadi, sempat dia berpikir mungkin Instruktur Dyne akan marah besar ketika mengetahui hal ini.

Akibat Isaac selalu menghindar dan mengelak, jaraknya menjadi semakin jauh dengan Serena, dia melihat gadis itu menjadi lebih kesusahan darinya, ada sekitar belasan lebih serigala yang baru saja keluar dari belantara hutan dan mengintimidasinya.

"Aku harus cepat menyelesaikan pertarungan disini dan bergegas kesana, tapi apa yang bisa aku lakukan?" gumamnya sambil terus mengelak dan menahan serangan serigala itu.

Tiba-tiba muncul cahaya yang bersinar terang dari tangan kanan Isaac dan menyelimuti tangannya, cahaya itu berwarna biru dan sangat familiar, dia terkejut sehingga menunda pertarungannya, bahkan serigala yang dia lawan berhenti sejenak di depannya sambil menggeram menggertakkan giginya, pertarungan melelahkan antara Serena dan kawanan serigala itu juga sepertinya berhenti sejenak.

Teringat akan sesuatu, sebelum ini Isaac merasa ada sesuatu yang janggal dengan punggung telapak tangan kanannya, ada sesuatu yang timbul dan tidak jelas baginya.

T R A P P E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang