"Hya kenapa jalan cepet banget sih ?" tanya Seung Woo padaku dengan tergesa-gesa.
"Kenapa membuntutiku?!"
"Hey.... jangan-jangan kamu malu ya? Ah! Bangtan school ? Haha"
"Pergi sana!"
"Bagaimanapun, kamu butuhk aku!"
"Apa? Apa yang aku butuhkan darimu?!"
"Informasi" jawabnya dengan senyum aegyonya.
"Oh, baiklah! Tunjukkan arah kantinnya, aku akan mentraktirmu"
"Chinjaa ? Kajja!!"
Kita berdua pun berjalan menuju kantin, mengambil makan siang lalu duduk berdua di antara keramain kantin.
"Jadi, semua siswa di kelas kita itu ketua organisasi dan ekstrakulikuler ?" tanyaku memulai percakapan.
"Yaps! Dan semua siswi adalah para anggota, sekretaris atau bendahara"
"Lalu kau ?"
"Tentu saja aku ketua organisasi Intra Sekolah!"
"Hahaha yang benar saja! Wajahmu bahkan tidak meyakinkan! Akan lebih baik jika ketua Intra Sekolah ini adalah Kim Jae Jin"
Entahlah sebenarnya dia itu ketua ekstra apa, tapi aku benar-benar yakin dia bukanlah ketua Intra sekolah. Bahkan lebih cocok apabila dia menjadi ketua tim voli, karena dia memiliki badan yang tinggi dan semampai.
"Lihat! Lihat aja nanti, aku berdoa biar kamu nanti ketipu sama cobernya Jae Jin!" ucap Ahn Seung Woo dengan mata melotot.
Setelah kami menghabiskan makan siang, kami pun bergegas menuju ke kelas. saat berjalan menuju tempat duduk, tiba-tiba aku memiliki sebuah ide yang bagus untuk mendekatkanku dengan ketua palang merah yang tampan itu hehe..
"AH! Perutku! Perutku....." teriakku dengan sangat kencang. Mungkin hampir satu kelas mendengarkan jeritanku itu.
"Hya! kenapa perutmu?" Tanya Ahn Seung Woo setelah menoleh kepadaku.
Aku pun melihat perhatian seisi kelas tertuju kepadaku, kecuali siswa yang bertempat duduk di belakangku.
"Appa! Appaseo! Chinja!! Aaa.." jeritku kembali sambil memegang perutku.
Mendengar jeritanku itu akhirnya Jae Jin pun terbangun dari kursinya dan berjalan menujuku, aha! Berhasil, hanya lakukan satu step lagi. Tiga langkah lagi Jae Jin sampai tepat di depanku, saat inilah yang paling tepat. Aku pun memejamkan mataku dan menjatuhkan diriku sendiri ke lantai, tapi . . . . . . uh! Ada yang menangkapku? Siapa? Ah entahlah, walaupun aku sangatlah penasaran tapi aku tidak bisa membuka mataku, ini akan menjadi sangat memalukan apabila aku membukanya.
"Aneh, tadi baik-baik aja, makanannya aja sama dengan apa yang aku makan" dengan jelas aku bisa mendengar suara Ahn Seung Woo yang menjengkelkan itu! Huh!!
Aku pun merasakan dengan pelan-pelan badanku dibaringkan di sebuah kasur, setalah dibaringkan aku pun menghitung dari angka 1-200. Satu, dua, tiga, empat . . . Tepat dihitunganku yang ke-200, aku membukakan mataku dengan pelan-pelan. Yaps ! sosok yang berada di sampingku adalah Jae Jin, Kim Jae Jin.
"Oh! Akhirnya bangun juga" ucapnya sambil tersenyum manis.
Aaah.. sejuk sekali melihatnya tersenyum seperti itu..
"Apa yang terjadi ?" tanyaku pura-pura.
"Saat jam makan siang, kamu berteriak kesakitan dan . . . tiba-tiba jatuh pingsan"
"Oh . ."
"Kau siswi baru kan ?"
"Ya . . ." jawabku sambil tersenyum.
"Namamu ?"
"Ye ? oh, nama ? Choi Yoo Ra" jawabku sambil kebingungan.
Bagaimana bisa dia melupakan nama seseorang ? padahal aku baru saja memperkenalkan namaku tadi pagi.
"Margamu Choi ? Kau ingin masuk organisasi apa ?" tanyanya.
Bagaimana bisa dia menanyakan apa yang sudah di tanyakan oleh siswa lain saat di kelas tadi ?
"Ah! apakah ini de javu ? sepertinya aku pernah mendengar ada yang bertanya seperti itu"
Huuuh pabo-yah. . . dia benar-benar bodoh . . .
"Hmm . . ya, margaku Choi" jawabku sambil tersenyum tidak karuan.
"Aku sudah baik-baik saja, aku ingin ke kelas" ucapku.
"Oh.. Kajja"
Sesampainya di kelas, aku pun duduk di tempat dudukku sambil mengeluarkan ekspresi tidak memuaskan.
"Kau baik-baik saja ?" Tanya Ahn Seung Woo padaku
"Tidak" jawabku singkat.
Karena ini adalah jam kosong, aku pun mencoba berkumpul dengan para yeoja.
"Oh! Choi Yoo Ra ?" ucap seorang yeoja yang tadi pagi menanyakan margaku.
"Nan. . . Jang Ae Ra imnida" ucapnya sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk bersalam.
"Senang bertemu denganmu" ucapku sambil menyalami tangannya.
"Bagaimana hari pertamu ?" ucap yeoja yang lainnya
"Hmmm, aku menikmatinya" jawabku sambil tersenyum akrab
"Jadi kamu mau masuk ke organisasi atau ekstrakulikuler yang mana ?" tanya Ae Ra.
"Oh itu . . . bolehk aku nanya sesuatu ?"
"Hmmm""Gimana keadaan organisasi palang merah ?" tanyaku.
Aku bertanya tentang organisasi palang merah bukan berarti aku tertarik dengan organisasi tersebut. Ini hanyalah sebuah pancingan.
"Oh . . . itu organisasi yang paling payah di sini, semuanya tidak terstruktur dengan baik"
"Hya! Gimana bisa organisasi itu testruktur dengan baik kalo ketuanya aja kaya gitu"
"Emang kenapa ketuanya ?" tanyaku memancing kembali
"Dari angka 1-10, dia hanyalah 2"
"Haha, iyaa hanya angka 2"
"Bahkan ada rumor dia jadi ketua karena dialah yang memberikan sumbangan terbanyak"
"Hya, bukankah itu sama saja seperti menyogok ?"
Di tengah-tengah lima yeoja ini bergosip tentanng Jae Jin, aku hanya terdiam, mendengarkan dengan baik-baik apa saja yang mereka katakan. Hingga aku pun tersadar aku hampir saja tertipu oleh tampangnya yang tampan dan terlihat seperti namja yang cerdas. Bukannya nanti aku jadi terkenal dengan image yang baik, tapi malah keliatan oon. Huuh, blacklist nama Kim Jae Jin di dalam kehidupan sekolahku~
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Girl
FanfictionFanfiction ini menceritakan kehidupan Choi Yoo Ra (Kim So Hyun), siswa yang baru saja pindah sekolah. Kepindahan sekolahnya hanya dikarenakan ia tidak mendapatkan ketenaran di sekokahnya yang dulu. Ia selalu berfikir bahwa ketika ia mendapatkan kete...