Lost My Love

83 7 0
                                    

Kecil namun berarti, kecil nan rapuh namun berguna sepanjang hidup. Itulah kamu, benda kecil yang menjadi temanku.

Tubuhmu ramping dan meruncing di sisi atas, tubuhmu kecil namun pas dalam genggaman.

Tubuh yang kerap kali kuraut dengan pelan, dengan hati-hati dan penuh perhatian.

Ketika engkau ada ditanganku, kurengkuh lembut dalam genggaman, sebelum aku memejamkan mata dan menghayati apa yang kurasa.

Kau yang menyalurkan semuanya, mengungkap kata yang tak pernah terucapkan.

Terbait indah, terbaris rapih, terlukis sempurna dan membuat hati ini bahagia.

Engkaulah sang pensil kecilku, temanku. Bersama satu buku berketebalan sekian ratus, aku menulis semua kisah di dalam sana.

Terdengar lucu layaknya gurauan, terdengar menggelikan namun kenyataan.

Sadar atau tidak, inilah kenyataan.

Dimana pensil kecil dan buku tebal adalah temanku setiap hari.

Namun hari itu aku kehilangan semuanya. Kehilangan kamu dan juga dia.

Kamu yang hilang entah pergi kemana, dan impian yang pupus karena tak lagi ada gunanya.

Kamu memang mati, tak hidup sama seperti kata mereka. Namun bagiku, kamu hidup.

Karena kamulah temanku saat aku melalui hari-hariku. Karena kamulah aku hidup dan menulis semua kisahku.

Hari itu, di mana aku letakkan kamu jauh dari jangkauanku. Berharap aku tak lagi menyentuhmu.

Melupakanmu itu lebih tepat, walau airmata ini harus menetes sedikit demi sedikit.

Tapi ketahuilah, mungkin ini jalan yang terbaik.

Kamu masih berdiri di sana, di pojok ruangan bersama buku tebal yang setiap hari menemanimu.

Kubalikkan badan dan mulai meraih sosok baru, sosok yang akan menemaniku menjadi diriku yang baru.

Lupakanlah masa lalu, lupakan semua masa kelam itu.

Aku pergi dan berusaha untuk lupa, dan aku akan kembali ketika kamu memanggil lagi namaku.

---

BendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang