Rasya POV
Rasanya segar sekali mandi setelah pulang kerja. Semuanya luntur bersama air yang membasuh badanku. Baru hendak berpakaian, aku mendengar suara ketukan. Dengan handuk yang melingkar dipinggang, ku buka pintu.
"Kak Rasya." Serunya sembari loncat memelukku. Ahhh.. Tamu yang tak kuharapkan.
Kulepaskan lingkaran tangannya dileherku. Dengan raut wajah yang tak bisa ku mengerti, ia memandang ku dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki. Entah apa yang yang sedang dipikirkannya. Tapi melihatnya menggigit bibir bawahnya membuat sekujur tubuhku bergidik ngeri.
"Duduklah, aku berpakaian dulu."
"Ngobrol begini juga gak apa-apa." Sahutnya sembari berkedip. Dan ini membuatku semakin gak nyaman
"Aku cuma disuruh mama, minta uang kontrakan selama 3 bulan. Katanya kali ini gak boleh nunggak lagi." Katanya sembari memilin rambut dengan genit.
"Aku minta waktu 3 hari lagi. Sekarang aku......" Ucapanku terhenti saat dengan tiba-tiba gadis menakutkan itu meloncat merengkuh lenganku.
"Sudah kuduga. Tapi mama pasti akan mengusir kak Rasya." Sekarang dia merebahkan kepalanya dipundakku "Aku bisa membayarkan semuanya demi kakak."
Aku benar-benar merasa sangat risih. Dengan tubuh setengah telanjang ditambah seorang gadis belia menempel "Besok pagi aku akan pergi disini." Kataku sembari menjauhkan diri dari anak manja dan super genit.
"Tapi kak,..."
Aku dorong badannya melewati pintu. Tak ku hiraukan suara melengkingnya dibalik pintu. Setengah pening, aku tinggalkan pintu dan lekas berpakaian. Harus tinggal dimana aku besok ? Gajiku saja baru turun seminggu lagi.
Aku merebahkan badan dan memejamkan mata. Mencoba mencari solusi. Tapi kurasakan nyeri sekelebat didada. Aku meringis melihat lebam biru didepan cermin.
"Wanita itu harus dihindari jauh-jauh." Kataku sembari mengolesi minyak tawon. Sebentar, dijauhi ? Siapa kamu, mau jauhi dia ? Yang ada dia yang jauhi kamu. Kamu yang kerja dikantornya . Cuma office boy lagi. Batinku berperang.
***
"Mau kemana kamu ?"
Aku menoleh hati-hati dan kulihat eyang memasang raut menyeledik. Apa yang harus aku katakan ? Gak mungkin aku bilang akan pergi bersama Dafa.
"Pergi dengan pria matre itu ?" Katanya nyaring.
"Eyang....."
"Kamu itu bodoh atau apa sih ? Jelas-jelas dia itu memanfaat kamu. Dia gak pernah mencintai, dia menginginkan harta kamu." Jelasnya meledak-ledak.
Aku mendecakan lidah, tak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Eyang "Eyang aja gak mau mengenal Dafa dari dekat, bagaimana Eyang bisa menyimpulkan itu ?"
"Karna Eyang menilai dari kenyataan sedangkan kamu dibutakan rasa cinta." Jelasnya makin emosi.
"Cukup Eyang !!" Bentakku tak kalah emosi "Eyang bukan orangtua Shandrina, jadi Eyang gak berhak mengatur hidupku." Jelasku meledak lalu pergi dengan membanting pintu.
Aku menangis segukan di dalam mobil. Aku menyesali ucapanku. Sungguh aku gak bermaksud ingin menyakiti Eyang. Hanya saja Eyang selalu menilai Dafa dari sisi yang salah. Aku mengusap jejak airmataku. Kuturunkan kaca mobil. Aku masih dihalaman rumahku.
"Nyonya pingsan, non." Seru pembantuku dengan panik "Sepertinya jantungnya kumat." Jelasnya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/9823574-288-k896428.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Guess
Kurgu Olmayannamanya Sandrina Maldiva Kiera. Putri tunggal keluarga Hardiyanto. Dia lulusan oxford dan disana pula pertemuan pertamanya dengan Dafa Aldrian. Hubungan mereka terjalin sejak masa kuliah. Shadrina dan Dafa sudah merencanakan pernikahan sejak lama...