Chapter 1 : Teman Sekelas Baru

531 86 24
                                    


Mingyu penasaran kenapa kelasnya pagi ini kedatangan bangku dan meja baru dan ditempatkan tepat di sebelahnya yang awalnya tidak memiliki pasangan duduk. Mencoba menebak apa mungkin gudang terlalu penuh atau ada seseorang baru yang akan duduk di sebelahnya.

Dan begitu bel masuk berbunyi, pemikiran terakhirnya jelas adalah jawaban paling tepat karena memang hanya hal itu yang juga terdengar logis.

Di depan sana, ada seorang gadis bersurai yang dikuncir ponytail dengan poni menggantung membuat wajah kecilnya terkesan makin mungil. Senyumnya nampak polos dengan suara rendah saat memperkenalkan diri, matanya yang bulat namun tidak terlalu nampak seperti hasil bedah plastik membuat pemuda itu sedikit tertarik.

Saat sang gadis yang jika tidak salah dengar bernama Jeon Hana itu dipersilakan duduk, ia memasang senyuman sejak sebelum mereka saling bertatap muka dalam jarak dekat.

"Mau duduk di dekat jendela atau tidak?" Mingyu memberi penawaran sebagai salam pembuka awal pertemanan mereka, hitung-hitung membuat kesan agar dirinya terlihat menyenangkan pada anak baru dan bisa menjadi akrab di kemudian hari.

Gadis itu tergagap sebentar, mungkin terkejut dengan ucapan pemuda yang duduk karena tanggapan macam itu tidak sempat terlintas sekalipun pada pikirannya. Jari-jarinya yang kurus kemudian bergerak menggaruk tengkuk, "jika aku ingin duduk di sebelah jendela, apa kau keberatan?"

Melihat reaksi semanis itu, ia tersenyum. "Tidak," ia bergeser ke bangku yang lain sekalian memindahkan tasnya untuk digantung di tempat duduk barunya. "Silakan duduk di bangkumu. Aku Kim Mingyu, semoga kita bisa menjadi teman baik sampai seterusnya."

Di situ kali pertama mereka memulai pembicaraan. Saling mengenalkan diri masing-masing dan sesekali mencuri kesempatan disela mata guru yang tajam dan siap meneriaki nama siapa saja yang terlihat tidak memperhatikan untuk membicarakan hal yang tidak begitu berguna. Hana awalnya masih gadis malu-malu, tapi dengan Mingyu yang begitu ceria dan penuh semangat pun membuat hubungan mereka tidak berakhir buruk.

Istirahat terakhir selalu memiliki durasi lebih lama dibanding istirahat lainnya, membuat mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama untuk hal-hal ringan. Seperti hari itu;

"Tidak suka musik?" Mingyu mengusik Hana yang tengah asik membaca buku, membuat gadis yang duduk di bangku sebelahnya itu mendengus karena sungkan mengalihkan perhatian dari cerita yang asik ia baca. Bibirnya menunjukkan sengiran bodoh karena mendapat tatapan tajam dari teman sebangkunya, tapi tangannya bergerak untuk menyumpalkan satu earphone ke telinga si gadis sementara yang sebelahnya berada di telinganya. "Ayo membaca sambil mendengarkan musik bersama."

Hana merona saat Mingyu melakukan itu semua, tapi mungkin Mingyu hanya terlalu payah hingga tidak menyadari pipi putih gadis di sebelahnya kini sudah seperti stroberi hampir matang karena apa yang baru saja ia lakukan.

Saat musik dari ipod milik Mingyu mengalun, mereka berdua pun kembali fokus pada kegiatan masing-masing. Hana mencoba menahan rona di wajahnya lewat membaca buku (meski sebenarnya genre romantis tidak mendukung sedikitpun niatan Hana untuk menghilangkan rasa malu), sementara Mingyu lebih tertarik bermain game di telepon pintar miliknya sambil melakukan selebrasi atau keluhan lirih untuk permainannya sendiri.

"Omong-omong, Hana," Mingyu bersuara ditengah kegiatannya bermain game.

Yang dipanggil namanya menoleh, menatap Mingyu penuh minat karena secara kebetulan cerita yang ia baca baru saja sampai di ujung dan tinggal mengganti bab; jadi Hana tidak merasa kesal kesenangannya diganggu.

Mendapati gadis yang ia sebut tadi menoleh lewat ekor mata, Mingyu melengkungkan bibir sejenak meski matanya tetap fokus ke layar datar ponselnya. "Aku tadi sudah berkenalan dengan bocah kelas sebelah itu loh," ia menghentikan kegiatannya bermain saat sudah berhasil berganti level. Senyumannya terlihat begitu bangga.

A Cup Of Coffee | MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang