Chapter 4 : Jalan-jalan di Taman Bermain

195 45 9
                                    

Sudah dua bulan berlalu dan masa kelas duanya terlewati jauh lebih baik dibanding yang sempat ia bayangkan. Teman tidak sesulit itu ia cari setelah mengenal gadis bernama Hyeri pemilik rambut coklat serta wajah manis menggemaskan yang secara tidak sengaja menjadi teman sebangku karena ia nampak lebih tertarik duduk dengan orang baru alih-alih yang sudah ia kenal. Hyeri sendiri adalah antipode dari Hana, siswa ramah yang juga begitu penurut pada guru membuat nama Jeon Hana jadi ikut terbawa sebagai teman dekat Hyeri karena ternyata meski begitu supel gadis itu belum pernah sekalipun mendapat teman yang pas untuk menjadi teman dekat.

Bukan bermaksud membanggakan diri, tapi ia cukup puas dengan usahanya yang mampu membuat seseorang pemiliki banyak pilihan teman justru memutuskan menjadikan ia teman baik sebanyak dua kali selama sekolah menengah atas. Yang pertama Mingyu dan yang kedua adalah Hyeri. Ini kemajuan besar setelah masa masa dulunya, ia hanya gadis penyendiri yang tidak begitu menarik diajak menjadi teman kecuali ketika kerja kelompok.

Di lain sisi, hubungannya dengan Mingyu merenggang terlalu jauh. Pemuda itu belum juga putus dari kekasih cantiknya dan terlihat lebih tertarik bersama teman laki-laki daripada mencari dirinya saat jam makan siang jika Jiho yang kebetulan model sekolah itu mengikuti lomba entah antar sekolah ataupun yang bukan. Hana tidak begitu keberatan, toh Hyeri punya tawaran lebih menarik dengan empat orang teman di ekstrakurikuler sama dengannya, palang merah remaja, untuk menjadi teman mengobrol ketika makan siang daripada Kim Mingyu yang hanya seorang diri.

Kalau dipikir-pikir, mungkin hubungan pertemanannya dengan Mingyu jadi sekedar cerita lama. Mingyu nampak tidak kehilangan sama sekali, Hana juga tidak memiliki usaha besar untuk menghubungi teman sebangkunya semasa tingkat pertama meski ia merasa rindu. Tidak ada yang mempertanyakan tentang hubungan diantara mereka lagi, ketidaksukaan para gadis pun menyurut karena si gadis bermarga Jeon itu nampak makin menjauh dan bukan penghalang untuk meraih Kim Mingyu; sekarang saingan kuat mereka justru Kim Jiho yang ternyata lebih besar berkali lipat dibanding Hana.

Di malam Minggu, Hana yang tengah asik membaca buku di balkon kamarnya sambil ditemani minuman dengan ekstrak jeruk dan makanan ringan, tiba-tiba saja mendapat teriakan dari bawah. Ibunya memanggil keras-keras hingga si gadis hampir terlonjak dari bangku karena terkejut.

Begitu melangkah turun, ia memikirkan ada masalah apa hingga ia harus dipanggil seribut itu. Makan malam baru saja berakhir setengah jam lalu, ia juga sudah mencuci dan membereskan semua alat hingga bersih. Jika ia dipanggil karena ketahuan menyelundupkan jajanan ke kamar, itu berarti kakaknya, Wonwoo, baru saja melaporkan kenakalannya. Ia jadi merasa perlu menendang kuat-kuat kaki kurus kakaknya itu hingga tidak bisa berjalan waras selama seminggu ke depan.

"Jeon Hana," ibunya memekik riang saat melihat anaknya sudah berada di ujung tangga. Jarang-jarang wajah si ibu seceria itu, ia pun mendadak menjadi salah tingkah. Seingatnya, gen emo kakaknya yang menjengkelkan itu mengalir halus dari ibunya, lalu ada masalah apa hingga dirinya harus diberi senyuman cerah?

"Eomma berubah menakutkan," ia mencoba untuk berkelakar pelan, tapi wajahnya kurang mendukung apa yang ia niatkan. "Kenapa memanggilku?"

"Ada laki-laki tampan mencarimu di depan," kekehan mengiringi kalimat itu. "Meski dia agak gelap, kalau dia pacarmu, setelah lulus langsung menikah dengannya, ya?"

"Eomma ini, mana mungkin aku punya pacar!" Hana memekik tidak percaya.

Terlalu malas menanggapi tingkah ibunya yang seperti meledek, Hana pun melangkah ke luar. Jika itu temannya, tentu ia tidak bisa membiarkan seseorang terlalu lama seorang diri di depan, 'kan?

Ia membulatkan mata, menemukan seorang pemuda tinggi berdiri membelakangi, tidak berarti ia tidak tahu siapa yang datang. Hana merasa gugup, seharusnya ia bisa langsung paham dari kalimat ibunya tentang 'dia agak gelap'.

A Cup Of Coffee | MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang