Pertemuan Singkat

133 4 0
                                    

Orang bilang wanita cantik pantas dengan lelaki tampan, tapi aku pikir itu salah. Pada kenyataannya, lelaki tampan kebanyakan pembohong dan suka bermain dengan perasaan wanita. Aku tidak mengatakan semuanya seperti itu, tapi sebagian besar terbukti benar. Lelaki berwajah pas - pasan dan berkantong tipis saja berani bermain dengan perasaan wanita, apalagi yang lebih dari itu.

Karena sudah terbiasa melihat dan mendengar dari teman sekelasku, itu menjadi sebuah kesimpulan untukku agar menjaga jarak pada lelaki manapun yang ingin mendekatiku.

Bayangkan, anak SMP saja berani selingkuh. Kalau kata 'pacaran' itu sih kurasa sudah tidak asing lagi di usia mereka. Kalau Orangtua melarang, akhirnya mereka milih bohong. Yang lebih menakutkan, adalah berita - berita miris dari media massa, mengenai anak SMP yang tak usah aku jelaskan.

Kadang aku ingin seperti mereka, tapi kurasa tidak ada yang mau melirikku. Aku sudah cukup mengerti batasan, jadi mungkin aku bisa melakukan hal yang sama, tanpa melewati batasan yang seharusnya.

Jika saja ada seseorang yang memikat hatiku hari ini, aku pasti akan mengejarnya seperti elang. Ah, kenapa jadi ngaco....

Sekian saja untuk hari ini, bye. Klik

Perekam pun berhenti merekam, Natasya lalu menyimpan alat perekamnya ke dalam laci. Dia memang selalu merekam kesehariannya menggunakan alat perekam, karena baginya alat perekam adalah alat praktis dibanding menulis di buku diary atau curhat pada teman yang sangat sulit dipastikan kerahasiaannya.

" Sya, hari ini aku mau pergi ke toko buku. Kamu mau ikut ?" ajak Resta semangat.

" boleh, kebetulan aku juga pengen beli buku baru." jawab Natasya antusias.

Mereka pun langsung meluncur ke toko buku yang beberapa hari lalu baru dibuka. Letaknya tak terlalu jauh dari rumah Natasya. Resta sudah pernah membeli buku disana, sedang Natasya bahkan belum tahu kalau ada toko buku yang baru buka tak jauh dari rumahnya.

Sampai disana mereka disapa oleh penjaga toko yang ramah. Penampilannya tidak terlalu menarik bagi Resta karena dia menggunakan kacamata, kulitnya tidak terlalu putih, dengan cara berpakaian yang tidak keren.

Berbeda dengan Resta, Natasya justru tertarik dengan lelaki penjaga toko buku itu. Untuk pertama kalinya Natasya tertarik pada lelaki, biasanya dia akan bersikap tidak perduli pada banyak lelaki dan membiarkannya lewat begitu saja tak perduli ganteng atau apa pun.

Setelah melihat penampilan lelaki itu, hal kedua yang dia lakukan adalah melihat name tag-nya bertuliskan 'Hardi'. Setiap berjalan mencari buku, Natasya selalu mencoba curi pandang untuk melihatnya. Rasa penasarannya, membuat Resta aneh dengan sikap temannya itu.

Natasya akhirnya pulang, dengan perasaan kecewa karena Resta cepat sekali menemukan buku yang dia butuhkan.

Di dalam kamar, Natasya mulai mengambil alat perekamnya, lalu duduk diatas kasur.

00:05

Hari ini, aku melihat seseorang yang membuat hatiku bergetar dan mataku tak henti ingin melihatnya. Aku tidak mengenalnya, bahkan ini pertama kali kulihat dia, tapi aku sangat tertarik dengan senyuman dan tatapan matanya, sekalipun ada  kaca bening yang melapisinya.

Aku sempat bertanya pada Resta pendapatnya mengenai lelaki itu sebelum dia pulang. Dia bilang, tidak ada yang menarik darinya. Tapi kenapa aku justru sangat tertarik padanya, lalu apa yang membuatku bisa tertarik padanya. Itu yang aku tanyakan dalam hati.

Aku sangat penasaran, aku harus kembali kesana ! Harus !

Klik, 01:00.

Sekolah,

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang