Malam yang cerah bintang bertebaran di langit. Nika tengah duduk sendirian di atas rumput di bawah pohon sambil memeluk lututnya. Bersamaan dengan itu, wajahnya menengadah menatap langit penuh arti. Saat itu, terlihat ada bintang jatuh. Nika mulai memejamkan matanya, sambil menghirup udara malam itu. Seiring waktu, air mata mulai mengalir perlahan melewati pipinya hingga jatuh dan menghilang.
Nika mulai merebahkan tubuhnya diatas rumput, matanya yang memerah mulai terbuka. Nika menoleh ke samping memandang pohon di dekatnya. Sejak saat itu, tangisan diiringi isakan mengalir lebih deras, keheningan malam itu mulai diisi oleh tangisan Nika.
" berikan kami kesempatan kedua, dan buatlah jalan yang indah agar kami dapat memulainya kembali." gumam Nika dalam hati.
****
Lima bulan yang lalu,
" kenapa kita harus menjemputnya ?" tanya Ilham bingung sekaligus malas.
" dia kan teman lamaku. Aku dan Kira telah berteman sejak sekolah dasar tapi setelah lulus dari sekolah menengah dia harus pindah ke Lampung. Sekarang, dia akan kuliah disini, di universitas yang sama dengan kita. Jadi aku harus menyambut kedatangannya." cerita Nika penuh semangat. Ilham sangat tidak suka dengan antusiasme berlebihan yang Nika tunjukkan.
Ilham dan Nika menjemput Kira di bandara. Ilham sempat berkenalan dengan Kira sekilas. Setelah itu, Kira mengambil alih perhatian Nika padanya. Ilham hanya bisa menjadi supir yang baik dengan diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, walaupun sesekali matanya menatap kaca spion melihat keakraban Nika dan Kira di belakang.
Sampai di kediaman nenek Kira, " Ayo, masuk dulu !" ajak nenek Kira ramah.
" tak usah nek, mungkin lain kali saja. Aku harus segera pulang, soalnya sudah mau gelap takutnya mama khawatir." tolak Nika halus.
Setelah pembicaraan singkat itu, Ilham segera melajukan mobilnya pergi. Tak sepatah kata pun terucap dari mulut Ilham, Nika sempat bertanya, tapi Ilham terus menutup mulut hingga sampai di depan rumah Nika.
Keesokan harinya,
Ilham seperti biasa menjemput Nika ke rumahnya, sikap yang kemarin telah hilang berganti senyum manis Ilham seperti biasa.
" Ka, hari ini tidurmu nyenyak ?" tanyanya perhatian.
Nika tersenyum, " tentu saja, aku bermimpi indah semalam. Bertemu kembali teman lama memang berdampak cukup positif." ungkapnya. Ekspresi Ilham langsung berubah mendengar penuturan Nika.
Nika sadar ada sesuatu yang aneh, " kamu baik - baik saja, kan ?" tanyanya khawatir.
" apa kamu ingat acara kita beberapa hari lagi ?" tanya Ilham datar. Nika agak bingung, tapi dia mengiyakan.
Namun, hingga seminggu berlalu. Nika lebih sering menghabiskan waktu bersama Kira. Begitupun perhatian Nika seakan berubah haluan semenjak kedatangan Kira.
Akhir - akhir ini, Kira dan Nika sering ke perpustakaan bersama. Mereka memang memiliki hobi yang sama, membaca buku adalah hal yang keduanya sukai. Nika sering mengajak Ilham ke perpustakaan tapi Ilham tidak suka membaca, maka dari itu dia selalu menolak. Itu sebabnya, Nika tak pernah mengajak Ilham ke perpustakaan lagi.
" Nika, hari ini kamu ada acara ?"
Nika berpikir sejenak, " sepertinya tidak," ujarnya ragu.
Setelah mengatakan itu, Nika merasa ada sesuatu yang dia lupakan tapi dia sulit mengingatnya.
" baik, kalau begitu nanti malam aku akan menjemputmu." ujar Kira sambil menyunggingkan senyumnya.
****