04# Amore o Odio?

43 2 0
                                    

"Maafkan aku nona...". Hanya itu yang dia ucapkan dengan matanya yang tajam.

Aku masih berdiri membatu di depan pintu, aku sama sekali tidak bisa berpikir aku harus melalakukan apa.

"Nona, tolong menjauh dan jangan melaporkanku! Aku tahu... Kau mencintaiku bukan? hahahaha! Menjauhlah! atau kau akan menyusul ayahmu yang sudah mati ini!". Ethan yang ini bukan seperti yang kukenal. Aku seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang tidak kukenal dan orang tersebut pasti kejam...

"T-tapi... a-aku kupikir kau....". Jawabku terbata-bata

"Inilah diriku yang sebenarnya... Hahaha!". Ethan langsung pergi dan kabur melalui jendela yang ada di belakangnya.

"Ethan!". Aku segera menengoknya dari jendela, tetapi ia sudah pergi dan bersembunyi entah dimana.

************************

Aku bersembunyi ke dalam sebuah gang kecil.

Maafkan aku, kakak, ayah, ibu... aku hanya bisa membalaskan dendam kalian sampai disini. Aku tidak bisa membunuh sang nona...Kalian pasti tahu perasaanku terhadapnya....". Aku mendesah dan mengambil napas panjang.

Aku sangat merasa bersalah karena membunuh seseorang. Tapi, aku tidak bisa menolak, itu adalah pembalasan dendamku bagi keluargaku yang dibunuh oleh ayah dari Julietta. Aku tidak bisa membunuh Julietta. Aku telah terlanjur mencintainya. Tanpa disadari aku meneteskan air mata.

"Drip...Drip... Eh?". Ada apa denganku? aku tidak pernah mempunyai perasaan seperti ini sbelumnya. Aku pergi ke sebuah bar dan menemui  teman lamaku.

"Ah! Kau Ethan!". Ia menyapaku.

"A-aku... tidak mampu membunuhnya Georgino". Aku masih meneteskan air mata.

"Ah... Jadi... tetap seperti dugaanku, kau jatuh cinta pada sang nona..". Katanya sambil tersenyum.

"Aku tidak tahu sekarang harus bagaimana....".

"Ah.. kau harus ikut denganku! Ayo bantu aku di barku!".

"Ba-Baiklah...". Aku pun ikut dengannya.

*****************************

"Ah! Tuan!". Aku tersentak karena Cassisco berteriak dari belakang.

"Cassisco!".

"Julietta! Siapa yang melakukan ini?!".

"Aku terdiam dan tidak bisa menjawabnya".

"Hei! Perchè taci? (Mengapa kau diam saja?)".

"A-aku... Ethan yang membunuhnya...". Dengan berat hati aku memberitahukan bahwa orang yang kucintai adalah pelakunya.

"Apa?! Dimana dia sekarang?!".

"A-aku tidak tahu....".

"Cih! Bastardo! (Dasar Brengsek!)".

"A-aku...". Kataku sambil merinding.

"Kembalilah ke kamarmu! Aku akan mengurusnya!". Jawaban tersebut membuatku terkejut. Akankah Ethan selamat?

"Ta-tapi...".

"Cepat!". Aku tidak pernah melihat Cassisco seperti ini, biasanya dia selalu ceria... Tapi kali ini berbeda.

"Ba-baiklah...". Jawabku singkat. Aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Nasib Ethan telah terombang-ambing.

 "Semoga Ethan baik-baik saja...". Kataku dalam hati.

******************

Aku bangun telat hari ini. Tentu saja ini karena tidak ada Ethan. Hari ini, adalah hari pemakaman ayahku. Seluruh isi mansion ini kacau balau karena mereka panik tentang kematian ayah. Aku hanya bisa memandangi mereka dengan tatapan kosong.

Aku masuk ke ruang pemakaman. Di sana ada Ibu yang menangis sangat keras, Pak pendeta, dan tamu-tamu lainnya. Aku bahkan tidak bisa meneteskan air mata sedikit pun walaupun ayahku sedang melaksanakan pemakamannya. Aku hanya bisa memikirkan Ethan... Apakah Ethan baik-baik saja? Dimana Ia sekarang? Aku ingin melihatnya...

"Baiklah... hari ini kita akan melaksanakan upacan pemakaman....bla bla bla...". Kata pendeta memulai upacara pemakaman ini.

Aku menoleh ke ibuku yang masih menangis keras. Aku berharap semua ini tidak pernah terjadi dan Ethan akan tetap disisiku selamanya... Ya, Aku berharap kejadian ini menghilang dari hadapanku.....

******************

Halo... halo... Hanami disini ^^ maaf, klalo terlalu singkat ==" Hanami bener-bener sibuk bangettttttt yah... Gomen aja //plakk

"My Dear...."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang