08|Final# "Thank You"

54 1 0
                                    

Aku mendengar kembali suara pintu yang terbuka memecahkan keheningan di dalam sel yang tertutup itu. Ia berkata dengan suara lirih "Aku akan membebaskanmu...Tapi maafkan aku atas kesalahan ini. Seharusnya aku tidak menemuimu..." Degan kata-kata itu hatiku penuh syukur akhirnya bisa melihat orang yang kucintai kembali. Aku berlari dan berbisik dengan suara lirih "Terima Kasih". Aku berlari ke jalanan dan mulai mencari. Ya, hanya satu orang yang kucari.... Ethan.

Aku menyusuri toko-toko kecil yang unik. Sambil berharap keberuntungan akan membawaku padanya. Tak lama kemudian, dari ujung jalan aku mendengar sebuah sajak yang sangat kukenal dan suara itu membuatku nyaman..."Diperjalan kita bertemu... Diujung jurang kita saling mencintai sampai hayat". Ethan...Betapa kurindu suaranya....Aku berlari ke arah sumber suara dan memeluknya erat-erat. 

Seakan badai yang berhenti berhembus, kami dengan damai pergi ke tempat yang telah disiapkan oleh sahabat karibnya...

Masih ada satu pertanyaan di hatiku... "Akankah kami hidup bahagia seperti dalam dongeng? Apakah Ethan tidak akan meninggalkanku?" Aku masih gelisah ketika hatiku bergema menanyakan hal itu. "Tidak apa-apa Julietta... percayalah..." Hanya itu yang bisa membuatku tenang. Kata-kata suit diolah...tetapi, tulisan hati mudah diekspresikan.

Aku masih tetap esah... hari itu, saat Ethan pergi bekerja... Aku menemuinya lagi. Aku meminta pertolongan dengan nada berat dan sesak "Tolonglah...berikan aku sesuatu yang dapat memuktikan cintanya..." Ia memberikanku sebotol ramuan kecil yang berwarna keemasan. "Beri dia ini saat dia kembali dan suruh ia berbaring..." Aku hanya mengangguk dan membalas "Terima kasih..." 

"Aku hanyalah seorang iblis, Julietta." Jawabnya dengan suara yang begitu berat. Sesampainya di rumah kami yang sekarang, aku berbaring. Seakan-akan diberi obat tidur, terasa kantuk di mataku sangat menggoda. Aku tertidur... entah berapa lama... 

_________________________________________

Julietta adalah prioritas utamaku.. itulah yang selalu kuucapkan dalam hati. Sesampainya di rumah, aku hanya memperatikan wajahnya yang cantik sambil tersenyum. Tiba-tiba ia terbangun dan memintaku meminum sebotol kecil cairan. Aku hanya menurutinya karena ia bilang.."Ini minumlah...dari sahabatku, agar tenagamu lebih kuat". Tanpa sadar, aku seakan-akan dibubuhi racun berbisa. Setengah sadar kuberkata padanya "Di kehidupan yang akan mendatang aku akan tetap mencintaimu..." Hal terakhir yang kulihat hanyalah wajah cantiknya yang tersenyum.

***********************************

"Permisi... kau menjatuhkan kertasmu.." Aku berbalik kesumber suara. Suara pria itu... suara yang sangat familier bagiku. Apakah aku pernah mengenalnya?

*****************

Ok, makasih banyak yang udh baca... Hana gk bisa lanjutin lagi karena masalah pendidikan yang mendesak. 

Terima kasih.

-Hanami

"My Dear...."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang