4

2.3K 348 137
                                    

- Hoshi's Back -

Wonwoo memandang langit pagi yang cerah. Saat itu jarum jam baru saja menunjuk ke angka 9, tapi laki-laki jangkung itu sudah duduk di tepi Sungai Han selama kira-kira setengah jam. Padahal, dia belum mandi.

Damai nya pagi itu. Angin dingin menyapu lembut wajahnya, juga sedikit terasa di lehernya yang meskipun sudah menggunakan sweater turtleneck.

Damai nya memang sangat indah. Biarkan hanya tenangnya air sungai yang mengalir, semilir angin, juga cerahnya pagi yang menemani. Tapi, kadang kedamaian seperti ini bisa membuatnya bosan. Maksudnya, dia butuh Sean untuk bisa merusak kedamaian.

Kadang, gadis itu memang menyebalkan jika mengganggu Wonwoo yang sudah berada di titik kedamaian. Tapi apalah daya Wonwoo yang bagai tembok atau triplek, dia hanya bisa diam saat Sean mulai berulah.

Ponselnya berdering, membuat lamunannya buyar. Seketika sudut bibirnya menaik saat melihat nama "kekasihku yang paling cantik" tertera di layar ponselnya. Ya, Wonwoo terlalu malas untuk mengubah nama Sean di kontaknya. Tidak apa menurutnya, memang Sean kekasihnya, dan memang Sean cantik.

Dia lantas menekan tombol berwarna hijau lalu menempelkan ponselnya ke telinga kanan nya.

"Wae?" tanya Wonwoo.

"Aku bosan~"

Wonwoo tertawa dan membuat kesan jahat di sana.

"AKU BENAR-BENAR BOSAN AKU INGIN BERTEMU DENGAN MU AKU TIDAK MAU DI SINI CHAGI SELAMAT KAN AKU DARI NERAKA INI!!"

Wonwoo menunduk, tertawa kecil, diam-diam merasakan gelitikkan di perutnya saat kata "chagi" keluar dari mulut Sean dan menembus langsung ke gendang telinganya melalui speaker ponselnya.

"Hanya sampai sore. Kau baru meninggalkan aku 1 jam tapi kau sudah rindu. Apa aku setampan itu?"

"Sialan kau Jeon Wonwoo. JADI KAU PIKIR AKU RINDU KARENA KETAMPANAN MU?!!"

"Bukannya memang begitu?"

"Iya. He he he he he." Sean tertawa bangga di seberang sana. Ingin sekali Wonwoo memutuskan sambungan kalau tidak mengingat dia juga merindukan Sean.

"Tidak, tidak. Aku memang merindukanmu. Aku rindu dengar ocehan mu saat aku mulai bertingkah layaknya anak-anak. Aku dengan sangat tulus merindukan mu, Jeon Wonwoo."

Wonwoo tersenyum simpul. "Berarti kita sama. Ku tunggu kau di kantin kantor nanti sore. Arraseo?"

"Arraseoyo. Katakan kau rindu aku."

"Aku rindu kau, Lee Sean."

Terdengar Sean tertawa kecil. "Baiklah, aku harus pergi. Rapatnya akan mulai. Bye bye!"

Wonwoo berdeham lalu memutuskan sambungan. Benar, dia memang merindukan Sean. Meskipun baru 1 jam yang lalu mereka tidak bertemu.

Hari itu Sean harus ikut rapat bersama Tuan Lee. Dan, Wonwoo dapat kerja pada jam siang. Itu dia mengapa mereka pisah tempat dan waktu hari itu. Ke dua nya sama-sama tidak ingin jauh, selalu saja rindu.

BRUK!

Wonwoo langsung menoleh saat mendengar suara sesuatu yang terjatuh. Dia mendapati ada seorang gadis yang terjatuh dari sepedanya tak jauh dari tempatnya.

Mau tidak mau, Wonwoo harus membantu gadis itu karena jalanan Sungai Han sudah lumayan sepi karena biasanya orang-orang ramai pada pukul tujuh. Memang hanya dia sepertinya yang bisa membantu.

"Maaf, kau tak apa?" tanya Wonwoo sambil mengulurkan tangannya ke arah gadis yang masih terduduk di tanah itu.

"Aku tak apa."

Americano (2) || Seventeen Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang