5

2.3K 320 129
                                    

- ekaF dneirF? -

Sean menyesap Americano panas nya untuk yang kesekian kalinya. Dia sedang duduk bersama Hoshi di kantor kantin malam itu.

Saat itu Wonwoo masih bekerja. Sudah 1 jam Hoshi dan Sean menunggu, tapi Wonwoo tak kunjung datang.

"Jadi apa rencana mu?" tanya Sean. Mereka sedang membicarakan tentang kehidupan Hoshi yang baru di Seoul.

Setelah tutupnya Café Love Esspreso, Hoshi tidak ada pekerjaan lagi. Kemarin, sehari setelah kembali nya Hoshi, dia baru saja menyewa appartement yang biaya nya tidak terlalu mahal. Sebenarnya Hoshi punya rencana untuk membangun café miliknya sendiri, tetapi dia belum punya banyak uang untuk itu.

"Aku tidak tahu. Akan terlalu sulit jika aku mendirikan café milikku sendiri." Hoshi menatap Sean pasrah.

Sean memanyunkan bibirnya. Tampak menimbang-nimbang untuk masalah yang satu itu. Tentu saja dia tidak mungkin tinggal diam di saat temannya kesulitan. Apalagi di saat dia tahu, dia bisa membantu.

"Oh!" pekik Sean. "Bagaimana kalau kau dirikan café mu di kantor ini saja?! Pasti ayahku akan memberikan tempat untuk mu dengan uang sewa yang tidak terlalu mahal!!"

Sean begitu antusias tanpa menyadari Hoshi yang belum mencerna apa maksud perkataan Sean.

"ISH! HOSHI!! KAU BISA DIRIKAN CAFÉ MU DI KANTOR INI!!"

Mendengar teriakan Sean itu, Hoshi langsung mengerti apa maksud Sean. Dan wajahnya berbinar seketika, rasanya dia langsung mendapat secercah harapan dari masalah yang selama ini membuat hatinya resah.

Sean langsung berdiri di saat mendapati Hoshi yang sudah mengerti apa maksudnya. Sekarang ke dua orang itu sedang berjingkrak-jingkrak karena bahagia yang berlebihan.

"Jadi kau mau?" tanya Sean yang lalu di balas anggukan mantap oleh Hoshi.

Sean memeluk Hoshi dengan erat. Mereka terlalu bahagia sampai tidak sadar kalau sudah 5 menit Wonwoo berdiri di pintu kantin memperhatikan mereka.

Wonwoo langsung mengalihkan perhatiannya ke ponsel nya yang tiba-tiba saja bergetar.

Di raihnya ponsel itu dari saku celananya. Ada satu pesan masuk. Lagi-lagi dari nomor asing.

'Tidak pernah kah kau berpikir kalau Hoshi mungkin saja menyukai Sean? Pasalnya, Hoshi itu laki-laki normal, Sean itu gadis yang cantik, mereka juga sangat akrab. Wajar kalau kau curigai Hoshi yang mungkin saja memang suka pada Sean.'

Sepasang mata Wonwoo beralih dari ponsel nya ke kedua insan itu yang masih berpelukan. Diam-diam tangan Wonwoo meremas ponsel nya.

Benar. Menurut Wonwoo, itu benar. Tidak menutup kemungkinan kalau Hoshi menyukai Sean. Hubungan persahabatan Sean dan Hoshi tidak mungkin berjalan semulus itu. Maksudnya, tidak ada persahabatan lawan jenis yang berjalan secara mulus. 90% salah satu dari mereka pasti ada yang menyimpan perasaan. Wonwoo tahu, Sean tidak mungkin punya perasaan lebih pada Hoshi.

Wonwoo berjalan menjauh dari kantin kantor. Dia menyalakan ponselnya lalu mengirim pesan kepada nomor asing itu.

"Siapa kau?"

Send. Sent.

Beberapa detik kemudian penerima pesan itu membalas.

"Penting kah untuk mu?"

Dengan geram Wonwoo kembali mengetik.

"Baiklah, abaikan pertanyaan ku sebelumnya. Apa tujuanmu mengirim pesan seperti ini? Apa untung nya untukmu?"

Americano (2) || Seventeen Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang