1

3.4K 418 89
                                    

- The Coldest Boyfriend -

Setelah memastikan dirinya sudah rapi di depan kaca, laki-laki bertubuh jangkung itu menatap kekasihnya yang masih terlelap di tempat tidur appartemennya.

Seulas senyum terukir di wajahnya. Jeon Wonwoo berjalan mendekati kekasihnya itu, Sean. Tangannya terangkat lalu menyisir lembut rambut Sean yang menutupi wajahnya.

Cup.

Wonwoo mengecup bibir Sean lembut.

Sean selalu saja memaksa diri Wonwoo untuk menciumnya, dan dengan sangat tragis, Wonwoo selalu menolak.

Tapi, setiap Sean terlelap, Wonwoo selalu mencium Sean. Seperti sekarang. Dia tidak tahu mengapa dia melakukan itu. Dia hanya senang mencium Sean tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Yak!"

Wonwoo membelalakkan matanya saat tiba-tiba saja Sean terbangun di saat bibirnya masih menempel di bibir Sean. Dengan cepat dia menjauhkan wajahnya dari wajah Sean.

Senyum jahil terukir di bibir Sean. Lalu dia berdiri di hadapan Wonwoo dan berhasil membuat kekasihnya itu salah tingkah.

"Hm hm hm." Sean bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi.., kau! Sialan, mengapa kau hanya mencium ku di saat aku sedang tidur eoh?!"

Wonwoo menghela napas pelan, lalu membalikkan badannya menjauhi Sean.

"Yak! Jeon Wonwoo! Kau dengar pertanyaan ku tidak?! Aku tahu ini bukan kali pertama kau lakukan ini 'kan?! Kau harus jelaskan! Hey hey hey jangan pakai sepatu mu dulu aku benar-benar belum selesai berbicara. Hey Jeon Wonwoo kau ini dengar aku apa tidak!! Jangan sampai akuㅡ"

"Apa? Jangan sampai apa?" tanya Wonwoo sambil kembali mendekat ke arah Sean lengkap dengan tatapan tajamnya.

Sean menggigit-gigit bibirnya, menghindari tatapan Wonwoo. Tapi, Wonwoo semakin mendekat. "Kau tahu Sean, ini sudah kesekian kalinya ku peringatkan kau untuk berhenti bersikap kekanak-kanakkan."

"Ini memang tidak masalah bagiku, tapi kau tidak bisa terus seperti ini, karenaㅡ"

Wonwoo menghentikan kalimatnya saat tiba-tiba saja Sean mengecup bibir Wonwoo sekilas. Dia menunduk untuk menatap Sean yang sudah mengaitkan kedua tangan di belakang punggungnya sambil menggembungkan pipinya. Bersikap seakan-akan tidak ada yang terjadi.

Mata Wonwoo terus menatap Sean, sampai sosok yang ditatap itu akhirnya menatap kembali.

"Aku benci kau," ucap Sean sambil memukul dada Wonwoo.

"Aku juga," balas Wonwoo sambil mengacak-acak rambut Sean.

Sean menghela napas pelan lalu memeluk Wonwoo. "Kau benar-benar membenciku?" tanya Sean sambil menepuk-nepuk pelan punggung Wonwoo.

Sean merasakan dagu Wonwoo bergerak naik turun di puncak kepalanya. Sean berdecak.

"Mianhae.. kau memaafkanku 'kan?"

Sudut bibir Wonwoo terangkat, bahkan nyaris tertawa. Tapi tetap saja, Wonwoo adalah laki-laki yang terlalu tidak pantas untuk tersenyum apalagi tertawa. Jadi dia hanya diam lalu menghela napasnya pelan.

"Arraseo.., sekarang cepat rapikan dirimu, setelah itu kita pergi bersama."

---

Wonwoo dan Sean sekarang bekerja di tempat yang sama. Di perusahaan golf milik ayah Sean. Satu bulan setelah Wonwoo dan Sean resmi berpacaran, Tuan Lee mengajak Wonwoo untuk bekerja di tempat nya.

Americano (2) || Seventeen Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang