8

2.2K 320 197
                                    

- Yeonrin -

Kantung mata Sean semakin terlihat. Ia tidak bisa tidur semenjak kemarin berkelahi dengan Wonwoo. Air matanya terus mengalir seiring dengan kebingungan Sean yang menderu hatinya. Kebingungan atas apa yang harus dia lakukan menyangkut masalah itu. Biasanya akan ada Wonwoo yang membantu saat Sean kesulitan. Tapi sekarang? Big no.

Sean berseteru di meja kamarnya. Ia memandangi beberapa gambar dirinya dengan Wonwoo yang tertempel di setiap sudut rak buku. Senyum simpul terukir di wajah mungil Sean. Begitu juga dengan air mata yang justru menyamari senyum itu. Sean mengutuki dirinya yang terus saja menangis, terus saja menjadi cengeng.

Jadi, ini dia alasan mengapa Wonwoo selalu mengingati Sean untuk berhenti bertingkah kekanakkan, seperti: cengeng, manja, dan egois. Sean kembali mengenang saat-saat itu. Saat-saat Wonwoo memarahinya. Ia rindu itu. Mungkin kalau Wonwoo lihat Sean menangis saat itu. Dia akan berkata kira-kira seperti ini:

"Sean aku benci kau. Kau begitu merepotkan."

Lalu Sean akan tertawa sambil berkata:

"Dasar pendusta! Kau itu mencintaiku karena aku ini merepotkan! He he he."

Perkelahian itu akan berlanjut dengan Wonwoo yang mencubit gemas bibir Sean. Kemudian dibalas pukulan sepenuh hati Sean di lengan Wonwoo.

Spontan Sean tersenyum saat mengenang itu. Ia jadi teringat saat ia ceritakan hal itu pada teman-teman seperjuangannya sewaktu SMA. Saat itu temannya beropini kalau Wonwoo itu bukan kekasih idaman, bukan kekasih yang romantis, dan kekasih yang membosankan.

Tapi, Sean lupa, dia lupa menceritakan bagaimana Wonwoo memesan air mineral lalu meminta asistennya untuk mengirimkan air mineral itu kepada Sean yang tengah bekerja di lapangan membantu ayahnya. Sean lupa menceritakan bagaimana Wonwoo diam-diam menyisir rambut Sean saat ia tengah tidur, karena Wonwoo tahu Sean tidak ingin menyisir rambut kalau tidak keramas terlebih dahulu.

Sean lupa menceritakan kepada teman-temannya bagaimana Wonwoo rela tidak makan siang hanya untuk menyamai Sean yang juga begitu karena tengah rapat.

"Kau itu bodoh! Malas sekali makan!"

"Aku pikir kau juga tidak makan. Salah kalau aku ingin sama denganmu?"

Lalu ia lupa menceritakan saat-saat Wonwoo yang selalu meminta security untuk mengabari Wonwoo jikalau Sean keluar kantor. Sewaktu Sean tahu Wonwoo lakukan itu, dia berkata:

"Memalukan! Mengapa kau lakukan itu?!"

"Aku tidak bisa mengawasimu sendirian. Terkadang aku lengah, aku takut kau hilang. Aku tidak ingin kehilanganmu. Sulit menemukan seseorang yang sepertimu."

Dan satu lagi yang lupa ia ceritakan kepada teman-temannya adalah saat Wonwoo menghubungi Sean menggunakan nomor café, hanya untuk mengatakan bahwa dia mencintai Sean.

"Siapa ini?" Saat itu Sean bingung karena nomor yang tertera adalah nomor asing.

"Seseorang yang mencintaimu." Orang itu menjawab.

"Ayah?" tanya Sean.

"Hoshi?" tanya Sean, lagi.

"Lalu kau anggap apa aku ini?"

Sean tersadar saat sambungan diputuskan. Itu adalah Wonwoo!

"Mengapa pakai nomor café?"

"Mengapa tidak pakai ponselmu?"

"Dasar pelit! Kau pasti tidak punya pulsa hanya untuk menghubungiku 'kan?!"

"Aku ingin mencintaimu dengan cara yang berbeda, tapi istimewa. Aku ingin mencintaimu dengan caraku sendiri."

Americano (2) || Seventeen Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang