Prolog

3.3K 461 97
                                    

- Diary -

Lagi-lagi gadis itu menyipitkan matanya. Sinar matahari pagi itu menembus kaca jendela appartement nya dan menyilaukan matanya.

Dia menarik gorden berwarna biru muda itu untuk menghalangi sinar matahari yang masuk. Detik berikutnya dia teringat akan sesuatu. Sesuatu yang selalu saja mengusik pikirannya apapun yang dia lakukan.

Akan sesuatu yang telah membuatnya menangis akhir-akhir ini. Sesuatu yang dia tak mampu untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Walaupun dia tahu, memang tidak ada yang bisa membantunya untuk menyelesaikan masalah itu. Benar, dia harus selesaikan masalah itu sendiri.

Namanya Sean. Gadis yang semua orang tahu adalah gadis yang paling ceria. Seakan-akan tidak ada satu hal pun di dunia ini yang harus dia khawatirkan. Seakan-akan dia adalah pemilik kebahagiaan di dunia ini. Dialah Lee Sean.

Tapi, mereka salah. Sean tengah terpuruk akhir-akhir ini. Sean yang selama ini hanya perlu meminta lalu di beri, menangis lalu di hibur, sekarang harus merelakan sesuatu yang berharga di hidupnya untuk mendapatkan solusi.

Ketukan kaki nya di lantai kayu appartement nya terdengar menggema saat dia berjalan ke arah meja kerja di sebelah ruang tengah. Dia duduk di sana dalam diam. Menatapi beberapa gambar yang terpampang di meja kerjanya. Gambar dari dirinya, ayahnya, ibunya yang sudah meninggal sejak Sean berumur 12 tahun, dan kekasihnya, Jeon Wonwoo.

Dia mengambil buku catatan hariannya yang sudah terlihat kusam. Terakhir kali dia menulis di buku itu saat dia berusia 18 tahun. Dan mungkin, sekarang adalah saat yang tepat untuk kembali melakukan itu.

Perlahan dia buka lembar yang masih kosong. Kira-kira masih ada 5 lembar tersisa di buku itu. Mungkin terlalu sedikit untuk menceritakan betapa sedihnya perasaan Sean saat itu. Betapa rumitnya masalah yang sedang dia hadapi. Dan betapa sulitnya untuk menemukan jalan keluar dari masalah itu.

Dia raih pensil dengan ujung runcing tepat di hadapannya. Beberapa kenangan manis sampai pahit, terputar kembali di otaknya.

Semuanya hanya tentang, dia, dan kekasihnya.

...

Dear diary..,

Hai diary, lama tidak berjumpa denganmu. Lama tidak memberi tahu mu apa hal penting yang sudah terjadi di hidupku. Kau tahu? Ini benar-benar memalukan karena ini adalah hal menyedihkan pertama yang pernah ku ceritakan padamu.

Diary, akan ku perkenalkan padamu kekasihku, selama 5 bulan ini. Dia adalah Jeon Wonwoo. Laki-laki tampan, dingin, kaku, sinis, dan suka mengeluarkan kata-kata jahatnya kepada siapapun, termasuk aku, dan kecuali ayahku.

Meskipun dia begitu, dia adalah laki-laki yang selama 5 bulan ini menemaniku.

Memukul halus kepalaku, di saat aku menendang kakinya.

Menarik ikat rambutku, di saat aku memukul perutnya atau dadanya.

Mencubit bibirku, di saat aku banyak bicara.

Meminjamkanku mantelnya, kapanpun aku memaksanya untuk melakukan itu.

Menggendongku, kapanpun yang aku mau.

Memelukku, setiap kita bersama.

Dan menciumku, saat aku terlelap.

Dia memang bukan pemilik sifat laki-laki yang biasanya semua wanita inginkan. Tapi, entah apa yang telah terjadi, aku memilihnya. Memilih dia untuk mengisi hatiku, juga sisa hidupku.

Semuanya baik-baik saja, diary. Tapi hanya sampai Mingyu kembali datang. Semuanya berubah. Dia membuat semua yang terasa indah jadi menghilang. Tanpa meninggalkan sedikit pun rasa indah itu tersisa.

Aku tidak tahu kalau Wonwoo mempunyai satu sifat yang bisa membuat hubungan kami runtuh. Sifat yang selama ini aku hindari dari tiap pria yang ingin aku kencani.

Wonwoo tidak ingin bertemu denganku setelah masalah itu. Dia tidak ingin mendengarkan penjelasanku. Dia menjauh. Bukan hanya itu, dia terlihat.., kembali dekat dengan Yeonrin, mantan kekasihnya.

Aku tidak punya siapapun setelah itu.

Hoshi?

Tidak, dia adalah satu orang yang justru paling tidak bisa membantu ku dalam masalah satu ini. Kertas ini tidak cukup untuk tempat aku ceritakan alasannya.

Atau, tidak.

Semua orang adalah yang paling tidak bisa membantuku dalam masalah satu ini.

Tapi, ku beri tahu kau, diary.

Jangan salah kan Mingyu dan sikap egoisnya yang kembali datang ke kehidupan ku dan mengubah segalanya.

Jangan juga salahkan Hoshi, yang kau belum tahu, diary, kalau Wonwoo bahkan tidak ingin berteman atau kembali mendengar nama Hoshi setelah masalah ini.

Jangan salahkan Yeonrin, yang kembali mendekati Wonwoo dengan segala caranya.

Tapi, salahkan aku, yang tidak bisa menjaga perasaanku. Semua perasaanku.

Maafkan aku, diary, mungkin aku hanya bisa bercerita sampai di sini, kau sudah basah karena air mata ku yang jatuh untuk kesekian kalinya. Air mataku nyaris saja akan menghilangkan apa yang sudah aku tulis. Aku harus segera pergi sebelum apa yang sudah kau ketahui, hilang begitu saja.

Sincerely, Lee Sean


.

..

ㅡㅡㅡ

INI PADA NANGKEP APA YANG TERJADI GA? OKE WAJAR KALO GA PADA NANGKEP KARNA BARU PROLOG.

ADA YANG BAPER GA? BAPER DONG PLS BAPER, GW SUSAH PAYAH NULISNYA HUHUHU

OKE MUNGKIN INI PART NYA LEBIH DIKIT YA DARIPADA SEASON 1. JADI JANGAN PADA MALES NGIKUTIN SEASON INI YAA!!

TERIMA KASI DAN JANGAN LUPA VOMMENT :)))

Americano (2) || Seventeen Wonwoo FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang