15. Jong Kook Oppa?

685 51 1
                                    

Ji Hyo mengernyitkan dahinya saat mengetahui Yeo Jin yang sepertinya mengenal Jong Kook, begitupun Jong Kook yang tampak terkejut saat melihat sahabat Ji Hyo itu. "Kalian berdua... saling kenal?"

"Tidak." Yeo Jin menjawab dengan cepat, entah apa alasannya membantah kebenaran itu. "Aku hanya pernah melihatnya berkali-kali di restoran sungai Han, dia juga penyanyi di sana, kan? Ng... jadi aku hanya terkejut kalau ternyata dia adalah pacarmu." sambungnya terbata-bata. "Aku tahu namanya dari temanku yang katanya sangat suka dengan nyanyiannya." ia semakin mengada-ada jawaban, meskipun memang benar bahwa dia dan Jong Kook saling mengenal.

Ji Hyo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya berpura-pura mengerti, meskipun ada sesuatu mengganjal di hatinya, salah satunya adalah Yeo Jin yang biasanya tenang tiba-tiba berbicara dengan cepat.

Sementara Jong Kook hanya menatap ke arah lain dan tak berani menatap kedua wanita yang sedang terduduk di ranjang saat itu. Dia memikirkan jawaban apa yang ingin ia berikan, jika saja Ji Hyo bertanya padanya karena masih tak percaya dengan jawaban Yeo Jin.

Tak ingin berlama-lama dalam situasi canggung itu, Yeo Jin beranjak dari duduknya. "Aku lupa kalau sekarang aku sedang ada janji dengan ibuku." ucapnya asal sembari berpura-pura menatap jam tangannya. "Aku pergi dulu, ya." Tanpa menunggu jawaban Ji Hyo, ia langsung saja berjalan pergi meninggalkan Jong Kook dan Ji Hyo yang sedang bertatapan saat ini.

"Dia juga mengenalmu?" tanya Ji Hyo.

"Juga?"

"Lebih baik kita berbicara di luar saja." ucap Ji Hyo berusaha untuk beranjak dari duduknya, namun tubuhnya masih terasa lemas dan hal itu membuat Jong Kook menahannya.

"Tak usah. Kita berbicara di sini saja." Jong Kook lalu duduk di samping Ji Hyo yang kini memijat dahinya yang terasa pusing karena memikirkan sesuatu.

"Aku juga mempunyai seorang teman yang bernama Kang Gary. Dia mengatakan bahwa dia mengenalmu." Jelas Ji Hyo.

"Ng... Ji Hyo-ya. Bisa kita tak membicarakan hal itu sekarang?" tanya Jong Kook menatap mata Ji Hyo dengan lembut. "Sebenarnya aku belum sembuh dengan baik, kau juga sedang sakit, jadi sebaiknya kita tak perlu memikirkan sesuatu yang memusingkan."

"Mengapa kita tak bisa membicarakannya sekarang?" tanya Ji Hyo meneguk ludahnya. "Apakah jawaban yang akan kau berikan itu dapat menyakiti kita berdua?"

Jong Kook tak menjawab. Ia tak sanggup bisa mengiyakan pertanyaan itu, namun dia juga tak bisa berbohong dengan membantah pertanyaan Ji Hyo.

"Apanya yang menyakitkan jika temanku mengenalmu?" tanya Ji Hyo dengan nada bicara yang cukup emosi, ia hanya ingin mendengar jawaban baik dari Jong Kook.

Jong Kook meraih puncak kepala Ji Hyo dan menyandarkan kepala wanitanya itu di bahunya. "Aku akan menjawabmu, tapi tidak sekarang." Tangan Jong Kook mengelus rambut Ji Hyo dengan penuh Kasih sayang. "Maka dari itu, kau harus sembuh secepatnya."

Ji Hyo tampak luluh dengan sikap lembut Jong Kook. Ia berhenti bertanya dan memejamkan matanya, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran tak masuk akal yang mengusiknya sejak tadi.

Setelah Ji Hyo tertidur, Jong Kook pun berbincang-bincang dengan Kwang Soo di ruang tengah. "Apa yang terjadi pada Ji Hyo?" tanyanya. "Semalam dia tampak sehat-sehat saja."

"Tadi malam kami bertemu Ayah, Hyung." Jong Kook tertegun mendengar perkataan Kwang Soo. "Kupikir Ji Hyo noona benar-benar tertekan saat melihat Ayah sedang bersama seorang gadis kecil yang kami duga adalah anaknya dari wanita lain."

"Lalu?"

"Kami hujan-hujanan karena Ji Hyo noona yang terus mengejar Ayah. Aku terus membantah apa yang dipikirkannya, aku mengatakan bahwa yang ia lihat itu bukanlah Ayah dan itu hanyalah pengaruh dari traumanya akan hujan." sambung Kwang Soo. "Aku baik-baik saja karena aku tak dekat dengan Ayahku, tapi hatiku sakit setiap kali melihat Ji Hyo noona yang begitu terpukul di malam itu."

Jong Kook terdiam. Dia juga merasakan dadanya sesak membayangkan betapa tersakitinya Ji Hyo.

"Jadi, Hyung. Jangan menyakiti Ji Hyo noona. Jika kau melakukan itu, mungkin aku yang paling hancur saat melihat sahabatku menyakiti kakakku sendiri." ucap Kwang Soo sembari tersenyum tipis.

Jong Kook hanya membalas senyuman Kwang Soo dengan senyuman tipis.

---

Esoknya...

Ji Hyo belum sembuh sepenuhnya, tetapi ia bangun pagi-pagi dan bersiap untuk pergi ke cafe. "Pagi." Ji Hyo menyapa Ibunya dan Kwang Soo yang sedang menikmati sarapannya.

Ibunya mengernyit. "Bukankah kau sedang sakit? Mengapa kau tak beristirahat saja?"

Ji Hyo menggelengkan kepalanya. "Tidak terlalu parah. Aku harus bekerja sekarang, jika tidak gajiku akan dipotong." jawabnya sembari meraih segelas susu dan meminumnya dengan sekali teguk.

"Bilang saja kalau kau ingin melihat Jong Kook hyung menyanyi malam nanti." celetuk Kwang Soo dan mendapat tatapan tajam dari Ji Hyo.

"Aku harus pergi sekarang, aku akan sarapan di cafe." ucap Ji Hyo berbohong, dia sebenarnya sedang tak nafsu makan.

Saat ia baru saja keluar dari rumahnya, ia mendapat sms dari Gary.

"Ji Hyo. Kau sudah baikan? Boleh kita berbicara malam nanti?"

Ji Hyo berpikir panjang. Jika Jong Kook bisa datang menyanyi di cafe malam nanti, berarti ia harus pulang bersama Jong Kook dan akan sulit jika harus menemui Gary. Beberapa detik kemudian sms dari Gary kembali masuk.

"Sebentar saja. Aku ingin berbicara dengan Kim Jong Kook juga."

Dengan cepat, Ji Hyo mengetik balasan dengan antusias.

"Untuk apa?"

Ji Hyo pun melanjutkan langkahnya, dan ada balasan sms dari Gary beberapa detik kemudian.

"Dia teman lamaku. Aku hanya ingin menyapanya."

Ji Hyo berpikir sejenak. "Mungkin dia memang hanya ingin menyapa Jong Kook."

"Ya sudah."

---

Ji Hyo telah sampai di cafe, ia segera mengganti pakaiannya menjadi seragam cafe. Saat ia keluar dari ruang ganti, ia melihat Geun Young yang sudah duduk di salah satu meja pengunjung. Hal itu membuatnya keheranan, karena cafe bahkan belum buka, tapi dia sudah berada di sana.

Hye Jung pun menghampiri Ji Hyo, "Dia mencarimu." ucapnya sembari menunjuk Geun Young menggunakan dagunya.

Ji Hyo mengernyit, mengapa Geun Young mencarinya? Dia pun berjalan ke arah wanita yang memakai dress selutut yamg tampak anggun itu. "Moon Geun Young?"

Geun Young tersenyum ke arah Ji Hyo. "Eonni, bisakah kau berbicara denganku sebentar saja? Aku ingin curhat dengan Gary oppa, tapi aku merasa tak enak jika terus mengganggu waktu kerjanya." pintanya dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya.

Ji Hyo pun duduk di hadapan Geun Young. "Kau ingin curhat apa?" tanya Ji Hyo lalu tersenyum. "Tapi aku tak bisa berlama-lama, aku harus kerja."

"Tak akan lama." jawab Geun Young tersenyum miring. "Kau tahu kan kalau sekarang aku benar-benar sedih karena Jong Kook oppa yang sudah berubah semenjak aku pergi? Sebenarnya aku-"

"Tunggu." Ji Hyo memotong kalimat Geun Young, dan membuat Geun Young mengangkat satu alisnya. "Jong Kook oppa?"

---

-spartaceofindonesia (28 Agustus 2016)

Sing For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang