18. His Mother (2)

740 48 5
                                    

Sebelum menemui ibu Jong Kook yang mengajaknya bertemu tadi pagi. Ji Hyo menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, agar bisa diizinkan pergi saat jam makan siang.

Namun, pekerjaannya itu tertunda saat seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wanita itu adalah Geun Young.

Setelah meminta izin kepada Hye Jung, Ji Hyo pun duduk di hadapan Geun Young. "Ada apa?" tanyanya dengan malas. Ia masih mengingat kejadian dua minggu yang lalu, yang juga merupakan pertemuan terakhirnya dengan Jong Kook.

"Adikmu sudah memberikanmu ponselmu yang terjatuh tempo hari, kan?" tanya Geun Young. "Kurasa kau benar-benar terkejut waktu itu. Maaf, aku tak bisa langsung memberikannya kepadamu. Aku hanya kebetulan bertemu Kwang Soo di restoran sungai Han."

"Ya, terima kasih." jawab Ji Hyo singkat.

"Tapi, apa yang kau lihat tempo hari itu hanyalah salah paham. Aku hanya memberikan pelukan terakhir untuk Jong Kook oppa."

"Pelukan terakhir?"

Geun Young mengangguk. "Aku sudah merelakan Jong Kook oppa untukmu. Karena dia benar-benar mencintaimu." ucapnya.

Ji Hyo kini mengerti apa yang telah terjadi. Perlahan, ia menyesal karena tak mendengar penjelasan Jong Kook di hari itu.

"Ngomong-ngomong, kenapa ponsel Jong Kook oppa tak pernah aktif?"

"Aku tak tahu." jawab Ji Hyo. "Aku baru saja mendapat telfon dari ibunya. Entah bagaimana ia mendapat nomor telfonku. Dia ingin berbicara sesuatu tentang Jong Kook."

Deg! Jantung Geun Young berdegup dengan keras. Namun, ia segera menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang melayang di kepalanya.

---

Ji Hyo sedang duduk di salah satu meja di sebuah restoran, dan di hadapannya ada seorang wanita yang kira-kira berumur lima puluh a tahun. Wanita itu tersenyum menatap wajah Ji Hyo, sementara Ji Hyo merasa canggung dengan situasi saat itu.

"Kau sangat cantik, Ji Hyo-ssi." ucap wanita itu yang ternyata adalah ibunya Jong Kook yang entah bagaimana bisa menelfon Ji Hyo dan mengajaknya bertemu.

Ji Hyo membalas pujian ibu Jong Kook dengan senyuman ramah. "Terima Kasih."

"Mungkin kau penasaran dengan keberadaan Jong Kook saat ini."

Ji Hyo terkesiap dengan ucapan wanita itu. "Saya belum pernah bertemu dengannya selama dua minggu ini." jawab Ji Hyo sembari menghembuskan nafas berat.

"Dia dikurung oleh ayahnya." Kali ini ibu Jong Kook yang menghembuskan nafas berat.

Ji Hyo tampak terkejut. "Mengapa? Apakah Jong Kook berbuat salah?"

"Bisakah saya meminta bantuanmu, Ji Hyo-ssi?" pinta ibu Jong Kook. "Bukannya saya menentang hubungan kalian berdua. Tapi, ayah Jong Kook sangat tak ingin anaknya menjalin hubungan dengan wanita yang berasal dari keluarga yang biasa saja."

"Biasa saja?"

---

Seminggu yang lalu...

Ji Hyo menemui Gary yang sedang minum soju di warung kaki lima, setelah mendapat telfon dari lelaki itu yang memaksanya datang ke tempat itu. Sepertinya Gary sudah sedikit mabuk.

"Ada apa menelfonku?" tanya Ji Hyo menatap Gary. "Apakah kau ingin membicarakan sesuatu yang penting?"

"Dia... bukan orang yang biasa." ucap Gary.

Ji Hyo menarik satu alisnya ke atas. "Apa maksudmu? Siapa?"

"Kim. Jong. Kook."

"Bukan orang biasa?" tanya Ji Hyo berusaha berpikir keras dan mulai berfantasi. "Maksudmu dia mempunyai kekuatan yang melebihi manusia normal?"

Sing For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang