20. Sing For You

750 53 3
                                    

Ji Hyo dan Jong Kook kini terduduk di salah satu meja pelanggan di cafe tempat mereka bekerja dulu. Mereka memutuskan untuk mengobrol di sana karena hujan semakin turun dengan derasnya.

"Malam sudah hampir tiba, apakah kau tak apa-apa jika hujan terus turun?" tanya Jong Kook membuka percakapan dan memecahkan suasana hening yang berlangsung selama beberapa menit.

Ji Hyo tersenyum. "Tak apa-apa." jawabnya. "Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, Ayahku datang ke rumahku. Dia ingin bertemu denganku dan Kwang Soo, dan dia bersedia untuk menafkahi kami berdua sampai aku menikah dan Kwang Soo mendapat pekerjaan. Ibu pun menyambutnya, meskipun Ayahku sudah memiliki keluarga baru."

"Benarkah? Jadi traumamu sudah hilang?" tanya Jong Kook dan dijawab oleh anggukan kepala Ji Hyo. "Syukurlah." ucapnya menampakkan senyuman turut bahagianya.

Lalu, mereka kembali terdiam. Suasana hening kembali terjadi di antara mereka. Tak ada percakapan dan mereka hanya saling curi pandang satu sama lain.

Tak lama kemudian, Hye Jung datang menghampiri mereka berdua. "Kami sudah memesan makanan, jadi jangan mengusir kami berdua." ucap Ji Hyo spontan karena sudah tahu kebiasaan bibinya yang selalu mengusir pelanggan yang tak memesan apa-apa.

"Siapa yang ingin mengusir kalian berdua?" tanya Hye Jung menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menatap Jong Kook. "Aku hanya ingin bertanya alasan Jong Kook berhenti menjadi penyanyi di sini. Semua orang sangat menyukai suara lembutnya, bahkan aku pun rindu dengan suaranya."

Jong Kook terkekeh dengan pujian yang diberikan Hye Jung. "Ada alasan yang tak bisa kujelaskan secara langsung. Ceritanya sangat panjang."

"Benarkah?" Hye Jung sebenarnya penasaran dengan alasan Jong Kook, namun ia memilih untuk tak bertanya lagi. "Ya sudah. Kalau begitu nikmatilah kencan kalian."

Jong Kook dan Ji Hyo saling bertatapan dan hanya tertawa canggung menjawab ucapan Hye Jung. Lalu wanita itu pun berlalu pergi meninggalkan keheningan yang kembali terjadi di antara pasangan itu.

"Aku ingin memberimu hadiah." ucap Jong Kook sembari tersenyum tipis.

"Hadiah?"

"Aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu." Jong Kook beranjak dari duduknya dan hendak naik ke atas panggung cafe, namun tangannya ditahan oleh Ji Hyo.

"Apakah tak apa-apa jika kau menyanyi? Bukankah ayahmu-"

Jong Kook menggenggam erat tangan Ji Hyo yang tadi menahan tangannya, dan membuat Ji Hyo memotong kalimatnya. "Hari ini ayahku memberiku izin untuk bertemu dengan semua yang kusayangi. Musik dan..." Jong Kook terasa berat untuk melanjutkan perkataannya.

Ji Hyo menundukkan kepalanya. Dia menyembunyikan air mata yang sudah mengalir di ujung matanya. Lalu, Jong Kook melepas tangan Ji Hyo dengan perlahan dan berjalan ke arah Hye Jung. Sepertinya ia akan meminta izin untuk memakai panggung itu terlebih dahulu.

Saat Jong Kook bersiap untuk menyanyikan sebuah lagu, Ji Hyo langsung menghapus air matanya dan mengangkat kepalanya. Dia menatap Jong Kook yang tampak tersenyum lembut ke arahnya.

Jong Kook mulai memainkan piano yang tersedia di sana. Sepertinya Jong Kook benar-benar menguasai bidang musik. Bagaimana dia bisa memainkan piano dan gitar dengan sangat baik?

Jangan pergi, jangan berbicara tentang perpisahan.
Jangan lakukan ini, jangan lakukan ini.
Aku tak bisa melakukannya lagi, dan lagi.
Jadi aku mencoba menghapus namamu, namamu.
Aku mencoba untuk meludahkan kerinduan ini, kerinduan ini.
Tapi tak ada gunanya, aku tak bisa melakukannya.

Disinilah, disinilah.
Seharusnya kau berada.
Tepat disisiku, tepat disisiku.
Dimana aku seharusnya merasakanmu.
Aku butuh untuk menyentuhmu, aku butuh mendengar suaramu, dengan pasti.
Kita butuh untuk saling mencinta lagi, lagi.

Ji Hyo tak mampu menahan air matanya. Air matanya mengalir mendengar suara Jong Kook. Lelaki itu tak berhenti menatapnya selama ia menyanyikan lagu itu.

Begitupun Jong Kook. Matanya berkaca-kaca dan berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya. Bibirnya berusaha tersenyum ke arah Ji Hyo.

Bagaimana bisa ada sesuatu seperti berpisah karena cinta?
Jika kau takut jika kau membenci cinta.
Hanya sampai aku memiliki kekuatan untuk berpisah, kekuatan untuk pergi.
Pergilah, pada waktu itu...

Disinilah, disinilah.
Dimana seharusnya kau tersenyum.
Hanya di genggamanku, hanya di genggamanku.
Seharusnya kau berada.
Jangan berbahagia, jangan berbaik, jika kau pergi.
Jika itu bukan aku, jika itu bukan aku.

Disinilah, disinilah.
Seharusnya kau berada.
Tepat disisiku, tepat disisiku.
Dimana aku seharusnya merasakanmu.
Aku butuh untuk menyentuhmu, aku butuh mendengar suaramu, dengan pasti.
Kita butuh untuk saling mencinta lagi, lagi. (Kim Jong Kook - Don't Leave Me)

Semua pelanggan cafe itu tampak bertepuk tangan dengan penampilan Jong Kook yang dibilang mendadak. Tak terkecuali Ji Hyo, meskipun pipinya telah dipenuhi oleh air mata, dia tetap tersenyum dan menepuk tangannya.

Di dekat pintu cafe, ada seorang lelaki yang menyaksikan penampilan itu dengan hati yang sama hancurnya dengan Ji Hyo dan Jong Kook. Gary tampak tersenyum miris menatap mereka berdua. "Sepertinya aku memang harus melupakannya. Mungkin kehadiranku akan membuat mereka semakin sulit." pikirnya sembari menghembuskan nafas berat. "Selamat tinggal, Song Ji Hyo."

---

Jong Kook mengantar Ji Hyo pulang. Mereka sampai melupakan sesuatu. Yaitu kata-kata perpisahan yang ingin mereka katakan pada satu sama lain.

Untung saja hujan telah reda dan membuat mereka bisa berbicara di depan rumah Ji Hyo. "Anu..." Ji Hyo bingung ingin mengucapkannya dengan kalimat apa.

"Aku mengerti." ucap Jong Kook dengan menampakkan senyumannya, meskipun matanya berkata yang sebaliknya. "Mungkin, hari ini adalah hari terakhir kita bertemu. Iya, kan?"

Ji Hyo menganggukan kepalanya pelan. Ia tak sanggup tersenyum lagi seperti Jong Kook.

"Hari ini aku harus melepaskan dua hal yang sangat kusayangi." Jong Kook tak berhenti menampakkan senyumannya. "Mereka berdua adalah 'song'."

"Song?" Ji Hyo mengerutkan keningnya.

"Lagu dan Song Ji Hyo."

Ji Hyo tersenyum tipis dengan ucapan Jong Kook yang menurutnya cukup lucu.

"Kalau begitu, aku pergi dulu." ucap Jong Kook membalikkan badannya dan hendak berjalan pergi, namun ia kembali menatap Ji Hyo. "Song Ji Hyo, bisakah aku meminta sesuatu padamu?"

"Apa itu?"

Jong Kook menoleh kanan-kiri dan memastikan tak ada orang di sana. Lalu, ia melangkah maju ke arah Ji Hyo. Kedua tangannya menempel di kedua pipi Ji Hyo. Lalu, wajahnya mendekat dan mendaratkan bibirnya ke bibir Ji Hyo.

Ji Hyo membelalakkan matanya dan sangat terkejut dengan hal itu.

Jong Kook pun melepas kecupan singkat itu. "Jangan sampai hatimu kau berikan kepada orang lain." ucapnya dengan senyuman tipis lalu melangkah mundur dan terus menatap wajah Ji Hyo yang masih terkejut dengan apa yang dilakukannya tadi. Lalu, lelaki itupun berlalu pergi.

Ji Hyo terus menatap Jong Kook yang kini menghilang dari pandangannya. Air mata yang terus ia tahan sejak tadi kini pecah, dengan langkah gontai ia berjalan masuk ke dalam rumahnya. Namun, ia bertemu dengan Kwang Soo yang sedang berdiri di dekat pekarangan rumah. Sepertinya dia melihat semua apa yang terjadi di depan rumah. Sangat kelihatan dari wajahnya yang tampak syok.

Namun, Kwang Soo tak berkata apa-apa. Ia merentangkan tangannya dan mengisyaratkan Ji Hyo untuk menangis dalam pelukannya.

Ji Hyo menatap adiknya yang sangat perhatian itu. Ia langsung memeluk Kwang Soo, dan menangis sepuasnya di sana.

---

-spartaceofindonesia (14 September 2016)

Sing For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang