Seperti biasanya di pagi hari, Rina dan Vania sering membagi tugas untuk membersihkan rumah mereka, mungkin dalam hal memasak Vania lebih jago di bandingkan Rina. Dan tak jarang, Rina lah yang selalu membereskan kamar dan menyapu. Ketika Rina hendak memasuki kamar mandi, handphone Vania berdering.
"Van, handphone lo bunyi nih"
"Dari siapa?" balas Vania teriak, karena Vania sedang memasak di dapur
"Nyokap lo"
Lalu Vania pun mematikan kompornya dan menghampiri Rina.
"Hallo Van?" terdengar suara perempuan dari ponsel Vania
"Hallo Ma?"
"Kamu kapan pulang Van? "
"Bulan depan aku pulang Ma"
"Mama kangen sama kamu"
"Vania juga kangen sama Mama"
"Disana kamu baik-baik ya Van,belajar yang rajin. Jangan kecewain Mama sama Papa"
"Iya Ma, Vania gak bakal bikin Mama kecewa"
"Yaudah, kamu pulang hati-hati ya sayang. Mama sayang kamu" terdengar bisikan sayang dari Mama nya
"Iya Ma, Vania sayang Mama"
Usai percakapan dengan Mama nya, Vania menutup telfonnya dan kembali ke dapur untuk melanjutkan masakannya, sementara Rina sedang mandi karena ada mata kuliah pagi hari ini. Setelah Vania selesai memasak, terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Tak lama bel rumah pun berbunyi
Ting tong...
Vania pun berjalan menuju pintu depan. Dibuka lah pintu rumahnya dan terlihatlah seorang pria tampan berkemeja Abu polos berdiri di depan pintu
"Hai" sapa pria itu dengan senyum manisnya
"Oh hai, Alvian ya? Silahkan duduk"
"Mau minum apa?"
"Gausah Van, gue gak lama kok. Cuma jemput Rina doang"
"Oh yaudah, bentar ya gue panggil Rina dulu"
Saat Vania berjalan menuju kamar, pria itu yang tak lain adalah Alvian tertawa pelan namun terdengar oleh Vania, yang membuat langkah Vania berhenti dan membalikkan badannya, seketika Alvian diam dan menahan tawa nya
"Lo ngetawain gue?"
"Eh enggak kok, sorry sorry"
"Terus kenapa ketawa?"
"Lo lucu, pake sendal tidur plus celemek kotor. Lo abis masak?"
"Lucu banget ya, iya gue bangun tidur langsung masak buat pacar lo"
"Jadi lo belom mandi?"
"Belom" jawab Vania polos
"Idih jorok, pantesan aja dari tadi ruangan ini mendadak bau" ledek Alvian
"Suka-suka gue lah, yaudah gue panggil Rina dulu"
Vania pun menghampiri Rina yang sedang merapikan baju nya
"Kok lo gak bilang kalo di jemput Alvian?"
"Loh emangnya kenapa?"
"Tadi Alvian ngetawain gue gara-gara pake kaya ginian" lirik Rina memperhatikan Vania
"Haha gapapa kali, cantik kok" ledek Rina dan berjalan keluar kamar
"Van, gue berangkat duluan ya" teriak Rina dari luar kamar
"Eh gue udah capek masak, terus lo gak makan dulu ? balas Vania yang sedang di kamar mandi
Tak ada jawaban dari pertanyaan Vania. Ia pun melanjutkan mandi karena ia harus pergi ke kampus nanti siang
***
"Kamu sahabatan sama Vania dari kapan?" pertanyaan Alvian yang memecah keheningan
"Dari umur 7 tahun"
"Wah udah lama bangt dong yah"
"Iya, Vania itu udah aku anggap kaya keluarga aku sendiri"
"Oh pantesan aja"
Selama di perjalanan mereka bercakap-cakap membahas yang lebih penting dibanding menanyakan soal Vania.
"Aku turun dulu ya, kamu pulangnya hati-hati" ucap Rina
"Yaudah, kamu pulang jam berapa? Biar aku jemput"
"Gak tau deh, nanti aku kabarin lagi ya"
"Oke"
Kemudian Rina pun keluar dan berjalan menuju kelasnya
"Rin,gue berangkat kuliah dijemput Dion"
Itulah Vania, ia akan mengabari sahabatnya meskipun hanya lewat pesan singkat. Vania tidak mau mendengar sahabatnya khawatir.
"Iya, lo jangan pulang kemaleman ya"
------------------------***-----------------------
Jangan lupa vote & commentnya 👇makasih😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Defense
Fanfiction"Aku menangis tidak dengan air mata. Aku menangis dengan hati. Biarkan bibirku tersenyum dengan hati menangis"