9' : Lupa...

70 4 0
                                    

  - Next broo -

"Hah?? Kakak?." tanya semua yang berada dalam ruangan itu "iyaa lah, kakak gua cuman 2 lohh!! Kak Fauzan sama kak Rayna." jawab Bani yakin sambil menoleh kearah Rayna.

Tokk...tokk...

Kak Fauzan memasuki ruangan Bani dengan kursi rodanya, "hai semuaa... Hai Rayna." ucap kak Fauzan sambil menahan kesakitan "kakak kenapa pake kursi roda??." tanya Bani yang masih ingat kalau kak Fauzan adalah kakak kandungnya "ehmm gapapa kok, kakak cuman kecapean jadinya pake kursi roda, ehhmm Ray!! Boleh kita ngomong berdua??." tanya kak Fauzan pada Rayna sambil berterimakasih kepada suster yang sudah mendorong kursi rodanya "ehh, boleh kak! Bentar ya kak bilang Bani dulu." jawab Rayna gemetar dan kebingungan "apa yang mau kak Fauzan omongin ke gua?." tanya Rayna pada dirinya dalam hati, "Bani.. Gua ehh kakak ke luar dulu yaa cari udara sama kak Fauzan, kamu sama temen- temen dan.. Dan pacar.. Kamu." ucap Rayna terbata-bata saat mengucapkan kata pacar pada Bani karena Rayna merasa cemburu. "Ohh gitu kak, ok dehh.... Ohh iyaa, kakak kan kalo pergi kemana- mana selalu cium kening aku... Masa lupa??." ujar Bani yang mengkode untuk meminta Rayna mencium keningnya "hah?? Aduhh gimana nih??... Bani ada- ada aja... Gua cium kening dia??." tanya Rayna bingung dalam hatinya. Karena itu permintaan Bani maka, Rayna harus mengikuti apa yang Bani ucapkan sambil menengok ke kak Fauzan Rayna pun mencium kening Bani dan...

Cupp...

Serentak semua yang berada diruangan bersorak ciee saat Rayna mencium Bani kecuali Zalka "kenapa di sorakin?? Kan gua adeknya kak Rayna!!." ujar Bani dengan tiba- tiba memeluk Rayna yang membuat hati Rayna makin berdetak kencang. "Ehh jangan peluk- peluk pacar gua!!." teriak Zalka kesal "Zalka!! Diem dehh!!." jawab kak Fauzan kesal dan membuat langkah Zalka terhenti dan membelakangkan diri. "Yaa udah kak, sana pergi dulu!! Aku disini gak kemana- mana kok.. Aku akan selalu ada disamping kakak." ucap Bani sama seperti ucapan yang dulu pada Rayna, "iyaa Bani.. Ehh adekk..." jawab Rayna dan meninggalkan ruangan.

- Di kantin Rumah sakit -

"Ray... Bani nganggep lu sebagai kakaknya dan Bani juga nganggep Zalka itu pacar dia! Lu gak ngasih tau sebenarnya apa??... Kan lu udah ditembak dia?? Gak pantes Zalka sama Bani tuh!!." ujar kak Fauzan kesal "gapapa lah, gimana mau ngingetin dia kalau kondisi dia begitu kak... Kasian, biarin aja.. Kalau emang gua bukan sesuatu yang istimewa dimatanya sekarang,, pasti ada orang lain yang bisa nganggep gua istimewa dimatanya." jawab Rayna dengan sabar menanggapinya. "Kakak kenapa pake kursi roda??.." tanya Rayna sambil melihat kaki kak Fauzan yang masih baik- baik saja "ehh, gapapa biasa... Alhamdulillah dehh kalau cuman kaki kiri yang patah bukan nyawanya yang patah." jawab kak Fauzan tenang dan Rayna pun kaget ketika mengetahui kalau kaki kiri kak Fauzan patah "Hah??!! Boong ahh!! Kak??." tanya kembali Rayna yang gak percaya apa yang dibilang kak Fauzan "iyaa... Ngapain kaget sihh,, biasa aja kali...kan masih bisa jalan ini sebelah doang sihh..." jawab kembali kak Fauzan dan dari belakang kak Fauzan datang kak Aninda dengan membawa bunga mawar dan sebatang coklat. "Heeyy... Berdua aja?? Maaf tadi gak sengaja ngedenger kalian lagi ngomongin masalah kaki lu Zan.." ujar kak Aninda tersenyum "iyaa kak... Kakak jangan sedih yaa dan jangan ninggalin kak Fauzan gitu aja karena kakinya yaa...." ucap Rayna sambil memohon kepada kak Aninda "hahahaa... Gak lah dek!! Kakak setia sama dia... Mana mau kakak ninggalin dia karena masalah begitu!! Yang penting Fauzan masih ada... Ya udah sanaa!! Ke Bani gihh... Yang dianggep kakaknya!! Sabar yaa." usil kak Aninda membuat Rayna menangis "ihh kakak gak boleh gituu... Kan dia cuman amnesia kak!!! Gak lama kok.." jawab Rayna meyakinkan sambil menangis tersedu- sedu lalu meninggalkan kak Aninda dan kak Fauzan berdua di kantin.

- Di ruangan Bani -

"Assalamualaikum.." ucap Rayna pada semua yang ada didalam ruangan dan mereka menjawabnya bersamaan "waalaikumsalam..". Setelah dia menutup pintu lalu baru saja melihat sekelilingnya dan yang dia lihat ialah, "Hahh??!! Zalkaa!! Napa dia yang suapin Bani?!!!." ucapnya dalam hati saat melihat Zalka sedang menyuapi makan Bani. Dengan mukanya yang songong dan gak ada rasa bersalah Zalka malah tambah bermesraan dengan Bani yang membuat Rayna makin jengkel dan pergi keluar dari ruangan, "Rayyy!!." teriak seruangan kecuali Bani dan Zalka yang tengah asik bermesra- mesraan. Semuapun melihat keduanya dan memarahinya tanpa belas kasih tapi mereka hanyalah menjawabnya dengan tenang dan tak ada rasa bersalah "Lu yaa Zal!! Mending gak usah dateng kesini!! Lu juga Ban!! Gak ngehargain perasaan orang apa!!." ucap Muti "Iya lu!! Kalo gini ngapain gua kesini nungguin lu pada!! Mati aja deh lu!!." kesal Satria "apa masalahnya gua sama kakak gua?? Biasa aja kali bro!!." jawab Bani "iyaa!! Emang Rayna se-spesial apa sih dimata Bani??? Cuman kakak kan!! Ahh lu pada!! Bisanya nyalahin Bani!! ." jawab kembali Rayna dengan senyum liciknya dan semuapun mengejar Rayna yang berlari keluar ruangan dan entah kemana arah dia pergi.

- Di depan rumah sakit -

"Kenapa sih Bani harus lupa sama gua??!!Kenapa semuanya harus terjadi begitu aja?!! Harusnya gua jawab pertanyaan dia nembak gua itu dari tadii!!!... Kenap jadi gini..." kesal Rayna sambil menangis. "Ini dimana si Rayna?? Cari kemana??." tanya Naziah, "ehmm... Ohh iyaa!! Cari dikantin yuk!! Kali aja ada disana!!." jawab Ilham dan mereka pun bergegas untuk pergi ke kantin. "Baniii... Kenapa lu lupa sama guaa?!!! Kenapa Zalka yang lu inget??!!." ucap Rayna kembali pada dirinya, tiba- tiba ada yang menjawab pertanyaan Rayna "kali dia emang gak cocok sama lu!! Tapi gua yang cocok sama lu!." jawabnya meyakinkan dirinya, lalu Rayna menengok dan ternyata yang menjawabnya itu "Dewa?!!."

Hehehe sekian lama belum next dan skrng baru punya kuota... Maaf yaa... Tapi skrng udh nxt!! Like and comment yaa 🙊🙊💞

Remember Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang