Masa Putih Abu

25 3 0
                                    

Sudah beberapa tahun yang lalu sejak kepergian revo-sahabat pertama sesha. Sesha masih terus menunggu kehadirannya, menunggu janji yang ia ucapkan pada sesha. Sesha pun sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik dan cerdas bahkan ia dijuluki sebagai Queen Bee.

Sebenarnya sesha tidak ingin julukan itu karena ia tidak ingin jadi lebah sejak kecil, ia ingin jadi bunganya, ingin mengharumkan di sekitarnya, memperindah sekelilingnya, dan membawa kesejukan bagi yang melihatnya.

Namun sampai saat ini, sesha pun masih sendiri-belum pernah ada seorang cowok yang berhasil mengenggam tangan sesha, memeluknya, bahkan yang berbicara dengannya pun hanya yang berkepentingan saja. Bukan, bukan karena sesha jual mahal atau prioritas cowoknya tinggi bukan karena itu, tapi sesha masih teguh pada pendiriannya bahwa ia akan menunggu orang yang disayanginya sejak kecil-sejak 4 tahun yang lalu.

Sesha pun masih tetap sabar dan yakin bahwa revo akan kembali, revo akan tampak di hadapan sesha, melihatnya lekat-lekat, memeluknya dan meneteskan air mata di bahu sesha.

Sesha selalu membayangkan hal itu akan terjadi, setiap pukul 4 sore sesha masih setia mengunjungi taman itu, taman kumuh yang sudah tak terawat dan tebengkalai merupakan tempat semua kenangan sesha dan revo berkumpul menjadi satu, tempat itu juga sebagai saksi bisu begitu hangatnya kebersamaan dan kedekatan mereka. Revo berjanji akan menemui sesha lagi disini-di taman tak terpakai ini.

Sesha mengayunkan ayunan yang ia naiki, melihat awan yang bergerak sesuai arah angin, ia masih memakai seragam sekolahnya, membawa tas ransel miliknya sambil mengunyah permen karet di mulutnya untuk menunggu seseorang yaitu Revo Bramasthya.

*

"Eh sesha bangun, itu ada temen kamu mau minjem buku" ucap mama sesha sambil mengetuk pintu kamar.

"Suruh masuk aja ma" ucap sesha di kasur.

Tak lama suara kenop pintu terbuka pun terdengar.  Sesha masih menikmati tidur nya sampai siraman air tumpah di atas wajahnya.

"Kampret!" ucap sesha sambil mengusap wajahnya yang basah.

"Ayo bangun udah jam 10 nih" kata kayla dan duduk di pinggir kasur.

"Ternyata elu"

"Mana sha bukunya? "

"Ini kay buku biografi nya 5 SOS kan?" ucap sesha dan menyerahkan buku yang ada di rak nya.

"Yoi pengen liat calum saya" ucap kayla sambil menerima buku berwarna biru donker itu.

"Yaudeh sono pergi gue pengen tidur"

"Apaan?  Lo kan latihan nari hari ini buat pentas"

"Ha?  Emang ini hari sabtu?"

"Lo kira ini hari minggu dodol" ucap kayla sambil menjitak kepala sesha.

"Waduh lo bukan bilang dari tadi" kata sesha dan langsung melesat menuju kamar mandi meninggalkan kayla.

Kayla pun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

Beberapa menit kemudian sesha pun sudah bersiap pergi ke sekolah untuk latihan pentas nari. Kayla pun ikut bersamanya, setelah sampai sesha pun bersiap dan memulai latihan tarinya.

Selama ia menari, menggerakkan semua anggota tubuhnya yang mengikuti alunan musik, tanpa sadar ada seorang anak band yang sedang memperhatikannya.

yaa anak band itu bernama Brian.

FlowersHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin