Azka nekat datang ke Bandung bersama dengan tiga sahabat Dian, Siti dan Syifa. Mereka datang untuk bertemu dengan ali dan anggota polisi lainya. Bermodal alamat yang mereka punya dari hasil pencarian di internet mereka pun berhasil datang ke tempat di mana Azka dan sahabatnya akan memberikan sebuah informasi. Sulit memang untuk bertemu dengan orang penting apa lagi misi yang akan mereka berikan adalah misi rahasia ali dan rekannya yang sudah di tutup tiga bulan yang lalu. Azka tidak bisa tinggal diam ketika harus melihat desa nya yang menjadi sarang para penjahat. Begitupun dengan Dian yang merasa butuh ketenangan dan kenyamanan saat ia pulang malam hari. Jadi saat mereka memiliki cukup bukti akhirnya mereka memutuskan untuk datang dan memberikan informasi yang mungkin saja akan sangat berguna dan membantu ali dan yang lainya.
Namun usaha mereka untuk bertemu dengan ali seperti tidak mudah. Saat ini mereka tidak di perbolehkan untuk masuk atau lebih tepat nya untuk bertemu dengan ali. Tak sembarangan orang yang bisa bebas bertemu dengan ali untuk saat ini. Para polisi sangat ketat menjaga keamanan untuk menghindari gosip yang akan muncul.
Azka berusaha untuk menjelaskan jika ini sangat penting. Tapi tetap saja mereka di anggap sebagai reporter yang sedang menyamar. Para reporter memiliki banyak cara untuk memuat sebuah berita. Apa lagi dengan konferensi pers yang di lakukan jendral Hendra Minggu lalu.
"Bagaimana ini. Apa tidak ada cara lain. Sepertinya kita datang bukan di waktu yg tepat" ujar Dian.
"Mereka menganggap kita adalah seorang reporter. Sungguh tidak habis pikir" timpal Siti.
Azka sendiri juga bingung. Tapi mereka harus segera menyerahkan informasi ini secepatnya, jika tidak mungkin saja semua akan menjadi sia-sia.
"Azka bagaimana ini" tanya Sifa.
"Berpikir. Aku juga tidak tahu jika bertemu dengan pak Ali akan sesusah ini. Apa boleh buat kita tunggu saja sampai ada orang yg kita kenal. Kita harus bersabar" ucap azka.
Ariez dan Ulfa baru saja tiba di kantor pusat setelah mereka menjalankan tugas mereka. Sifa yang melihat Ulfa dan ariez langsung memekik senang sambil berteriak memanggil nama Ulfa dan ariez secara bersamaan.
" Ka Ulfa, ka ariez" teriak Sifa. Azka, Dian dan Siti sontak terkejut tapi wajah mereka cukup senang karna usaha mereka takan sia sia.
" Apa yg mereka lakukan di sini" tanya Ulfa sambil berjalan ke arah empat anak SMA yang entah ada urusan apa hingga mereka berada di Bandung.
" Aku juga tidak tahu. " Jawab ariez sambil mengikuti langkah Ulfa.
" Ahh... akhirnya bisa ketemu juga" ujar Sifa senang.
" Apa yg kalian lakukan di sini. " Tanya Ulfa bingung.
" Ceritanya sangat panjang. Apa kita bisa berbicara. Ada hal penting yang harus kamu katakan. Kami sangat sulit untuk bertemu dengan pak Ali, semua anggota polisi menanggap kami adalah reporter yang sedang menyamar. Maka dari itu kami menunggu di sini berharap ada seseorang yang kami kenal " jelas Azka.
Ariez mencium ada hal yang sangat penting sehingga mereka berempat datang jauh jauh dari desa ke kota. Ulfa pun merasakan hal yang sama.
" Saat ini keadaan belum cukup stabil jadi wajar jika penjagaan sangat ketat. Kalian pasti melihat berita satu pekan ini bukan. Maka dari itu sistem penjagaan semakin di tingkatan. " Ungkap ariez.
" Kalian bisa ikut ke kantor kami. Di sana kalian bisa menceritakan kenapa kalian bisa sampai kesini dan jika itu hal penting saya bisa menghubungi kolonel" jelas Ulfa.
" Sangat, ini sangat penting" ucap mereka berempat Secara bersamaan.
" Sepertinya ini memang sangat penting. Ulfa perintah kan Tania dan yang lainya untuk melanjutkan latihan mereka. Hari ini letnan belum bisa masuk dan memimpin kita jadi beritahu mereka untuk latihan sendiri2" perintah Ariez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legend OO7
RandomKolonel tengku ali firmansyah adalah seorang perwira polisi bertingkat kolonel yg harus rela menyamar demi menangkap bandar narkoba terbesar . dia bersama kekasihnya letnan prilia eka owen menyamar menjadi murid SMA di sekolah taraf internasional...