ENAM.

4.7K 210 14
                                    

Pagi ini,Jennie sangat malas untuk sekolah,dia tidak ingin beranjak bangun dari tempat tidurnya itu.
Tempat tidurnya itu bagaikan surga untuknya.

"Non,bangun non,sudah telat" Kata mbok Ratih mengguncang-guncang tubuhnya.

"Ugh,apaan sih mbok,5menit lagi" kata Jennie dengan mata yang masih tertutup.

"Loh,mbok, mama mana? Kan biasa mama yang bangunin" Jennie membuka matany sedikit.

"Nyonya dan tuan sudah pergi non, mereka ada urusan penting katanya,kalau tunggu non sih bisa telat".

"Emang jam berapa sih mbok?" Kata Jennie.

"07,15 non"

"WHAT??!!!! Mbok gimana sih? Kok baru bangunin?,aduh sekolah belnya jam 07,15 mbok,mati mati mati" Kata Jennie langsung meranjak mengambil seragam di lemari nya.

"Ya,mana mbok tau non,mbok kira masuknya jam 07,30 jadi mbok ga berani bangunin dulu karna non tidurnya nyenyak banget"

"Mati mbok mati,tamat aku mbok" Jennie berlari ke kamar mandi.

Kali ini Jennie benar-benar akan habis riwayatnya. Dia akan berhadapan dengan Bu Evi wali kelasnya. Atau mungkin akan berhadapan dengan kepala sekolah?

"Mbok,aku berangkat dulu!,Eh mbok, Angel uda berangkat?"

"Udalah non,dia uda berangkat tadi sama nyonya dan tuan,emang kek non suka telat". Mbok Ratih meledek.

"Ini sih ga bakal telat kalau Mbok bangunin awal ,salah mbok juga" Kata Jennie sambil memakai sepatunya.

"Non yang mau sekolah,Mbok yang bangunin,Belajar bangun sendiri non,buat alarm,jangan terus kebiasaan di bangunin" Mbok Ratih menasehati.

"Udah ah Mbok,aku berangkat dulu" Kata Jennie berlari keluar.

----

JENNIE POV

Yaampun,uda jam 7,35. Aku pasti tidak akan di kasih masuk oleh pak kadis. Beneran aku akan tamat. Tidak akan tersisa lagi.

Sesampainya di sekolah aku langsung berlari menuju gerbang. Dan benar, gerbang sudah di tutup.

"Pak Kadiss!!!"

"Telat lagi,yaampun sudah jam 07,40. Kamu tidak akan bisa masuk lagi,nak" Pak Kadis menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yahhh pak,jangan gitu dong,ini tadi kesiangan beneran,pak tolong bukain pak" Aku merengek.

Andai sekarang aku bersama Mark. Mungkin dia akan memohon sampai kami diizinkan masuk. Tapi dimana dia? Tumben dia ga ajak pergi bareng?.

"Pak,Mark ga telat?"

Pak Kadis berfikir sebentar.
"Oh Mark..,gak. Tadi dia dateng pake mobil. Bapak liat-liat sih dia sama satu cewe"

Mobil? Sama cewe? Pasti Cecil. Sudah kuduga.

"Pak.. jadi saya ga bisa masuk lagi?!

"Gak bisa nak,terpaksa kamu harus pulang kembali,karena kalau gerbang sudah di tutup,murid tidak di izinkan untuk masuk,"

Mama dan Papa tidak ada di rumah. Kalau aku pulang juga gapapa. Tapi Mbok Ratih akan ngadu nantinya. Huh sama saja.

Aku juga sudah benar-benar malas masuk lagi. Karena Mark sudah benar-benar lupa denganku. Bahkan dia berangkat bersama Cecil dengan mobilnya.
Aku saja tidak pernah naik mobil Mark kalau ke sekolah.
Apa dia se-istimewa itu?

"Yasudah pak,saya pulang dulu" Kata ku sambil menunduk sedih.

"Maafkan bapak nak,ini peraturan"

W H E N ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang