24.

3.7K 142 18
                                    

"ehem"

Suara tante Diana membuat Mark dan Jennie tersentak.

"Kalian berdua kenapa peluk-pelukan gini?" Ucap Diana curgia.

Ya,pasti sekarang Diana curiga kenapa Jennie bisa berpelukan dengan laki-laki? Padahal Jennie baru sehari masuk kuliah.

"Jen? Kamu kenal dia? Dia siapa?"

"Ah tante jangan salah paham yah,dia ini Mark,temen aku dulu di Indonesia."

"Oh jadi kalian uda saling kenal,pantes aja pelukan pelukan gitu. Kangen yah hahahhaa" Ketawa Diana pecah begitu saja.

Jennie bernafas lega sekarang. Ia takut kalau Diana akan berprasangka buruk padanya.

"Iya tante,kangen. Uda ga ketemu setahun lebih masa ga kangen. Iya ga Jen?" Ucap Mark sambil menyenggol lengan Jennie.

Dengan cepat,Jennie mencubit pinggang Mark dan sekarang ia meringis kesakitan.

​"Yauda kalian lanjutin gih. Tante masuk kamar dulu yah"

Jennie hanya membalas ucapan Diana dengan senyuman canggung.

"Kamu sih! Uda di bilangin kan jangan pelukan gini nanti bisa ketauan tante Diana"

"Kan aku uda bilang Jen,aku ga peduli. Lagian tante Diana itu juga ga marah kok,dia biasa aja. Kok kamu yang sewot" Ucap Mark sambil mengelus pinggangnya.

"Mending sekarang kamu pulang deh. Uda malam juga"

"Kamu ngusir apa perhatian nih? Hahaha"

"Ngusir,hehe. Lagian udah malam Mark,aku itu uda ngantuk."

"Hmm.. yauda aku pulang yah! Goodnight,Jen"

Hanya di balas anggukan saja oleh Jennie. Mark pun pergi tanpa di antar keluar oleh Jennie.

Padahal aku berharap dia bakalan ngomong gini 'besok aku jemput yah'. Tapi nyatanya engga. Berubahnya seupil doang mah buat apa. Batin Jennie.

*****

Pagi ini seperti biasa yang duluan bangun adalah Jennie. Jennie hanya menggeleng-geleng melihat Irene yang masih pulas tidur. Padahal semalam ia tidur lebih cepat daripada Jennie.

"Ren,bangun" Ucap Jennie menggoyang tubuh Irene pelan.

"5menit!" Ucap Irene dengan suara yang serak.

Beberapa saat kemudian, Irene dan Jennie sudah selesai dan akan berangkat ke kuliah.

"Mama mana pa?" Tanya Irene.

"Mama pergi belanja. Kalian uda mau berangkat? Ini bukannya masih terlalu pagi?"

"Iya pa,mau breakfast sama temen dulu"

Rio hanya mengangguk ngerti. Anaknya memang sudah biasa tidak sarapan di rumah.

"Lo uda mau berangkat? Terus gue ga sarapan dulu?" Tanya Jennie.

Ia tidak bisa berpikir bagaimana jika ia bergabung dengan dua sejoli yang akan mengacanginya nanti.
Ia berharap Irene akan memperbolehkannya makan dulu daripada harus ikut mereka.

"Tenang aja,Lo ikut gue makan di luar" Ucap Irene santai.

Ia tidak tau bahwa sebenarnya Jennie sangat tidak mau bergabung dengan teman-temannya.

"Jennie ikut kamu Ren? Itu nasib temen Jennie yang di luar gimana?. Dia uda dari tadi nungguin kamu tuh Jen" Ucap Om Rio.

Jennie bersyukur. Berarti ia tidak akan ikut Irene pergi bersama teman-temannya.

"Siapa om?" Tanya Jennie.

"Gatau tuh. Cowo"

100% ini adalah Mark. Siapa lagi kalau bukan dia?

"Oh!! Pasti ini cowo yang waktu itu ya? Gila, cepet juga lo dapet gebetan" Ucap Irene.

"Jadi itu pacar kamu,Jen?" Tanya Rio.

"Bukan kok,Om. Ini temen lama aku waktu di indo,kebetulan dia juga kuliah di tempat yang sama"

Rio mengangguk ngerti.

"Yauda kalo gitu lo berangkat sama dia dong? Oke sip,gue cabut"

Irene pun pergi meninggalkan Jennie dengan raut wajah senang.

Saat Irene berjalan keluar,ia singgah sebentar ke mobil Mark.
Ia mengetuk jendela mobil Mark dan mengatakan sesuatu.

"Lo itu temen ato pacar ato gebetannya si Jennie?" Tanya Irene.

Mark bingung. Ia bingung kenapa Irene mempertanyakan hal itu.

"Gue sahabat Jennie dari dulu. Emang kenapa?" Ucap Mark sinis.

"Oke oke. Gue pikir dia pacar ato gebetan lo. Soalnya lo ganteng jadi gue rasa lo ga cocok sama dia"

"Bodo amat" Ucap Mark lalu menutup kembali jendela mobilnya.

"Eh lo! Gue ngomong gitu bukan berarti gue naksir sama lo ya. Gue ya cuman pengen lo dapet apa yang selevel sama lo. Jangan geer" Teriak Irene.

"Napa Ren teriak-teriak gitu?" Ucap Jennie yang datang juga karena ingin menghampiri Mark.

"Gapapa. Gue cuman mau ingetin temen lo itu aja buat cari pacar yang selevel sama dia,bukan kayak lo. Soalnya kan muka dia lumayan. Tapi untung aja kata dia lo cuman sahabat nya dia" Ucap Irene.

'Sahabat'. Kata itu lagi-lagi keluar di mulut Mark. Jennie berpikir kenapa semalam dia harus merasa spesial karena sikap Mark yang cukup berubah. Seharusnya ia tidak boleh merasa seperti itu.

"Iya emang kok gue cuman sahabat dia" Ucap Jennie dengan wajah sedikit murung.

"Yauda gue cabut"

Tidak ada jawaban dari Jennie. Jennie diam sebentar dan berpikir kenapa Mark lagi-lagi hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat. Jennie ingin lebih. Perasaannya masih tidak berubah sampai sekarang.

"Woi,Jen. Kok bengong? Gamau masuk nih?" Ucap Mark yang mengagetkan Jennie.

"Eh? Iya" Ucap Jennie lalu masuk ke dalam mobil Mark.

"Mark. Line id kamu masih yang lama kan?" Tanya Jennie.

"Iya masih kok"

Jennie mengangguk ngerti.
Jennie melihat sekeliling mobil Mark dan menemukan ponselnya di samping setir.
Ia melihat ada notif pesan masuk di ponselnya.

'Cecil'. Nama itu tercantum di ponsel Mark.

Jadi Mark masih berhubungan sama Cecil yah.

"Mark,ada pesan tuh"

"Oh iya yah? Bisa tolong bacain ga Jen?" Tanya Mark.

"Gapapa nih? Dari Cecil loh. Gapapa aku buka? Ga deh"

"Eh?" Mark mengalihkan pandangannya ke Jennie sekarang.

"Jangan salah paham,Jen. Cecil cuman nanyain kabar aku kok,kan aku uda lama juga kan kita ga kontakan." Ucap Mark yang masih memandang Jennie.

"Lah? Siapa yang salah paham? Lagian dia mau deket sama kamu juga apa urusannya sama aku?"

"Kamu dari dulu ga berubah tau. Cemburu tapi gamau di tunjukin. Aku tau lah,Jen. Hahaha" Ucap Mark menepuk-nepuk kepala Jennie halus.

"Yeu. Perasaan banget"

Kamu gatau sih Jen,aku itu sekarang bukan Mark yang dulu lagi. Setelah baca surat-surat kamu,aku sadar. Ternyata selama ini aku ga pinter nyatain perasaan aku yang sebenarnya gimana. Aku bakalan nunggu waktu yang tepat aja Jen. Dan kamu harus nunggu. Ga lama kok.

Maap aku selalu updatenya lama. *Lagian ga ada yang nunggu juga* wkkwk. Ga lama lagi mungkin ini cerita bakalan tamat.
Tapi bakalan bikin cerita baru *kayaknya**ga janji* dan berusaha untuk lebih bagus lagi. So tungguin yah!

Votemments biar aku semangat hehehhee *maksa*

W H E N ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang