Sejak kejadian pingsannya Stevani karena lemparan bola dari Rio, hidup Stevani tidak lagi tenang karena setiap harinya Rio akan ikut ke rooftop untuk mengajaknya berbicara atau apapun hal yang membuat Stevani pusing. Rio tak pernah jera, padahal setiap hari Stevani selalu mengacuhkannya.
Seperti hari ini, Rio mengajak Stevani untuk makan bersama dikantin. "Stev, kantin yuk, gue traktir"
Stevani hanya diam tak menanggapi ucapan Rio. Merasa diacuhkan Rio segera menggenggam telapak tangan Stevani lalu menariknya ke kantin. Stevani tak tinggal diam, dia berusaha sekuat tenaga melepaskan genggaman tangan Rio tetapi tentu saja kekuatannya tak sebanding dengan Rio. Lelah, Stevani akhirnya hanya pasrah dirinya ditarik ke kantin.
Sepanjang koridor menuju ke kantin, banyak siswi yang menatap mereka tak percaya. Bagaimana mungkin seorang badboy bisa berjalan beriringan dengan siswi paling dingin di sekolah.
Keadaan kantin sudah lumayan sepi, karena sudah banyak siswa-siswi yang kembali ke kelas. Stevani dan Rio duduk di salah satu gazebo yang berada di pojok kantin.
"Lo mau pesan apa ?" tanya Rio kepada Stevani
"mie ayam, es jeruk"
"oke tunggu ya !" Rio segera berlari ke kantin yang menyediakan mie ayam.
Tak berapa lama kemudian, Rio kembali dengan membawa 1 mie ayam, bakso dan 2 es jeruk. Hening. Baik Stevani maupun Rio larut ke dalam pikiran masing- masing. Stevani tentu saja sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, tetapi bagi Rio ini sangat menyiksa.
Rio yang mulutnya tidak bisa berhenti berbicara kecuali sedang tidur, akhirnya membuka percakapan.
"woii" panggilnya
"hm"
"woii" panggilnya lagi
"hm"
"woii!!" sekali lagi dia memanggil
"paan !!" jawab Stevani singkat
"kalo gue mau temanan sama lo boleh gak ?" tanya Rio.
Stevani tak menjawabnya dia hanya fokus dengan mie ayam miliknya.
"ishh.. gue rasa ngomong sama patung tau gak. woii !" ucap Rio kesal
"terserah !" jawab Stevani sekenanya tanpa melihat lawan bicara.
"gimana kalo nanti malam kita ke Cafe dekat sini ?"
Stevani mengangkat kepalanya, berfikir sejenak. Mengingat-ingat apakah dia punya pekerjaan nanti malam.
"gue gak bisa" Stevani menjawab singkat
"yahh.. kalo besok gimana ?"
"gak tau, liat aja besok"
Tanpa terasa mie ayam dan bakso milik mereka berdua sudah habis, Stevani pun melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya meninggalkan Rio.
"gue bakal bikin lo jatuh hati sama gue" Rio berbicara pada diri sendiri. Rio lalu berlari menuju ke kelasnya.
**__**
Sekarang adalah jam pelajaran terakhir, berarti sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Sedari tadi Stevani fokus dengan materi yang di berikan oleh Ibu Friska guru kimianya. Dia sibuk mencatat berbagai macam rumus dan sesekali nendengarkan penjelasan dari Ibu Friska.
Sedangkan Nael, dia sedang tidur dengan tenang di samping Stevani. Terkadang Stevani bingung, mengapa kembarannya ini bisa tidur di kelas padahal di rumah dia tidur sudah lebih dari 8 jam.
Stevani bahkan sulit untuk tidur lebih dari 8 jam sehari. Biasanya Stevani terbangun pada jam 3 pagi dan akan belajar sampai jam 5 lalu mandi dan salat.
Walau sering tertinggal pelajaran tetapi Nael termasuk siswa yang cerdas. Dia bahkan terpilih untuk mewakili sekolahnya dalam olimpiade ipa tahun ini bersama Stevani dan 3 orang lainnya. Mengapa bisa ? Stevani saja bingung memikirkannya.
"baiklah sekian pelajaran hari ini dan sebagai pr kerjakan tugas halaman 27" Ibu Friska keluar dari kelas Stevani.
Stevani segera membereskan semua buku dan alat tulisnya ke dalam tasnya. Kemudian membangunkan Nael, dengan cara mencubit tangannya pelan. Nael mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
"ayo pulang" ajak Stevani.
"bentar gue beresin ini dulu oke" Stevani hanya menganggukkan kepalanya.
"udah, ayo"
Mereka berdua menuju ke kelas Nicole, sampai disana ternyata kelas Nicole masih belajar padahal bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Stevani dan Nael duduk di kursi yang ada di koridor depan kelas Nicole.
Beberapa menit menunggu akhirnya kelas Nicole pulang, Stevani masih duduk sambil memainkan handphonenya dan tak menyadari bahwa kelas Nicole sudah pulang.
Nael memberi tahu bahwa kelas Nicole sudah pulang.
"Van, Ayo udah pulang kelasnya abang" Stevani menyimpan handphonenya kedalam tas lalu berdiri.
Nicole keluar dari kelasnya, lalu menghampiri Nael dan Stevani.
"mau langsung pulang atau mau jalan dulu ?" tanya Nicole pada kedua adiknya
"cafe bentar, gue mau makan dulu gue gak sempat makan tadi" terang Nael pada Nicole
"Van kita ke cafe dulu ya, baru pulang" ucap Nicole lembut. Stevani hanya mengangguk.
Mereka pun berjalan ke parkiran sekolah, keadaan koridor sekolah sekarang sudah sepi hanya ada beberapa siswa dan siswi yang mengikuti ekskul. Nicole yang pertama masuk ke dalam mobil lalu disusul oleh Nael dan Stevani. Nicole duduk di kursi kemudi dan Nael disebelahnya sedangkan Stevani di belakang.
Mobil yang di kendarai oleh Nicole mulai melaju menuju ke sebuah cafe. Sepanjang perjalanan Stevani memandang keluar jendela, cuaca diluar cukup panas. Tak berapa lama kemudian mereka sampai di cafe tujuan mereka. Mereka pun turun lalu memasuki cafe yang cukup ramai. Mereka duduk di samping jendela yang langsung menhadap ke jalan raya karna Stevani yang memintanya.
Seorang waiters (gk tw ini betul apa slah tulisannya) cafe datang untuk memberi menu pada mereka
"selamat siang mau pesan apa ?" tanyanya ramah
"hm... chocolatecake nya 1, milkshake 1, hmm lo berdua mau pesan apa ?" tanya Nael pada Nicole dan Stevani
"gue pesen jus manggoflash aja, lo apa Van ?" tanya Nicole pada Stevani
"es cream Vanilla" jawabnya singkat
waiters tersebut mengulangi pesanan mereka lalu pergi untuk mengambil pesanan mereka.
10 menit kemudian pesanan mereka datang, Nael segera melahap chocolatecakenya. Sedangkan Stevani memakan es cream miliknya perlahan sambil bermain game yang ada di handphonenya.
Setelah menghabiskan chocolatecakenya, Nael mengajak kedua saudaranya itu pulang.
**********
Jelek ?? maafkan saya

KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming You
Novela JuvenilStevani Aprilia Admaja, gadis remaja yang baru saja naik ke kelas 10 SMA. Cewek paling dingin seangkatan. Hingga suatu waktu bertemu dengan Rio si rusuh SMA Tunas Bangsa. Hidup Stevani yang tenang terusik oleh sikap rusuh Rio yang selalu mengganggu...