Part 13

4.2K 406 10
                                    

Kakiku tak bisa berhenti bergetar. Gigiku tak bisa berhenti untuk mengigit-gigit bagian dalam bibirku. Telapak tangan dan kakiku tak bisa berhenti memproduksi keringat dingin yang keluar dari pori-poriku. Mataku terus melihat tiap huruf, kata, dan kalimat yang tertulis di kertas yang ada di hadapanku. Dan otakku terus berusaha mengingat apa yang telah aku baca.

Aku gugup. Setiap akan tampil di depan teman-temanku, aku tak pernah terlewat gugup.

Tangan Yoongi memegang tanganku. Aku hanya meliriknya sesaat, lalu kembali memandangi kertas yang sedang aku pegang ini dan menghapalnya.

"Tangan kamu dingin banget."

"Emang biasanya juga gini."

Setiap kali aku gugup, suhu telapak tangan dan telapak kakiku akan mendingin.

"Kakinya diemin ih."

Jika aku gugup, kakiku juga tak bisa diam. Aku pun menghentikan gerakan kakiku. Tapi gerakkan itu berlanjut lagi.

"Maaf Yoon, gak bisa dikontrol, hehe," masih dengan kegiatanku.

"Gak usah tegang gitu. Emang dari semalem kamu gak menghapal?"

Aku sedikit kesal dengannya. Di sini aku sedang tegang, sangat gugup, tapi dia terus saja menggangguku. Kini aku menatapnya.

"Yoon aku lagi persiapan, ngobrolnya nanti lagi, ya?"

Ku fokuskan lagi mata dan pikiranku pada materi yang akan aku presentasikan. Aku mendengar dia terkekeh, tapi aku tak mengindahkan.

Tiba-tiba Yoongi merebut kertas yang sedang ku pegang.

"Ih Yoongi, gak lucu! Siniin!"

"Aku gak ngelucu. Mending sekarang latihan sama aku. Menghapal terus bikin pusing. Ayo mulai."

Tanpa merespon apapun aku langsung menyampaikan kembali materi presentasi yang aku hapal tadi ke Yoongi. Tapi dia malah melihatku.

"Materinya ada di situ," seraya menunjuk kertas berisi rangkuman materi yang ada di tangannya.

"Aku udah hapal."

Ah terserah apa katanya. Aku percaya saja. Tapi dengan dia melihatku seperti itu, membuatku tak bisa berkonsentrasi.

"Jangan liatin aku dong."

"Baru diliatin aku aja udah gak mau, nanti di depan kamu diliatin semua temen kelas."

Oke. Terserah apa kata dia lagi. Aku pun mulai menyampaikan materiku.

"Udah lumayan. Lagi?"

"Udah ah cape. Semoga gurunya gak ada."

"Semoga gurunya ada."

"Ih."

"Biar kamu gak ada beban lagi."

Memang sih ya manusia bernama Min Yoongi ini sangat menyebalkan. Kadang aku merasa sedikit tertekan duduk dengannya. Karena dia selalu mendorongku dalam hal belajar. Walaupun itu bukan hal buruk, tapi aku tidak menyukainya. Belajar? Aku tidak suka.

Aku terus menggesek-gesekkan telapak tanganku yang basah pada rokku. Yoongi yang mungkin merasa risih melihatku melakukan hal seperti ini, kemudian mengambil tissue dari dalam tasnya dan memberikannya padaku. Aku hanya memandangi tissue itu. Yoongi pun berdecak dan mengambil kedua tanganku, kemudian dia menyimpannya di atas meja.

"Jangan gugup. Aku risih liatnya," belum melepas genggamannya dan mengambil tissue tadi kemudian mengusapnya lembut pada telapak tanganku.

Aku yang pada awalnya gugup, sekarang semakin gugup, gugup karena perlakuan Yoongi. Setelah selesai mengusap kedua telapak tanganku, Yoongi beranjak dari tempat duduknya dengan sampah tissue di genggamannya untuk ia buang.

KAMSAHAMNIDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang