Kamarnya kini teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi
Demikian penggalan lirik sebuah band indie, Banda Neira, yang malam ini mampir di telinga saya, dan jujur membuyarkan fokus saya yang harusnya hanya tertuju pada ujian tengah semester. Malam ini, saya sengaja menulis agar fokus saya kembali, agar apa yang membuat saya buyar kembali tertata pada tempatnya lagi.
Penggalan lirik itu tidak asing saya dengar. Saya menerima sendiri kalimat yang hampir sama dari seorang wanita setelah lama tak bersua. Tiap jumpa, matanya berkaca, yang dia bicarakan sama, dan saya tahu pasti ada rindu di sana. Katanya dia rindu yang biasa melahap habis makanan dari tangannya. Ketahuilah, yang kau rindukan juga merasa yang sama.
Hidup dengan empat orangtua (Orangtua kandung dan orangtua angkat) akan mengajarkanmu banyak hal. Pertama bersyukur, itu pasti. Kedua, kau akan tau caranya menghormati empat orang yang memiliki cara berbeda mengatakan apa itu hidup. Ketiga, kau akan bertanggung jawab lebih banyak dari biasanya. Dan yang terakhir, mengajarkanmu menyimpan banyak rindu, banyak kenangan, dan banyak doa. Itu semua indah.
Biar rasa syukur itu jadi rahasia saya. Biar sisa suka-duka itu jadi cerita saya. Biar doa itu jadi pegangan saya. Tapi ketahuilah, rindu bisa merusak raga perlahan jika terlalu lama di dalam. Maka semoga malam ini rindu bersama doa saya sampai pada kalian.
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah
Iya, saya pasti pulang. Setapak jejak kita dihantarkan doa mereka. Maka, sejauh apa pun kaki ini melangkah, dia akan kembali pada apa yang menghantarkannya dan menjadikannya ada, rumah... (Ini juga berlaku perihal kita pada-Nya)

KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd
Kısa HikayeSajak, cerpen, atau sekedar curhat ngalor-ngidul. Karena pekerjaan penulis adalah menulis :-)