Tepat ketika seseorang tersenyum, ada air mata seorang lain yang tepat jatuh. Entah keduanya terpisah barat dan timut, atau terpisah malam dan siang. Dunia akan selalu begitu. Seimbang.
Malam ini angin membawa gema sampai ke telingaku. Sekarang aku tahu, kau telah sampai di salah satu yang kau tuju. Setelah lama berlayar, meninggalkan tempat persinggahan jauh di belakang, akhirnya kau sampai. Tentu masih banyak lagi yang ingin kau tuju. Masih akan kau arahkan kapalmu semakin jauh dari ini, kau akan lupa apa saja yang ada di belakangmu. Kau akan asing dengan semua yang sudah kau tinggalkan untuk berjalan maju. Tapi tak apa, bukannya manusia memang akan selalu begitu? Seorang manusia akan menjadi asing bagi manusia lain pada waktunya. Manusia memang ditakdirkan untuk terasing dengan semua yang ada padanya kini ketika memasuki dunia yang baru. Wajah yang asing, ingatan yang asing, bahkan bahasa dan perasaan yang semuanya perlahan akan menjadi asing. Tidak ada yang abadi di bawah langit, semua akan selalu berputar.
Selamat berlayar, selamat melabuhi satu per satu tujuanmu. Ketahuilah, ketika kau tersenyum, ada orang lain yang berusaha melepaskan kau tanpa drama dan mengikhlaskan kau tanpa ratap. Ketahuilah, ketika kau berjalan maju, ada orang lain yang tetap berdiri pada tempatnya dan berserah. Selamat bertemu lain waktu dengan membawa keasingan kita masing-masing.
26 Nov 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd
Short StorySajak, cerpen, atau sekedar curhat ngalor-ngidul. Karena pekerjaan penulis adalah menulis :-)