PLAYING

144 5 0
                                    

PLAYING || Kim SeokJin & OC's || gak ada actionnya, gak ada romance nya :'v

*story by Indah Kim

Entah bagaimana bisa ia tiba-tiba berada di kamarku, menodongkan pistol tepat kearah kepalaku dan saat itu pula aku kehilangan kesadaranku. Ketika kesadaranku kembali aku sudah berada diruangan serba gelap yang dipenuhi beberapa mayat yang tergeletak membusuk. Aku menjaminnya ini adalah sebuah gudang kotor pembuangan mayat yang dipenuhi tikus-tikus pemakan bangkai manusia itu. Menjijikan.

Aku melihat sekelilingku. Tak ada tanda kehidupan lain selain diriku. Semuanya hanya mayat. Aku ingin keluar namun tak ada bantuan. Aku ingin teriak namun tak ingin menimbulkan suara gaduh yang menarik perhatian sosok aneh itu. Bisa saja sosok aneh itu masih berjaga diluar ruangan serba gelap ini.

Alih-alih berdebat dengan logika dan rasa takut, berdiam diri menanti siapa tahu saja sang peri datang menolong, bak kartun disney yang selalu ku tonton. Aku berkali-kali berdecak, merapalkan doa yang ku panjat berharap menemukan sedikit saja celah untuk dapat melarikan diri dari tempat sial ini.

Srrekk... Srrekk...

Aku menoleh tersentak kaget. Sebuah jendela ukuran kecil tak berkaca terkena hembusan angin malam yang tepat meresap kedalam tulang.
Beberapa lembar daun tua yang tergeletak terbawa bersama arah angin yang berhembus.

Aku rasa aku akan terselamatkan.

Setidaknya itu yang ada dalam fikiranku sekarang.
Aku berjalan pelan berusaha tak menimbulkan suara jejak kaki atau apapun. Aku yakin dia masih berjaga diluar memastikan sampai aku benar-benar menjadi mayat seperti mereka.

-oOo-

Pekatnya malam tak membuatku berhenti mengambil langkah panjang. Kucuran keringat membasahi piyama pink limited stock yang bahkan baru pertama kali aku kenakan. Mengingat bersusah payah aku mengantri untuk mendapatkannya dan tatanan rambut yang sudah tergolong sangat berantakan. Sial.

Nafas yang sudah tersenggal dan kaki yang sudah tak mampu mengayunkan langkah seribunya, aku sudah cukup lelah. Tapi dia tak hentinya mengejarku hingga pada sudut ini, padahal sudah terhitung dua jam lamanya dan aku sudah benar-benar lelah tak mampu lagi untuk melangkah.

"Hei menyerah saja kau Kim Seok Jin" sosok itu berseru dengan lantangnya. Ucapannya penuh penekanan dan amarah. Bibirnya membentuk sebuah kurva, sangat manis. Tapi aku bersumpah ia tak semanis senyumnya.

"Kau tidak akan bisa selamat. Menyerah saja lalu kau akan berkumpul dengan mayat-mayat itu." Peringatnya.

Aku berhenti berlari dari kejarannya, dan aku berdecak sebal padanya, pada diriku, juga pada keadaan.

"Apa mau mu, sih?" aku menoleh menatap tepat pada maniknya. "Bebaskan saja aku, toh kita pun pernah menjalin hubungan sebelumnya" lanjutku pasrah.

"Apa mauku?" Ia tertawa sakartis. Lalu menarik ujung pistolnya mengarah padaku. "Kau bertanya apa mauku tuan Kim Seok Jin?" Langkahnya terus mendekat, tatapan matanya menusuk lebih tajam membalas tatapanku sebelumnya.

Sial.

Aku bersumpah untuk mengutuk Dewi Fortuna jika aku mati malam ini juga ditangannya.

"Nona Han Yeo Na aku tidak tau apa salahku padamu, dan aku tidak tau kenapa kau begitu dendam padaku hingga sangat ingin membunuhku, tapi aku mohon bebaskan aku untuk kali ini saja" tuturku memelas. Sejujurnya ini bukan gayaku. Memelas, memohon, meminta pada gadis sialan sainganku dalam berburu koleksi langka yang pernah menjadi kekasihku itu.

Han Yeo Na mencibir. Semakin SeokJin berbicara, semakin dekat jarak yang dibuat oleh YeoNa dengan SeokJin.

Author PoV

SeokJin mundur selangkah, namun sialnya langkahnya terhenti oleh dinding dingin menyentuh bahu bidangnya. "Sial. Jalan buntu!" SeokJin bergumam. Sementara YeoNa semakin tertawa senang 'mangsanya' terpojokkan. " Kenapa Tuan Kim? Jalan buntu? Ingin aku selesaikan sekarang hidupmu?" tawarnya.

"Katakan apa maumu!" SeokJin berteriak frustasi. Gadis gila itu semakin menjadi. Benda yang disebut 'pistol' itu sudah di arahkan pada kepalanya.

"Salah siapa kau merebut baju piyama pink limited stock yang sudah ku pesan sebelumnya Tuan Kim"

"Oh astaga, hanya karena itu kau ingin membunuhku?"

"Kau tau kita sama-sama kolektor Pinky, dan kau tau itu adalah warna pink langka, Tuan Kim"

"Dan itu sangat tidak penting untukku, aku akan memberikan baju piyama yang membuatku nyaris mati ini untukmu! Dasar gadis bodoh!" SeokJin melontarkan amarahnya, sumpah serapah ia berikan untuk gadis sebodoh dan segila YeoNa itu. Ia tak menyangka hidupnya nyaris terancam hanya karena piyama pink bodoh yang sama bodohnya seperti gadis sial itu.

"APA?!" YeoNa menatap kesal pada SeokJin.

"Sudahlah buang saja pistol-pistolanmu itu! Aku tak ingin main lagi denganmu!" kesal SeokJin.

"Yak! Ada apa denganmu? Kenapa jadi begini?" bingungnya. YeoNa bahkan menjatuhkan pistol-pistolannya dan mengejar SeokJin yang pergi meninggalkannya.

"Aku tidak suka kau menyebutku kolektor warna pink! Aku ini pria jantan YeoNa! Aku akan mengadukanmu pada Ibuku!" SeokJin cemberut. Matanya memerah, dan ia sangat membenci Han Yeo Na.

"Tapi kau selalu memakai warna pink, ku fikir kau---"

"Aku menyukai warna pink tapi aku bukan maniak sampai mengkoleksinya!"

"Yak! Jinie~ ini hanya permainan!" YeoNa sudah kelewat kesal pada SeokJin yang menyudahi permainan ini hanya karena warna pink, ia membentak SeokJin dan menarik piyami yang dikenakan oleh SeokJin, tak lupa ia menjewer kuping SeokJin dan berlari menuju rumahnya yang berada disebrang rumah SeokJin.

"Aaaaaa" Seokjin berteriak kesakitan "Kau membentakku, menarik piyamaku, dan kau menjewerku Han Yeo Na! Awas kau, aku akan benar-benar mengadukanmu! Ibuuuuu.........."

-kkeut.

FF BTS' COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang