Chapter 1

3.4K 126 6
                                    


Characters : Kai, Hyemin, Sehun, Jaerin, Kris, Ellie, Emma and Others

Genre : AU, Bit Action, Fantasy, Mystery, Romance, Bit Supranatural | Lenght : Chaptered | Rating : PG-17+

Disclaimer : Kai, Sehun milik SM dan orang tua mereka. Kris, juga milik ortunya. OC adalah karangan hasil imajinasi saya. Saya hanya owner dari cerita ini dan poster diatas. Jadi jangan berusaha ngeklaim lagi cerita dan poster milik saya.

Summary : "Jangan berusaha mendekati kaum mereka, karena itu berarti perang."

***
Sang fajar mulai merangkak ke ujung cakrawala. Sinarnya yang agung bahkan mulai menunjukkan eksistensinya. Mata hazelnya mengerjap pelan. Diiringi suara kicau burung gereja di dahan maple, gadis itu beranjak bangun dari tidur cantiknya. Menyibak selimutnya kemudian merenggangkan otot ditubuhnya yang terasa kaku. Rasanya, pagi ini lebih indah dari sebelumnya.

Park Hyemin. Gadis itu kini tinggal di sebuah apartemen super megah milik kekasihnya, Kim Kai. Setelah beberapa masalah terjadi dalam hidupnya, pada akhirnya ia memutuskan kembali bersama Kai dan menjalani hidup layaknya sepasang kekasih lainnya. Walau ia harus super was-was selama bersama Kai, tapi hingga sejauh ini Kai tak menyakitinya seujung rambut pun. Dan itu yang membuat Hyemin mulai mempercayai Kai.

Bibirnya mengulas senyum tipis sembari melirik seorang lelaki yang dicintainya tengah berbaring di sampingnya. Hyemin cukup tahu jika vampire tak pernah tidur dari film yang sering di tontonnya bersama Jaerin dulu, tapi bagaimana caranya vampire yang satu ini bisa berbaring dengan mata terpejam seperti itu? Kim Kai memang aneh.

"Setidaknya aku tak seaneh Xi Luhan yang ingin memperkosamu." suara Kai tiba-tiba terdengar disaat Hyemin ingin turun dari ranjang. Dan ya, Kim Kai memang tak pernah tidur. Ia hanya memejamkan matanya menemani Hyemin tidur.

"Jangan sebut nama itu lagi, Kim Kai yang terhormat." marah Hyemin. Dan fix, Hyemin membenci si pemilik nama itu sampai kapan pun.

Kekehan kecil terdengar dari mulut Kai. Andai waktu itu tak ada dirinya, mungkin gadis ini sudah berakhir di tangan Luhan yang berotak cabul itu. "Kau pergi ke kantor hari ini?" tanya Kai mengalihkan pembicaraan. Ya, dari pada Hyemin melemparnya dengan vas bunga karena terus membicarakan Luhan, lebih baik menanyakan hal yang wajar saja.

"Sepertinya tidak. Oh ya, apa aku belum memberitahumu?"

"Apa?"

Hyemin menghela nafas sembari merapikan bantal dan selimut yang masih digunakan oleh presdir pemalas ini berbaring.

"Presdir Kim Kai yang terhormat, hari ini aku dan Jaerin ijin tidak masuk kantor ya." ujarnya menepuk kedua tangannya dan menunjukkan puppy eyesnya pada Kai. Kai mengeryit bingung. Sejak kapan Hyemin bisa melakukan itu? Dan, hei apa yang akan mereka lakukan berdua?

Kai beranjak bangun kemudian melemparkan death glare andalannya ke arah Hyemin. "Kemana? Kalian akan kemana? Mencari lelaki lain untuk dikencani? Ah, tidak tidak. Kalian harus masuk kantor hari ini."

Sekarang ganti Hyemin yang mengeryit. Oh, apalah yang dibicarakan Kai. Mana mungkin dirinya dan Jaerin mencari lelaki lain untuk di kencani, sedangkan Jaerin akan segera menikah dengan Sehun. "Ku kira kau presdir yang pintar. Tapi kenapa pikiranmu masih kekanakan, Kai." skak mat. Kai diam seribu bahasa mendengar pernyataan Hyemin. Okey, seharusnya ia hanya bertanya mereka akan kemana. Bukan langsung mengintimidasi dengan pernyataan yang belum jelas kebenarannya.

"Jadi, kalian akan kemana?" suara Kai lebih lirih dibanding dengan yang tadi, membuat Hyemin terkekeh pelan. Ia kemudian mendekat dan menangkup wajah Kai dengan kedua tangannya.

"Dengar, Kim Kai yang kekanakan..." Hyemin memberi jeda beberapa sekon sembari menatap manik kelabu yang membuatnya nyaman sekaligus merasa sedikit takut itu. "aku dan Jaerin akan pergi ke sebuah butik dan memesan gaun pernikahannya dengan Sehun." sambungnya kemudian beranjak menuju almari pakaian. Memilah satu setel pakaian casual yang cocok untuk dipakainya saat musim dingin seperti ini. "sebenarnya Jaerin menyuruhku yang membuatnya, tapi sepertinya aku tak bisa membuatnya karena..." ucapannya terhenti sesaat setelah ia menarik sebuah jegging dari dalam almarinya. Hyemin tertunduk meratapi nasipnya yang mempunyai cita-cita tinggi, namun kendala biaya pula yang menghambat cita-citanya.

The Succubus And The Vampire [Kai Fanfict] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang