Chapter 10

352 26 0
                                    

***

Emma berlarian memasuki gedung perusahaan milik keluarga Kai. Jam di tangannya menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Ia mempercepat larinya kendati sedikit tersenggal karena sulit memakai pencil skirt dengan high heelssetinggi sepuluh senti.

Mata-mata saling memperhatikan ketika Emma memasuki lobi. Para pria berdecak kagum, sedangkan para wanita mengumpat iri. Ternyata wanita cantik dikalangan mereka ada yang nyata. Bahkan mereka menyebut Emma lebih cantik dari istri bosnya, Park Hyemin. Sungguh pun, hal itu memang benar.

Surainya yang berwarna hitam-entah sejak kapan ia menggantinya-di ikat rapi ke atas membentuk ekor kuda. Wajahnya yang tanpa cacat, terpoles make up tipis sehingga nampak natural-bahkan seperti tidak memakai make up. Pencil skirt, blouse, danblazer yang membungkus tubuhnya terlihat pas sehingga mengikuti bentuk tubuh si pemilik. Benar-benar cantik.

Sadar akan mata yang memperhatikannya sedari tadi, Emma buru-buru ke mejareceptionist. Sedikit membungkuk, lantas mengutarakan kalimatnya.

"Boleh saya tahu, dimana ruangan Tuan Kim Kai?" tanyanya kepada seorang wanita yang baru saja menutup gagang teleponnya. Wanita itu nampak tersenyum menanggapi pertanyaan Emma.

"Apa Nona sudah membuat janji dengan Tuan Kim?"

Emma menenggak ludahnya kasar. Apa harus membuat janji lebih dulu ya jika bertemu dengan Kai? Oh, sungguh Emma tidak mengerti apa-apa.

"Ehm, saya-"

"Dia sekretaris baruku. Tidak perlu membuat janji, Minju." seseorang berkata dari belakang tubuh Emma. Ia berbalik dan menemukan sosok Kai dengan aksen tegas pada lekuk wajahnya-tak berniat sedikitpun mencetak ukiran manis pada bibirnya.

Minju membungkuk, bibirnya berkomat-kamit menggumamkan kata maaf kepada atasannya. Sedangkan Emma tersenyum menyambut kedatangan Kai.

"Ikuti aku!" perintah Kai. Ia berjalan lebih dulu memimpin jalan untuk Emma. Sementara Emma mengikutinya dari belakang-dengan tempo detak jantung yang tidak beraturan. Ia gugup, takut melakukan kesalahan di hari pertamanya bekerja.

Kasak-kusuk terlontar dari bibir setiap karyawan yang mendengar pernyataan Kai beberapa sekon lalu. Tidakkah sedikit berlebihan jika sekretaris presdir secantik itu? Ya, meskipun sekretaris yang lama pun juga cantik, tapi Emma, dia adalah yang tercantik dari gadis-gadis cantik di manapun. Asumsi pun jatuh bahwa Kai mempunyai hubungan khusus dengan Emma. Hubungan yang seperti apanya, mereka juga tidak tahu.

Kai menekan tombol lift yang akan membawanya menuju lantai 3 dimana ruangannya berada. Keduanya masih terdiam sembari menunggu pintu lift terbuka. Emma baru menyadari satu hal bahwa Kai sangat berbeda ketika berada di kantor. Bukan lagi seorang pemuda yang kerap kali tertawa dan suka melontarkan candaan pada dirinya. Tentu saja, Kai CEO sebuah perusahaan yang harus menjaga sikap di depan karyawannya.

Pintu lift berdenting terbuka. Kai masuk disusul Emma. Mata Kai mengunci setiap pergerakan gadis itu yang berdiri di depannya. Wangi cherry yang menguar dari tubuh Emma membuat Kai seakan mabuk. Ia ingin sekali meraup bibir gadis itu dan menjelajahi setiap lekuk tubuhnya.

Helaan napas kasar keluar dari bibir Kai. Oh, demi Neptunus sang penguasa lautan, Kai rasa ia sudah gila. Kai memiliki istri, bahkan sudah dikaruniai seorang putra tampan yang sedang menunggunya di rumah. Pantaskah ia berpikiran seperti itu pada wanita yang dikenalnya baru-baru ini?

Ingatkan Kai tentang itu.

.

- ** -

.

The Succubus And The Vampire [Kai Fanfict] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang