Chapter 8

462 31 0
                                    

***

Kai terperangah. Mungkin lebih tepatnya ia hanya membatu ditempatnya berdiri saat ini. Pemandangan apa yang terlukis dihadapannya saat ini benar-benar membuat hatinya mencelos. Ia memang terlampau sulit untuk menerima kenyataan bahwa istrinya sudah tiada. Dan mungkin, apa yang terjadi sekarang adalah jawaban dari Tuhan atas apa yang terjadi beberapa saat lalu padanya.

Hyemin tak ada di tempatnya berbaring beberapa saat lalu. Jasadnya menghilang entah kemana. Dan Kai, pemuda itu hanya mampu menyesali apa yang telah terjadi. Sebab, jika ia menuruti titah Sehun, kejadian seperti ini tak akan mungkin terjadi. Karena apa, Kai berada di samping Hyemin.

"Dimana Hyemin?" ini bukan suara Kai, melainkan suara Sehun. Bisa dibilang ia adalah seseorang yang paling bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Hyemin. Ya, walaupun semua orang tahu, Sehun sudah berjuang sekuat tenaga. Tapi tetap saja, Kai masih belum menerima semua yang terjadi karena istrinya meninggal tepat di hadapan Sehun.

"Lin~ dimana Hyemin?" Sehun kembali bersuara, yang kali ini ditujukan kepada istrinya. Karena yang ia tahu, sejak mereka sampai, Jaerin tak bergerak sedikitpun dari pembaringan Hyemin. Perempuan itu menggeleng, ia berusaha mengatakan sesuatu namun lidahnya terasa kelu.

"Bagaimana bisa kau tidak tahu?" suara Sehun sedikit meninggi yang membuat perubahan pada mimik wajah Jaerin. Sehun yang sadar akan itu lekas memeluk istrinya dan mencium puncak kepalanya singkat. Emosi Sehun sedang tak stabil sekarang. "Maaf." gumamnya lirih.

Jaerin mengangguk, wanita itu hanya menangis sesenggukan dipelukan Sehun tanpa mampu berbicara sepatah kata pun mengenai apa yang telah terjadi. Terlalu sulit untuk menjelaskannya, dan mungkin itu akan sangat melukai hati Kai.

"Tak usah khawatir, semua baik-baik saja." ini adalah suara ayah Kai. Beliau muncul bersamaan dengan ibunda Kai yang justru tersenyum dengan begitu manis. Wanita itu seharusnya sudah keriput dan jelek sekarang, tetapi fisiknya masih saja terlihat seperti ibu-ibu muda tiga puluh tahunan.

"Apa paman tahu dimana Hyemin?" pertanyaan bodoh macam apa yang Sehun lontarkan? Seharusnya ia sudah mengetahui apa jawabannya. Karena ia tahu betul ayah Kai adalah vampir terkuat di antara klan mereka, yang kemudian kekuatan itu menurun kepada Kai.

"Hyemin sedang berada di hutan-" sontak kalimat itu membuat Kai menoleh cepat ke arah ayah dan ibunya berdiri. Sejurus kemudian, tubuh Kai sudah berdiri tegap di samping ayahnya. Pemuda itu mengharapkan penjelasan atas apa yang ayahnya sampaikan.

"Hyemin tengah kelaparan, dan sebaiknya Kai, kau cepat susul dia. Aku hanya takut jika Hyemin lepas kendali." dan penjelasan itu di sampaikan oleh ibu Kai. Wanita itu menepuk bahu putranya agar ia mengerti apa yang di maksud oleh ibunya tentang kata kelaparan tadi.

"Maksud ibu? Apa Hyemin-"

"Cepatlah, sebelum terlambat!"

Tak menunggu lama lagi, Kai mengayun langkahnya menuju ke hutan dimana ayah dan ibunya sampaikan tadi. Cukup banyak hutan di sekitar Seoul, hingga sebuah keyakinan yang membawa pemuda itu memilih pergi ke sebuah hutan di daerah Itaewon.

Sesaat setelah Kai berhasil keluar dari rumahnya, hujan mengguyur kota Seoul. Walau tetesan air hujan sudah membuatnya basah kuyup, Kai tak peduli. Ia hanya berpikir harus cepat sampai Itaewon dan menemukan istrinya.

Entah bagaimana perasaannya saat ini, sangat sulit mendeskripsikannya. Antara senang bercampur ketakutan. Bagaimana jika Hyemin sudah tidak seperti Hyemin yang dikenalnya dulu? Dan bagaimana nasib anak mereka kelak? Entahlah, Kai terlalu takut untuk berpikir yang macam-macam.

Tak berapa lama setelahnya, kaki Kai berhasil menapak diatas tanah basah hutan kota Itaewon. Sayup-sayup terdengar gemerisik dedaunan yang bergelut dengan air hujan. Kala itu, irisnya menangkap sosok kecil berbalut gaun hitam selutut tengah terduduk di atas rerumputan dengan darah berceceran sekitar kakinya.

The Succubus And The Vampire [Kai Fanfict] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang