Epilog

543 34 0
                                    

***

Pagi ini suasana tampak berbeda di kediaman Kim. Rumah yang selalu lenggang karena ditinggal pemiliknya bekerja itu pun mendadak riuh dengan kehadiran beberapa orang. Ayah Kai mengundang seluruh anggota keluarganya dan teman-teman Kai untuk datang dan menikmati barbequebersama. Pun ayah Hyemin juga datang ke sana.

Dua sosok asing yang sebelumnya telah dikalahkan oleh Emma juga hadir. Mereka hanya duduk sambil mengobrol ringan dengan pemimpin klan berbulu yang tempo hari juga ikut dalam peperangan; Kim Namjoon. Kris dan Ellie belum benar-benar pulih karena sebelah sayap mereka yang tersisa rupanya tidak berfungsi dengan baik.

"Apa kalian akan tetap menjadi incubus dan succubus jika tidak memiliki sayap?" Namjoon bertanya, mengambil sepotong kukis dan memakannya.

Kris nampak kebingungan menjawab, karena sesungguhnya ia pun tidak tahu disebut makhluk apakah dirinya itu. Setelah perang berakhir, Kris baru tahu rupanya ia bukan seorang incubus murni. Mark menjelaskan semuanya pada Kris, namun ia belum juga mengerti mengapa ada yang murni dan tidak murni di kaum mereka.

"Aku tak begitu yakin, tapi, kurasa aku bukanlah seorang incubus lagi." Kris tertawa renyah. Dan hal itu pun baru dilihat semua orang pada hari ini. Ia seringkali hanya tertawa meremehkan, atau tertawa licik. Belum pernah tertawa karena sebuah lelucon yang menggelikan.

"Ah, dan menjadi incubus atau succubus tidak semenyenangkan itu, asal kautahu." Ellie mengimbuhi. Ia menjelaskan bagaimana incubus atau succubus dapat bertahan hidup. Dan penjelasan itu pun membuat Namjoon bergidik karena ia buta soal seksualitas. Ia sama sekali tak mengerti perihal itu karena sepanjang usia si manusia serigala, Namjoon belum pernah berhubungan dengan serigala betina.

"Kau serius?" Kris bertanya dengan mata membola.

"Kau belum pernah berhubungan dengan wanita sebelum ini? Tidak bisa dipercaya!" Ellie ikut berteriak yang kemudian buru-buru dibekap oleh tangan Namjoon.

"Pelankan suaramu. Kau membuatku malu saja." Tukas Namjoon.

Kris kembali terkikik. "Hei, kalau kau mau, kaubisa berhubungan dengan adikku mulai sekarang. Dia sendiri, kok."

"Tidak. Terimakasih." Namjoon menggeleng tegas.

"Hei, apa maksudmu? Kau menyakiti hatiku dengan perkataanmu itu!"

"Aku 'kan hanya bilang tidak. Memangnya aku menyakiti apa?"

"Kau menolakku. Beraninya kau!" Ellie lekas mendekat. Memukuli bahu Namjoon dengan bantal sofa yang berada tak jauh darinya. Melihat itu, Kris kembali tertawa. Emily dan Himchan yang melihatnya pun merasa senang atas tawa itu.

Ada masa di mana Kris sungguh-sungguh mengkhawatirkan dengan ketamakan dan obsesinya terhadap kekuasaan. Namun, di lain sisi, pemuda itu adalah sosok yang hangat dan suka tertawa seperti sekarang. Emily mengingatnya, saat masih kecil karena ia satu-satunya anak laki-laki, Kris suka merengek padanya. Kris suka meminta dibelikan sesuatu oleh Emily yang berakibat keduanya mendapat hukuman dari sang ayah karena keluar dari kastil diam-diam.

Namun saat itu, Kris tidak pernah marah. Ia justru menertawai dirinya sendiri dan kakaknya saat menjalani hukuman tersebut. Entah sejak kapan, Kris menjadi sosok yang berubah seperti beberapa saat lalu; sosok yang mengerikan dan begitu licik. Sampai-sampai, Emily lupa, apa benar pemuda itu dulu adalah adik kecilnya yang menggemaskan?

"Aku baru melihat Kris tertawa hari ini." Himchan memulai percakapan, sementara Emily membalas dengan seulas senyuman.

"Ia seperti itu saat masih kecil, Jacob. Entahlah apa yang membuatnya berubah."

Himchan ikut tersenyum. "Sebuah kekuasaan dapat merubah diri seseorang, Em."

"Kau benar." Emily memandang Himchan. Tatapan sayang yang terpancar dari manik lelaki itu, membuat Emily merasa sangat nyaman. "Jadi, ceritakan padaku bagaimana kau bisa selamat dan sampai ke sini?"

The Succubus And The Vampire [Kai Fanfict] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang