Penolakan berulang kali.
Hari ke-2
"Alvaaaan" teriak Disya. Disya sebenarnya masih malu akan hal yang kemarin. Namun, daripada jadi badut ditengah lapangan jadi ia lebih memilih mencoba meminta Alvan untuk mengantarnya pulang. Namun, ternyata sama malunya dan yang ini lebih sulit. Apa mau dikata ia telah memulainya kemarin dan ia harus mengakhirinya juga.
Alvan yang dipanggil hanya menengok sekilas lalu kembali berjalan. "Songong!" Disya bergumam. Ia kesal karna Alvan itu seperti tidak melihatnya.
Disya kembali berlari –lagi- seperti kemarin yang beda hanyalah kali ini ia sambil berteriak "Alvan songong tungguin gueeee!".
Hap!
Ia kini telah di hadapan Alvan. Ia cengengesan malu. Ia melihat kearah wajah Alvan. Dingin dan seram adalah kesan yang cocok untuk tampang yang dipasang Alvan kali ini. "Alvan please yaa anterin gue, sekali lo nganterin gue itu berarti lo nyelamatin hidup dan kisah SMA gue Van" Disya berkata itu sangat lancar. Seperti yang ia latih semalam. Ia berlatih karena ia sangat tau jika ia tidak berlatih itu sama saja ia tak tau mau mengucapkan apa di hadapan Alvan.
Alvan hanya diam menatap gadis di hadapannya.
"Alvan mau yaaa, pleaseeee" kini gadis itu sedang mengerjapkan matanya dan tangannya diposisikan seperti ia memohon sesuatu. Namun, tiba-tiba gadis itu –Disya merunduk. Alvan bisa dengan jelas melihat perubahan ekspresi Disya sebelum menunduk. Pucat.
"ga penting" Alvan menjawab. Ia bukannya tidak cemas saat melihat wajah Disya pucat. Hanya saja menurutnya itu karena ia kecapean lari pas mengejarnya. Jadi itu tidak akan jadi masalah besar. Alvan berjalan menuju kendaraannya.
Disisi yang lain, Disya bisa merasakan bahwa Alvan telah berlalu dari hadapannya. Ia takut saat mendengar suara seperti kemarin. Ia berusah menenangkan dirinya. Ia berjalan ke arah gerbang utama dan bersyukur sopirnya masih menunggu di depan seperti kemarin.
--
Hari ke -3.
Hari ini Disya berniat untuk tidak menghampiri Alvan terlebih dahulu. Ia lelah dan tidak cukup kuat untuk menahan malu setiap harinya. Ia berjalan melewati Alvan yang sedang mendengarkan temannya berbicara. Disya melewati Alvan tanpa melihat ke arah Alvan.
--
Hari ke-4 Disya kembali meluncurkan aksinya. Namun tetap sama hasilnya. DITOLAK.
Begitulah hari-hari berikutnya sampai ia sadar jika sekarang telah hari pertama di minggu kedua.
--
fah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare for US
Teen FictionAwal cerita hanya karena Truth or Dare yang menjebak gadis bernama Adisya Kayfara yang notabene-nya hanyalah seorang anak baru. membuatnya harus berusaha membujuk seorang Alvan yang dinginnya keterlaluan namun tampan,yang jika tidak berhasil maka ia...