Salma lagi-lagi disergap rasa tak biasa usai mengirim email undangan pernikahan buat Arya. Tak lama kemudian, Tante Brin datang dari Pekalongan, bersama Raditya dan ibunya Radit.
Ada apa sebenarnya?
****
Ibu melangkah gembira menuju ruang tamu. Parasnya demikian cerah. Mata beningnya berbinar. Ibuku selalu riangmanakala ada tamu yang berkunjung ke rumah. Kalau dalam seminggu, tak ada tamu yang datang, maka Ibu akan merasa gelisah dan sibuk bertanya-tanya
"Kenapa? Kenapa nggak ada yang namu ya?"
Secepat kilat, beliau akan menggelar pengajian sederhana.Mengundang beberapa tetangga. Motivasi awalnya? Supaya ada yang bertamu ke rumah! Agak "ajaib", eh?Apalagi, ketika tahu bahwa yang datang adalah
"tamu spesial". Pake telor.
Ha ha. Yap, calon menantu kesayangan sekaligus calon besannya.
"Mbak, kenalin ini ibu Susi Astuti, ibundanya Raditya...."
Tante Susi masih menunduk lemah. Bahasa tubuhnya menunjukkan perempuan paruh baya ini berada dalam kondisi tidak nyaman.
"Mbak Elly inget sama bu Susi?"
"Hah?! Inget gimana? Wong ini kan baru pertama kali aku ketemu sama calon besanku. Gimana, perjalanannya tadi lancar kan, dari Pekalongan? Surabaya puanaaasss ya Jeng..."
Setengah dipaksa, tante Susi berusaha mengukir senyum. Radit juga salah tingkah. Ada apa ini?
"Mbak. Masak Mbak Elly nggak inget sama sekali? Bu Susi? Clarke Quay? Singapura?"
Alis ibuku mengernyit.
"Kamu ngomong apa sih, Brin?"
***
Cerita Sabrina dan Ibunya Salma, 23 tahun lalu
"Briiiiin....! Seriusan nih, gue kudu berangkat ke Singapore? Pegimane nasib Salma anak gue, Briiin.. Dia kan masih bayiiik. Ntar gimana nyusunya?"
"Ya elah mbak Elly....! Jangan kayak orang susah, napa?? Noh. Di toko-tokoudah banyak yang jual susu formula! Buat bayi baru brojol aja ada."
"Enak aja lo! Gue maunya nyusuin Salma sampe umur 2 tahun, Briiiin...Gue bakal sedih banget nih kalo kudu ninggalin Salma. Seminggu! Ya ampun, ibu macam apa gue, yang ninggalin oroknya..."
Mbak Elly mulai menangis. Doh. Ngimpi apa, Bang Ganjar punya bini macem doi! Labilnya gak ketulungan! Sejak zaman prawan ting ting, doi mupeng keliling dunia. Trus, semangatmembabi buta ngajakin gue ikutan MLM.
"Enakan ikut MLM ini nih... lo bisa ngedapetin kebebasan finansial! Bonusnya menggiurkan, dan lo bisa jalan-jalan keliling dunia....!" itu motivasi yang bikin kuping gue budeg saban hari.
Ya wis. Walhasil, kami berdua—si sodara ipar yang sama-sama gahool to the max ini—berjibaku jualan barang-barang food container berbasis MLM.
Nelponin temen kuliah-SMA-SMP-SD-TK *blaaah!!*, janjian presentasi, memprospek sampe berbusa-busa, pokoke gimana caranya, kita kudu dapat downline sebanyaaak mungkin!
Duit, duit, duiiit, come to mama, hahaha...!
Kerja keras kita berdua membuahkan hasil.
Gara-gara point yang super-duper-yahud, kami berdua dapat reward berupa East-Asian-Conference bagi para Top-Manager MLM di Singaporeeee...!!
Yuhuuu, hepiii beraats neeiik! Untuk pertama kalinya dalam hidup, gue bakalan menginjakkan kaki di bumi Singapura.
O yeah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMBANG (cerpen )
RomanceKetika Kisah Masa Lalu Mengusik Kehidupan Percintaan Masa Kini