1. 13/03/2167

42 2 11
                                    

"Chris, makanan sudah siap, cepat makan sebelum supnya dingin!" teriak ibu. Huft, dari baunya saja, aku sudah tahu bahwa itu adalah sup brokoli. Menyebalkan, siapa yang masih makan brokoli di abad ke-22? Terlebih lagi, tidak pernah ada daging lobster di masakkan ibu. "Berhenti melamun, Chris! Cepat makan, sup brokoli kali ini ibu jamin enak!" teriaknya lagi," sudahlah Chris, aku yakin besok ibu akan memasak sup kepiting kesukaanmu." bisik kakakku, Emily.

Akupun berjalan ke ruang makan, disana sudah ada ayahku yang sedang baca koran dan siapa sangka, paman Charles juga ada disitu! Sejak kapan dia disini? Ah, sup brokoli sudah sangat menyebalkan, dan sekarang ada Paman Charles di rumah. "Aku tidak nafsu makan bu, lebih baik aku di kamar saja!" teriakku, "yakin kamu tidak mau makan?" bisik kakakku lagi, " tentu saja mau, perutku lapar! Tapi, Paman Charles yang menyebalkan ada disitu, nanti bawakan saja sup brokoli dan sepiring nasi ke kamarku ya." bisikku balik. Lantas aku menyalakan TV di kamarku, aku terus menggonta-ganti channel, TV zaman sekarang sangat tidak seru, isinya hanya kartun,berita dan drama-drama tidak jelas. Baru saja aku ingin mematikan TV, terdengar suara ledakan dari belakang rumah.

Dengan rasa kaget aku turun ke ruang makan dan bertanya, "apa yang terjadi?" "aku pun tidak tahu, ayo keluar dan tanya tetangga!" sahut ayahku. Ketika keluar, asap dimana-mana, kami tidak bisa melihat apa-apa selain kaki kami sendiri. "Semua, kembali ke rumah, sekarang!"bisik ayahku, semua keluargaku  berlari masuk ke rumah, kecuali ayahku, ia tertembak tepat di dada, "ayah!" teriak kakakku. Aku segera mengunci pintu dan aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, kakakku menangis dengan sangat keras, sedangkan Paman Charles sudah pergi  entah kemana. "Emily, jangan menangis, mereka dapat mengetahui keberadaan kita jika kamu menangis seperti itu! Dia sudah tiada, Emily! Sudah tiada!" bisik ibu. Aku melihat ke arah jendela, terlihat pasukan-pasukan bersenjata dengan bendera Russia di lengan seragamnya, ada apa ini? Aku segera lari ke kamarku dan menyuruh ibu dan kakakku megikuti. "Sejak kapan kamu menonton berita, Chris?" kata kakakku, aku memang sempat mengganti ke channel berita sebelum mematikan TV, "diamlah! Lihat, disitu tertulis bahwa Russia sedang menyerang Amerika!" kata ibu. Tiba-tiba saja terdengar suara dobrakan pintu utama rumah, "cepat,ambil tasmu dan cepat cari kotak P3K! Chris, kamu sering menyimpan makanan ringan di bawah ranjang, kan? Cepat ambil! Ibu akan ambil hp kalian." bisik ibu. Hentakkan kaki di tangga sudah terdengar, tidak terasa, mereka sudah mendobrak pintu dengan mudahnya, kami langsung lari ke balkon belakang kamarku. "Lompatlah, tidak apa-apa, kakimu tidak akan patah." kata ibu, aku dan Emily lompat dan ibu menyusuli.

"Astaga, ledakan yang tadi kita dengar ternyata adalah sebuah helikopter yang jatuh!" kata Emily, " Itu rumah Pak Gilford, kan? Semoga saja dia selamat" lanjut aku. "Emily, Chris, lari! Para pasukan melihat kita!" teriak ibu. Kami bertiga lari menyusuri reruntuhan rumah Pak Gilford, tapi, sebuah pesawat menembaki kami, kami segera berlindung dibawah batu-batuan. "Seandainya, tadi aku makan sup brokolimu, bu!" aku menyesal, perutku keroncongan dalam situasi seperti ini, terlebih lagi ayahku yang tertembak tepat di depan mataku. Aku meneteskan air mata, "Hari ini adalah ulang tahun Watson, temanku!" "Kenapa kamu malah membahas dia, Chris? Apakah kamu sudah gila?" sahut Emily, "Aku baru saja ingat bahwa dia berulang tahun hari ini, dan aku lupa mengucapkan selamat kepadamya!" sahutku balik, jelas, ucapanku mulai tidak nyambung dan keluar dari topik, otakku beku seketika, aku memang banyak berbicara pada saat ketakutan. "Sudahlah, kalian berdua! Pesawat itu terus menembaki kita, lebih baik kita diam dan pura-pura mati!"teriak ibu. Lantas, kami diam dan pura-pura mati dibawah bebatuan itu. Sialnya, pasukan bersenjata tadi terlihat sedang menghampiri kami dan pesawat berhenti menembak, mereka mengira kami sudah mati, dan mereka mengambil kotak P3K, roti, dan hpku yang ada di tasku. Aku hanya bisa diam dan menahan nafas, lalu mereka bercakap satu sama lain dalam Bahasa Rusia.

Scars of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang