Allahu Akbar... Allahu Akbar....
Azan subuh mulai berkumandang. Seluruh umat muslim mulai bangun dari tidurnya untuk melaksanakan shalat. Tak terkecuali Prilly Latuconsina, seorang gadis berkerudung yang mempunyai wajah ayu, berusia 22 tahun.
Ia bangun, lalu mengambil whudu. Setelah itu, ia memakai mukenahnya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Lain halnya dengan seorang laki-laki yang bernama Aliando Syarief, yang berusia 24 tahun. Ia masih bergelut dengan selimut tebalnya dan tak memperdulikan suara ketukan dari luar kamarnya. Ia tahu pasti itu adalah ibunya, Resi yang membangunkannya untuk menyuruhnya melaksanakan shalat.
ALI'S POV
"Arrgh... mama berisik banget, sih! Gak tau apa gue masih ngantuk. " Gerutuku
"Ali, kamu mau bangun atau semua fasilitas kamu mama sita?"
Suara diluar sana langsung membuatku terbangun dari tidurku dan membulatkan mataku
'Ahh? Yang bener aja? Kalo semua fasilitas gue disita, mau di taruh dimana muka gue? Mau bilang apa ke cewe gue? Yaudah deh, ngalah aja' batinku
Aku langsung berlari ke kamar mandi untuk membasahi sedikit tubuhku, seperti tangan, wajah, rambut, kaki, telinga. Seperti whudu, tapi bukan.
Setelah itu, aku langsung berlari ke arah pintu kamarku dan membuka knop pintunya.
Ceklek
"Aduh mama, apaan sih teriak-teriak. Ali tadi lagi ambil whudu." Dustaku
Mama memperhatikan tubuhku dari bawah sampai atas.
Ia pun mempercayai perkataan putranya itu.
"Hehe, maafin mama ya, nak. Mama gak tau"
"Huft... iya mah. Yaudah, Ali mau shalat dulu ya, mah.
"Iya, yaudah. Mama keluar dulu, ya."
'Huft... untung mama percaya'
Aku pun langsung melompat ke tempat tidurku dan menarik selimut lalu memutup mataku.
Ali's POV End
05.30 pagi
Rumah Prilly
Setelah shalat subuh, Prilly langsung menuju Dapur untuk membantu ibunya memasak dan menyiapkan sarapan. Sebelumnya ia menyempatkan diri untuk membaca Al-qur'an terlebih dahulu.
-Dapur-
"Selamat pagi, Ibu" sapa Prilly pada ibunya dengan ceria.
"Selamat pagi juga putri ibu yang paling cantik" balas ibu Prilly -Ully-
"Ah, Ibu. Bisa aja mujinya" Ucap Prilly dengan pipi merah merona.
"Ihh... bikin gemes aja anak ibu ini. Pipinya merah" ucap ibu Ully gemas sambil mencubit kedua pipi anaknya yang mulus itu.
"Ah, Ibu. Sakit" balas Prilly manja.
"Udah-udah. Mending kita siapin sarapan buat ayah, yuk"
"Oke, Ibu" balas Prilly semangat.
Prilly pun dengan telaten menyiapkan sarapan untuknya, ibunya, dan ayahnya.
'Betapa beruntungnya aku memiliki anak sepertinya. Ya Allah, lindungilah selalu anakku. Berikan ia kebahagiaan selama hidupnya' batin Ibu Ully sambil menatap Putrinya.
"Oh ya, Bu. Hari ini jadi kan kita ke Masjid ikut pengajian?" Tanya Prilly
"Jadi dong, Sayang" jawab Ibu Ully